Chapter 29

5K 308 25
                                    

Lanjut yukk, minna-san...

***

Yukina duduk di bangku sambil menghela nafasnya. Hari ini hatinya terasa tidak tenang setelah Zen meminta izin kepadanya untuk menghadapi kakaknya. Sebenarnya, Yukina sangat lah tidak setuju dengan keputusan Zen yang harus mempertaruhkan nyawanya.

Ia tahu kalau Zen melakukan itu hanya untuk melindunginya, tapi jika caranya seperti ini, Yukina benar-benar tidak setuju. Pasti hari ini Zen sudah pergi ke dimensi lain untuk menemui kakak yang paling kejam, maka dari itu hari ini Zen tidak masuk untuk sekolah dahulu.

Saat, Yukina sedang asyik melamun. Sebuah tangan yang mendarat di bahunya membuyar lamunannya. Ia menengadahkan kepalanya untuk menatap orang tersebut. Dan, berdiri lah seorang gadis yang ingin Yukina hindari.

"Hai, Yukina. Kamu sudah baikan ?". Tanya Sherla.

"Hm,". Jawab Yukina singkat.

"Oh ya, aku punya sesuatu buat kamu,". Ucap Sherla sambil merogoh tas selempang yang ukurannya cukup besar. "Nih, aku buat sendiri, lho. Khusus buat kamu,". Pinta Sherla sambil menyodorkan sebuah kalung.

Kalung itu berwarna perak menyala dengan bandulan berbentuk bulan sabit yang warnanya sepadu dengan sedikit pernik-pernik yang tertempel di pinggiran bulan sabit tersebut.

"Kamu buat sendiri ?". Tanya Yukina.

Sherla mengangguk,"Iya, jangan lupa pakai, yaa. Kamu pasti tambah cantik pakai itu,". Pinta Sherla.

Yukina tersenyum sambil menerima kalung tersebut. Ia memandangi bandulan kalung yang bentuknya sama dengan lambang yang Zen berikan kepadanya, membuatnya merindukan laki-laki itu,"Terima kasih,". Pinta Yukina.

"Sama-sama, sini aku pakein,". Ucap sherla sambil mengamil kalung itu kembali dari genggaman Yukina.

"Eh, gak perlu Sherla. Aku bisa sendiri,". Pinta Yukina.

"Udah, gak apa-apa.".

Sherla mengesampingkan rambut Yukina yang tergerai ke sebelah kiri. Saat, ia akan mengaitkan setiap ujung kalung tersebut, matanya menangkap sesuatu yang tidak biasa. Di leher Yukina terdapat empat lubang kecil yang lukanya sudah mengering. Sherla menyentuh luka tersebut dengan perlahan,"Ini luka apa ?". Tanya Sherla.

Dengan segera, Yukina menepis tangan Sherla dan menutup luka tersebut dengan rambut panjangnya,"Ini bukan apa-apa,". Ucap Yukina gugup.

"Tapi, luka itu seperti luka gigitan Vampire,". Ucap Sherla.

"Kamu bilang Vampire ? Vampire itu tidak ada, lagi pula banyak orang yang memiliki luka seperti ini,". Yukina berusaha mengelak.

"Tenang lah, aku juga punya luka seperti itu. Aku tahu betul, bagaimana motif gigitan dari seorang Vampire. Dan, aku juga tahu kalau Zen adalah seorang Vampire,". Pinta Sherla.

Yukina mendelikkan matanya,"Bagaimana kau bisa–".

"Karena aku adalah seorang Mate dari seorang Vampire,". Potong sherla.“Dan, aku juga tahu kalau Zen adalah seorang Vampire,”. Lanjutnya.

Yukina bangkit dari duduknya,“Lalu, apa mau mu Setelah mengetahui tentang Zen ? apa yang ingin kamu lakukan padanya ? Apa kau ingin membunuhnya ?!”. Selidik Yukina sambil menatapnya tajam.

Sherla tersenyum,“Tidak, tenanglah. Aku hanya akan menjauhi mu darinya,”. Ucap nya.

“Aku akan selalu berada di sampingnya!”. Tekan Yukina sambil menunjuk wajah Sherla.

“Tapi, aku melakukan itu hanya untuk menyelamatkan—”.

“Aku tidak memintamu untuk melakukannya dan aku tidak perlu bantuanmu. Jadi, menjauh lah dari kami!”. Pinta Yukina, lalu berlalu meninggalkan Sherla.

Bound Up With VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang