Chapter 42

3.7K 252 13
                                    

Felicia membuka matanya perlahan saat merasakan sesuatu yang berat melingkar di pinggangnya. Gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat lelaki yang ia belakangi dan mengalihkan matanya ke tangan Shion yang melingkar manis di pinggangnya.

Untuk seketika, bibir Felicia tertarik membentuk sebuah senyuman kecil. Rasanya sangat nyaman dan menjadi merindukan kenangan-kenangannya bersama Dhampire yang selalu membuatnya bahagia. Tapi, itu hanyalah sebuah kenangan dan memori yang masih tersimpan di dalam benaknya.

Saat Felicia mengatakan keinginannya pada Shion untuk menghapus lambang yang berada di telapak tangannya, ia tidak main-main. Namun, di dalam lubuk hatinya yang terdalam, terbesit rasa keraguan. Jujur saja, dia ingin sekali menjalani hari-hari nya seperti dulu bersama Shion, tapi kesalahan besar yang telah Shion perbuat terhadap kedua orangtuanya membuat keputusan yang Felicia buat tidaklah salah.

Keputusan yang aku buat tidaklah salah...

Felicia terus mengulangi perkataan itu di dalam benaknya agar hatinya tidak goyah dan merubah keputusan itu.

Tapi, aku menyayanginya...

Entah dari mana munculnya kata-kata itu yang membuat Felicia menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menghapus kata-kata itu dari pikirannya.

Felicia menghela nafasnya sebentar dan ia merasa ada yang mengganjal. Dia menyingkirkan tangan Shion dari pinggangnya dan bangkit untuk mencari sosok yang ia cari. Namun, dia tidak menemukan sosok itu dan dengan segera mengguncangkan tubuh Shion untuk membangunkannya.

“Shion! Shion! Bangun!”

Shion sama sekali tidak berpengaruh dan masih memejamkan matanya. Lelaki itu hanya menggerakan tubuhnya sedikit untuk mencari posisi yang menurutnya nyaman. Felicia mendecak dan mengepalkan tangannya. Sedetik kemudian kepalan tangan itu mendarat tepat di perut Shion,“BANGUN, DASAR KERBAU!!!”

Shion, yang menerima pukulan itu langsung bangun dan terbatuk. Tangannya menekan daerah perutnya untuk menahan rasa sakit yang rasanya luar biasa.

“Kau... Kejam,” gerutu Shion di sela-sela erangan kesakitannya.

Felicia menampilkan wajah tidak pedulinya, padahal ia merasa bersalah dan kasihan pada Shion atas semua kelakuannya.

“Kau lelaki, bukan?! Jangan hanya pukulan yang pelan seperti itu, kau menjadi lemah!! Lihat, Yukina tidak ada!!” cecar Felicia dengan intonasi yang cepat.

Dengan sekejap, Shion merasa rasa sakit yang ia rasakan hilang seketika. Ia mengalihkan matanya ke sekitar dan benar. Perkataan Felicia benar bahwa Yukina tidak ada, sedetik kemudian Shion berdiri dan berteriak,“Yukina!! Yukina!!”

Felicia ikut berdiri dan menghampiri kereta kuda yang tidak jauh dari mereka berdiri. Ia mencari sesuatu untuk memastikan dan dugaannya benar.

“Dia pergi sendirian,” perkataan Felicia masih dapat di dengar oleh Shion. Dengan segera, Dhampire itu menghampiri Felicia.

“Apa?”

“Yukina pergi sendirian,”

“Bagaimana kau tahu?”

“Tasnya tidak ada, jubah bertudungku tidak ada dan pedang milikmu tidak ada,” Felicia menjelaskan sambil menunjuk posisi-posisi benda yang tidak ada sebelum Yukina bawa dengan tenang.

Shion yang mendengar semua itu hanya bisa mendesah dan mengusap wajahnya dengan gusar,“Gadis itu benar-benar...,”

“Oh ya, dia baru pertama kali datang ke dunia ini, kan?” tiba-tiba terdengar suara Felicia.

Bound Up With VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang