Chapter 37

4.4K 296 20
                                    

Yukina mengerjabkan matanya setelah mendengar suara berisik dari ruang sebelah. Tapi, dengan segera ia menutup matanya kembali setelah matanya menangkap sosok Shion yang tengah tersenyum sumringah saat keluar dari ruangan itu.

Setelah, beberapa detik kemudian. Felicia lah yang keluar dari ruangan itu dengan wajah cemberut dan sedikit memerah. Yukina membuka matanya sedikit agar melihat dengan jelas.

“Yukina, istirahat saja yang benar. Jangan mengintip seperti itu,”. Ucap Felicia yang membuat Yukina membuka matanya dan cengiran di bibir.

Felicia menghela nafasnya pelan, sebelum akhirnya menghampiri Yukina dan duduk di pinggir kasur yang Yukina tempati.

Yukina bangkit dan duduk di samping Felicia karena wajah gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu.

“Kak Feli, lagi mikirin apa ?”. Tanya Yukina.

Felicia menolehkan kepalanya menatap Yukina dengan kening berkerut,“Kak Feli ?”.

“Kakak kan, kakak ipar aku,” jelas Yukina dengan wajah polosnya.

“Hah ?!” pekik Felicia.“Yukina, jangan bercanda,”.

“Aku gak bercanda, Kak. Udah jelas-jelas kalau Kak Feli mencintai Kak Shion. Tadi aja, Kak Feli meluk Kak Shion, kan ? Uhh, bikin iri aja. Romantis banget, deh,” goda Yukina.

Felicia merasa wajahnya memanas mendengar perkataan Yukina. Memang benar, kalau dirinya lah yang memeluk Shion. Tapi, itu juga tanpa ia sadari.

“Yukina, tadi itu cuma spontan. Jangan di lebih-lebihkan,” pinta Felicia.

“Tapi, Kak Feli sayang sama Kak Shion, kan ?” tanya Yukina.

Dengan segera, Felicia menggeleng,“Gak!”

“Tapi, tadi muka Kak Feli merah setelah keluar dari ruangan tadi lho,”

“Itu karena suhu disini panas,” dusta Felicia.

“Dingin begini, kok, di bilang panas,” cibir Yukina.

“Tapi, beneran Yukina. Kakak gak bohong,” Felicia membela diri.

“Tapi, aku merasa kalau Kak Feli sayang sama Kak Shion, lho. Jadi, secara otomatis semua perkataan kakak itu bohong,” ucap Yukina.

“Yukina, kakak tegaskan lagi, yaa. Sampai kapanpun kakak gak bakal sayang ataupun mencintai Kakakmu itu,”

Yukina mendengus,“Tsundere!”. Gerutu Yukina yang pastinya dapat di dengar oleh Felicia.

“Apa katamu tadi ? Tsundere ?” cibir Felicia.

“Ya, kamu tsundere,” sahut Shion.

Secara bersamaan, Yukina dan Shion menolehkan kepalanya ke asal suara. Senyum Yukina merekah sedangkan Felicia hanya mendengus dan membuang mukanya.

“Jadi...,” Shion berjalan mendekati Felicia.“Siapa yang memiliki sifat tsundere, Tuan Putri ? Apakah Anda dapat menjawabnya ?” tanya Shion dengan bahasa yang formal.

“Diamlah! Baru saja dua menit aku tidak melihat wajahmu, tapi sekarang muncul lagi. Benar-benar membosankan,” decak Felicia.

Felicia melirik Shion sekilas sebelum akhirnya kembali bersuara,“Lebih baik jika kamu istirahat sekarang dan berhenti menggangguku. Aku juga ingin istirahat dan setelah itu menyiapkan segala sesuatu yang kita perlukan untuk perjalanan nanti,” ucap Felicia panjang lebar, lalu pergi meninggalkan Shion dan Yukina.

Senyum Shion hilang setelah kepergian Felicia. Ia duduk di samping Yukina sambil menghela nafas yang panjang. Shion tidak habis pikir dengan permintaan Felicia yang menurutnya sangat tidak bisa ia penuhi. Felicia telah lama mewarnai hidupnya yang kelam, senyum gadis itu seolah menghinoptisnya walaupun hanya ia bayangkan. Setelah, semua kenangan manis yang ia jalani bersama Felicia dulu—Shion tidak akan sanggup melepaskan gadis itu seenaknya.

Bound Up With VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang