Gadis itu menahan nafasnya tatkala lelaki yang baru di kenalnya ini makin mendekat ke arahnya. Tatapan lelaki itu terkunci padanya seakan dia adalah mangsa yang mudah untuk diterkam, tatapan matanya sangat tajam setajam mata elang. Yukina mendorong tubuh Zen, lalu mencolok mata lelaki itu menggunakan jari telunjuk dan tengahnya.
"AW! Bisakah kau berhenti melakukan hal yang kasar?" Zen merintih sambil menutup mata kanannya yang sedikit berair karena terasa sangat perih.
Yukina melontarkan tatapan membunuh pada Zen, lalu meninggalkan lelaki itu sendirian di dalam kelas.
Dengan kemarahan yang menggebu-gebu, Yukina berjalan melewati karidor untuk menyusul kedua sahabatnya. Dia dalam benaknya terus mengucapkan sumpah serapah untuk lelaki aneh itu, dia berpikir mungkin saja murid baru itu memiliki gangguan jiwa atau memang ada yang salah dari otaknya?
Tapi tatapan yang di berikan padanya sangatlah berbeda, selama yang dia perhatikan dari orang di sekitarnya tak ada yang bisa memberikan tatapan mencekam seperti itu. Seakan di dalam bola mata Zen terdapat kabut hitam yang siap menelannya dalam kegelapan. Intinya, dia merasa ada yang aneh dari lelaki itu.
Dasar gadis manusia yang kejam.
Langkahnya berhenti di tengah jalan hingga ada beberapa murid dari kelas lain yang hampir menabraknya, nafas Yukina putus-putus seakan udara sulit untuk masuk ke dalam paru-parunya. Kata-kata itu sedikit mengganggu pikirannya, kalimat itu seakan menunjukan kalau lelaki itu bukan lah seorang manusia.
Dia menyentuh keningnya, ada !yang harus ia cari tahu dari lelaki itu. Dengan jalan yang tergesa-gesa, dia kembali ke kelas yang pintunya tertutup, dia membuka pintu lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar kelas. Kelasnya kosong. Tiba-tiba entah mengapa benaknya mengatakan untuk ke belakang sekolah, dengan sedikit berlari dia menuju ke tempat yang berada di benaknya.
Belakang sekolah memang hampir tidak ada yang melewatinya, mungkin hanya beberapa tugas kebersihan sekolah yang menyapu daun-daun di tempat itu. Belum ada murid yang datang ke tempat itu kecuali Yukina sendiri saat dia merasa ingin sendiri di temani dengan angin-angin yang cukup menyegarkan pikiran.
Nafasnya tersenggal-senggal saat dia sampai di belakang sekolah, dia tidak ingat benar kapan terakhir kali dia mengunjungi tempat itu. Tempat itu benar-benar berubah, pohon-pohon yang daunnya tertata rapi kini menjadi sangat lebat dan tidak terawat. Suasana disitu sangat berbeda dan terlihat mencekam. Tempat yang biasanya sebagai dia bersantai dan duduk di atas rerumputan hijau kini menjadi sangat berbeda seperti. Suasana disana seperti halaman rumah berhantu.
"Tolong!!! Tidak!!! Seseorang tolong aku!!!" suara jeritan seorang gadis membuat Yukina terperanjat kaget hingga jantungnya berdegub cepat.
Dia melangkah pelan mendekati sebuah pohon besar yang sekiranya suara jeritan itu berasal dari sana. Suara itu terdengar kembali tapi setelah jeritan terakhir, suasana mendadak menjadi hening.
"S-siapa itu?" bibir Yukina bergetar hebat karena dirinya terselubungi rasa takut yang besar.
Tangan kiri Yukina menyentuh batang pohon dan dengan perlahan dia menggerakan tubuhnya untuk mengintip dari balik pohon. Suara gesekan tanah dengan daun membuat dia mengambil posisi waspada.
Nafasnya tercekat dan matanya melebar saat seseorang yang tertutup bayangan pohon besar dan tinggi sedang mengigit leher seorang siswi, banyak darah yang menyelimuti seragam siswi itu. Yukina tahu kalau siswi itulah yang barusan berteriak meminta tolong, gadis malang itu tidak bergerak sama sekali dan Yukina langsung mengambil kesimpulan kalau gadis itu sudah tidak lagi bernyawa.
Sepasang mata berwarna merah menyala terlihat dari gelapnya bayangan, mata merah itu menatap Yukina sangat dalam membuat kaki gadis itu seakan berat untuk di angkat kemana-mana. Dia membeku di tempat, saat Yukina ingin membuka suaranya untuk berteriak, sesosok bayangan itu melesat pergi dan mayat gadis itu di tinggal tergeletak di atas tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound Up With Vampire
Vampire[SEDANG DI REVISI] Dari judul awal, My Love is a Vampire. Gadis dingin yang seketika kehidupannya berubah setelah bertemu dengan seorang lelaki misterius yang sebenarnya adalah teman barunya di sekolah. Percaya dengan adanya Vampire? Pastinya tidak...