Chapter 46

3.8K 276 26
                                    

Baca dulu, biar gak bingung...
👇
Sebelumnya, aku mau ngasih tau klo kemaren ada kesalahan pengetikan. Di akhir adegan kan, di tuliskan kalau Yukina memegang pedang... Nah, yang benar itu seharusnya belati.

Jadi, jgn bingung yaa, kalo chapter ini Yukina melawan menggunakan belati. Nanti, pas revisi bkl aku perbaiki chapter yg sebelumnya.

Terima kasih...

***

Angin malam yang dingin berhembus menerpa tubuh dan membelai rambut panjang Yukina. Tangan gadis itu teracung di depan dengan sebuah belati di genggamannya. Tangannya tidak bergetar dan matanya menatap tajam lelaki Vampire di depannya, menunjukan kalau dia sangat percaya untuk mengalahkan makhluk kejam di depannya.

Leo meraih pedang yang sempat di gunakan oleh Zen dan mengacungkan ujungnya pada Yukina,“Sudah berubah, ya?” gumam Shion.

Gadis itu tidak menanggapi perkataan Leo, Matanya yang merah membara hanya terkunci pada leher lelaki Vampire itu, menandakan kalau target belatinya mendarat adalah daerah situ.

“Yakin ingin melawanku menggunakan belati?” desis Leo.

“Jangan banyak bicara.” balas Yukina dingin, lalu melesat cepat.

Leo sempat terkejut dengan gerakan Yukina yang tiba-tiba. Gerakan Yukina terbilang cepat untuk ukuran seorang Dhampire, kecepatannya hampir menyamai seorang Vampire. Leo melangkahkan kakinya mundur sebanyak dua langkah saat Yukina sudah berada di depannya dengan belati yang mengarah pada lehernya.

CLINGG!!!
Pedang Leo saling beradu dengan belati milik Yukina. Lelaki Vampire itu mendorong pedangnya yang membuat tubuh Yukina sedikit terdorong. Tapi, gadis Dhampire itu tidak menyerah. Dengan kekuatan yang ia punya, Yukina membalas dorongan Leo lalu menendang tulang kering Leo yang membuat lelaki Vampire itu mengerang kesakitan sambil memegangi tulang keringnya yang terasa nyeri.

Yukina mundur beberapa langkah, lalu kembali melesat ke arah Leo. Belatinya tinggal beberapa senti lagi akan menancap tepat di leher Leo, tapi Yukina di buat bingung karena dengan tiba-tiba Leo menghilang dengan pendar biru tua.

Yukina memperhatikan sekitar, jika Leo sudah menghilang seperti itu, nyawa Yukina terancam. Bisa saja Leo menyerangnya dengan tiba-tiba dari atas, samping ataupun belakang.

Yukina meluruskan pandanganya dengan mata yang tertutup. Yang bisa ia handalannya kali ini adalah insting dan indra penciumannya.

Mata Yukina melirik ke arah kanan, lalu menggelengkan kepalanya. Tidak!

Lalu matanya berputar melirik ke arah kiri, untuk kedua kalinya, kepala Yukina menggeleng. Bukan!

Dan, tinggal ada dua kemungkinan. Leo menyerang dari belakang atau dari atas. Lalu otaknya kembali mengulang kejadian saat Leo menghilang, lalu dengan tiba-tiba muncul dari belakang dan menyerang Zen dari belakang.

Beberapa orang tidak akan menggunakan teknik yang sama untuk menyerang musuhnya karena seakan orang itu sudah mengeluarkan teknik rahasianya.  Sama halnya saat Leo menyerang Zen saat itu, semua yang berada di situ pasti akan melihat langsung saat Leo menghilang dan menyerang Zen dari belakang, termasuk Yukina.

Jadi, tidak mungkin kalau Leo akan menyerangnya dari belakang. Tapi dari....

“MATI!!!” Yukina menengadahkan kepalanya ke atas saat mendengar suara dari atasnya.

Dengan cepat, Yukina menghindar. Beberapa petak hancur saat Leo mendarat.

“Hmph! Gerakan yang bagus.” desis Leo.

Bound Up With VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang