Yukina terus melangkah mengikuti arah jalan Shion yang berada di depannya. Mata Yukina selalu mengawasi sekitar untuk jaga-jaga kalau ada bahaya dan sesuatu yang mencurigakan.
Tiba-tiba, terdengar suara gelegar guntur dari arah langit yang gelap. Yukina mendongakan kepalanya menatap langit malam yang sesekali terlukis dengan garis putih yang meliuk-liuk. Tubuhnya merasa merinding karena ia belum pernah melihat petir yang sangat menakutkan.
Cahaya bulan purnama benar-benar menyilaukan matanya, seolah-olah bulan itu ada tepat di dekatnya. Langit malam di tutupi oleh awan mendung, tapi tidak dengan bulannya. Seolah-olah, bulan itu memiliki pelindung di sekitarnya agar tidak tertutup.
"Aww!". Pekik Yukina sambil mengelus dahinya yang menabrak punggung tegap Shion yang tiba-tiba berhenti.
Yukina mensejajarkan dirinya dengan Shion, lalu menatapnya,"Kak, ada apa ?". Tanya Yukina.
Shion hanya diam sambil menundukan kepalanya hingga wajahnya tertutupi oleh poninya yang panjang. Hingga beberapa detik kedepan, Shion masih saja bergeming. Membuat bulu kuduk Yukina berdiri seketika, ia tidak pernah melihat sosok Shion yang seperti ini. Sosok yang menyeramkam dan misterius.
Yukina menyentuh bahu Shion dengan ragu,"Kak.... Shion ? Kak, ada apa ?". Tanya Yukina dengan sisa keberaniannya.
"Pergilah. Menjauhlah dariku sekarang,". Ucap Shion pelan hampir seperti bisikan.
"Apa ? Kak Shion, katakan dengan benar!". Cecar Yukina.
Shion mengangkat kepalanya perlahan untuk menatap Yukina. Gadis itu membelalakan matanya, ia mundur perlahan untuk menjauh dari Shion. Jantungnya berdegup dengan cepat karena menahan rasa terkejut sekaligus rasa takut yang menjadi satu. Keringat dingin mulai keluar, menyelimuti tubuhnya.
"Kak... Shion ?". Nada bicara Yukina terdengar bergetar.
Yukina menatap Shion lekat-lekat. Warna mata Shion berubah menjadi warna merah menyala, sepasang taring yang tajam terlihat di setiap ujung bibirnya. Nafas Shion terengah-engah dengan pandangan yang terkunci pada Yukina.
"Pergilah, menjauh dariku sekarang. Kamu.... Akan dalam bahaya,". Ucap Shion pelan.
"Tapi, aku-". Perkataan Yukina terputus karena Shion telah lebih dulu membentaknya."Cepat pergi dari sini!". Bentak Shion.
Tubuh Shion bergerak mendekati Yukina, ia berjalan dengan tidak beraturan seperti orang yang mabuk. Nafas Yukina tercekat, tidak dapat berkata-kata ataupun bergerak sedikit pun. Kakinya terasa berat untuk ia gerakan.
Samar-samar, Yukina dapat melihat sebuah seringaian di bibir Shion. "Dia.... Bukanlah Kak Shion,". Batin Yukina.
Ia menggerakan tubuhnya ke belakang secara perlahan hingga akhirnya berlari secepat yang ia bisa menjauh dari Shion. Tapi, Shion tidak tinggal diam. Ia melesat mengejar Yukina dengan cepat. Yukina menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Shion sudah berada dekat dengannya.
Yukina terus menambah kecepatan larinya. Ia tidak bisa menyeimbangkan kecepatan Dhampire Shion dengan kecepatan lari dirinya yang terbilang biasa.
Hujan mulai turun, tanah yang ia pijak menjadi licin di tambah dengan ia tidak menggunakan alas kaki hingga membuat sebagian telapak kakinya terluka karena tergores potongan-potongan ranting kecil yang ujungnya tajam bagaikan jarum.
Tubuhnya yang sudah basah kuyup membuatnya menggigil.Yukina tidak mempedulikannya. Rasa sakit telah di kalahkan dengan rasa takut yang menyergap dirinya. Ia belum pernah melihat sosok Shion yang seperti itu. Di mata Yukina, Vampire dan Dhampire tidak ada bedanya. Jika sudah di kuasai oleh sosok Vampire atau Dhampirenya, mereka sama-sama terlihat menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound Up With Vampire
Vampire[SEDANG DI REVISI] Dari judul awal, My Love is a Vampire. Gadis dingin yang seketika kehidupannya berubah setelah bertemu dengan seorang lelaki misterius yang sebenarnya adalah teman barunya di sekolah. Percaya dengan adanya Vampire? Pastinya tidak...