Yukina membuka kedua matanya. Kepalanya terasa seperti berputar dan pusing. Tubuhnya pun terasa nyeri di beberapa tempat, ia melihat sekitar sambil terus memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Jika di lihat sekilas, tempat ini seperti sebuah rumah gubuk yang lebarnya cukup luas. Cahaya lampu yang remang-remang dari lilin yang di letakan di beberapa tempat, membuatnya tahu tempat apa ini sebenarnya.
Di salah satu sisi, terdapat sebuah meja kayu yang panjang. Di atasnya, berderet beberapa botol kecil berwarna-warni seperti sebuah ramuan. Indra penciumannya pun menangkap bau tanaman obat-obatan herbal.
Yukina menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, lalu melihat tubuhnya yang bajunya telah di ganti dan perban yang melingkar di sekitar lengan dan kakinya. Di keningnya terdapat sebuah cairan kental berwarna kuning hampir seperti parutan kunyit.
Tangannya bergerak untuk mengusap keningnya, ia meringis menahan sakit karena kening yang di olesi cairan itu terasa sakit. Mungkin, karena terbentur oleh batu saat ia terjatuh tadi.
"Kamu sudah bangun ?". Tanya seseorang yang membuat Yukina tersentak dan bangkit dari tidurnya, duduk di tepi kasur yang terbuat dari rotan dan hanya di selimuti oleh kain tipis.
"Siapa kau ?". Yukina balik bertanya dengan wajah ketakutan.
Apakah ia juga Vampire ?
Apakah ia akan menggigitku ?
Apakah ia ingin membunuhku ?
Berbagai pertanyaan langsung muncul di dalam benaknya,"Apa mau mu ?". Tanya Yukina sambil menatap orang itu dengan tajam.
Orang itu adalah seorang wanita yang masih seperti seumuran dengannya terlihat cantik dengan rambut hitam pekatnya yang di gerai bebas dan pakaiannya yang terlihat formal.
Wanita itu menghampiri meja kayu yang di atasnya penuh dengan botol-botol ramuan, lalu mengambil sebuah mangkuk sebesar genggaman orang dewasa. Ia menghampiri Yukina.
"Menjauh! Jangan dekati aku!". Pekik Yukina.
"Sstt, tenanglah. Aku tidak akan melukaimu. Kumohon, jangan berteriak. Aku hanya ingin mengobatimu,". Ucap wanita itu menenangkan Yukina.
"Tidak! Aku akan tetap berteriak! Jangan dekati aku! Pergilah!". Teriak Yukina dengan sengaja, berharap ada seseorang yang datang untuk menolongnya.
"Kalau kau berteriak, justru akan menarik perhatian Vampire lainnya yang berada di sekitar sini dan mereka akan menyantapmu tanpa ampun!". Tukas wanita itu.
Yukina langsung bungkam. Rasanya, ia ingin menangis. Ia menyesal karena telah datang ke dunia yang menurutnya menakutkan ini. Ia melipat kakinya di depan dada dan memeluk erat.
"Bisa katakan siapa dirimu ?". Tanya Yukina pelan tanpa menatap wanita di hadapannya.
Wanita itu duduk di bibir kasur sambil meletakan mangkuk itu di samping tubuhnya,"Namaku Felicia dan aku hanya seorang Vampire. Lalu, siapa namamu ?".
Setelah mendengar kata 'Vampire', Yukina langsung menjauhkan dirinya dari Felicia secara perlahan. Karena, mengetahui gerak gerik Yukina, Felicia tersenyum,"Tenanglah, bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak akan melukaimu ? Jadi, tenang saja. Siapa namamu ?". Tanya Felicia mengulangi pertanyaannya sebelumnya.
"Namaku Yukina. Aku datang kesini untuk menolong Zen, aku kesini tidak sendirian. Aku bersama Kak Shion, tapi entah mengapa Kak Shion bersikap aneh dan liar,". Ucap Yukina.
Felicia membelalakan matanya,"Tunggu! Shion ? Kamu bilang tadi Shion ?". Tanya Felicia.
Yukina mengerutkan dahinya,"Ya, kamu mengenal kakakku ?". Tanya Yukina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound Up With Vampire
Vampire[SEDANG DI REVISI] Dari judul awal, My Love is a Vampire. Gadis dingin yang seketika kehidupannya berubah setelah bertemu dengan seorang lelaki misterius yang sebenarnya adalah teman barunya di sekolah. Percaya dengan adanya Vampire? Pastinya tidak...