Zen menatap Leo dengan tajam. Tangannya terkepal kuat hingga tangannya berdarah karena terkena kuku jarinya sendiri. Zen mengambil posisi kuda-kuda, bersiap untuk menerjang Leo dengan kasar. Geraman yang di keluarkan Zen membuat bulu kuduk Yukina meremang.
Dengan keberanian yang Yukin kumpulkan, tangannya terulur untuk menyentuh bahu Zen.
“Z... Zen, tenangkan dirimu.” ucap Yukina lembut.
Zen tidak mengindahkan perkataan Yukina, justru lelaki Vampire itu melesat cepat ke arah Leo. Dengan gerakan yang terkunci pada mata Leo, Zen mengayunkan tangannya yang berkuku panjang ke leher orang yang di bencinya.
Namun gerakannya terhenti karena dengan tiba-tiba Sherla muncul di depannya dengan wajah datar. Nafas Zen tercekat dengan mata yang melebar karena terkejut. Sherla membelakangi Leo untuk melindungi tuannya, dengan geraman Zen mencekik leher Sherla kuat hingga gadis yang berada di dalam genggamannya itu terbatuk-batuk sambil memejamkan matanya.
Zen mengangkat tubuh Sherla hingga lebih tinggi darinya,“Z... Zen, lepaskan.” mohon Sherla sambil menggenggam tangan Zen yang makin mengerat di lehernya.
Zen tidak mempedulikannya, dengan perlahan tangan Zen makin mengerat pada leher Sherla hingga gadis itu membelalakan matanya. Yukina yang tidak tega melihat itu, langsung berteriak untuk menghentikan Zen,“ZEN! HENTIKAN!” teriak Yukina dari kejauhan.
Zen mendecih dengan tatapan yang masih terkunci pada Sherla,“Beruntung sekali kau mendapatkan belas kasihan dari Yukina. Apa kau senang sekarang?” desisnya.
Sherla terbatuk,“Zen... Kumohon. Lepaskan aku.” lirihnya.
“Aku akan melepaskanmu setelah kau melepas kalung yang berada di leher Yukina.”
Sherla terdiam, lalu melirik pada Leo di belakangnya. Dengan enggan, Leo menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban untuk lirikan Sherla. Setelah mendapat jawaban dari tuannya, gadis itu menatap Zen dan menganggukkan kepalanya.“Baik. Akan ku lakukan.”
Setelah mendengar jawaban dari Sherla, Zen melepas cekikannya. Sherla jatuh berlutut di atas tanah sambil memegangi lehernya.
“Lakukan sekarang.” ucap Zen sambil menyeret Sherla ke arah Yukina dengan kejamnya.
Yukina hanya menutup mulutnya karena tidak menyangka kalau Zen akan melakukan hal kejam seperti itu pada seorang wanita. Yukina menggigit bibir bawahnya, tatkala melihat pekikan kesakitan yang keluar dari mulut Sherla karena menahan rasa sakit pada tubuhnya yang bergesekan dengan tanah berbatu.
Zen melempar tubuh Sherla ke hadapan Yukina dengan kasar. Dengan cepat, Yukina menyentuh bahu Sherla untuk membantunya berdiri,“Sherla! Kamu nggak apa-apa?” tanya Yukina dengan nada yang panik.
Sherla mengangguk pelan, tangan gadis itu melingkari leher Yukina untuk membuka pengait kalung di leher Yukina yang ukurannya makin mengecil. Setelah lepas, Sherla langsung memeluk Yukina erat,“Maafkan aku Yukina. Aku minta maaf.” lirihnya.
“Aku mengerti. Jadi berhentilah minta maaf.”
“Tidak! Kamu tidak mengerti. Ada masalah lain dan itu menyangkut Zen.”
“Zen?” ulang Yukina sambil melirik Zen yang sedang memperhatikannya dengan tajam.
“Aku... ehm, itu... ikatan darah...,”
“Cukup! Aku tahu apa yang akan kamu katakan.”
Sherla gelagapan,“T... Tapi, aku...,”
Perkataan yang di ucapkan Sherla selanjutnya membuat Yukina membelalakan matanya dengan sempurna. Matanya memanas dan air mata langsung merembes keluar menghiasi pipinya. Satu tangannya bergerak untuk membekap mulutnya yang mulai sesenggukan untuk meredam suara tangisannya. Lalu dengan erat, tangan Yukina memeluk tubuh Sherla erat seakan Sherla adalah tempat untuk melampiaskan kesedihannya. Yukina tidak peduli lagi, siapa yang salah. Yang ia inginkan hanyalah menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan orang yang bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound Up With Vampire
Vampire[SEDANG DI REVISI] Dari judul awal, My Love is a Vampire. Gadis dingin yang seketika kehidupannya berubah setelah bertemu dengan seorang lelaki misterius yang sebenarnya adalah teman barunya di sekolah. Percaya dengan adanya Vampire? Pastinya tidak...