2

593 49 6
                                    

Sekarang gue lagi natap papan tulis yang penuh dengan angka dan rumus, ya pelajaran yang gue benci, matematika.

Dan yang bikin gue tambah bosen adalah gurunya. Berjenggot, tua dan gajelas.

"Sshh, Monica,"

Gue cari sumber suara dan ternyata itu Nadine, sahabat gue.

"Kenapa Nad?" Tanya gue.

"Mon, ke toilet yuk, bosen gue sama nih jam pelajaran" ajak Nadien.

"Yaudah yuk" ucap gue.

Setelah gue minta izin sama guru gue buat ke toilet, kita mempercepat langkah karena takut jika terlihat oleh guru piket.

"Mon, Alissa gak masuk ya?" Tanya Nadien.

"Iya kayaknya, gue gak ngeliat dia daritadi" jawab gue.

Dan kita pun sampe di toilet, gue buru-buru masuk ke bilik dan buang air kecil.

Setelah selesai, gue keluar dari bilik dan menemukan Aaron sedang berdiri di depan wastafel toilet.

"Eh, ngapain disini lo kak? Kan ini toilet cewek. Toilet cowok kan ada di lantai satu." ucap gue.

"Gue tadi ngeliat lo, dan gue cuma mau bilang kalo nanti lo pulangnya sendiri ya, gue ada tugas kelompok di rumah Lucas Marcus" ucap Aaron.

"Oh, si Dobre twins" ucap gue.

"Iya, nanti lo ada ongkos pulang ga? Nih buat nanti pulang" tanya Aaron sambil menyodorkan selembar uang seratus ribu ke gue.

"Engga, oke makasih ganteng" ucap gue senang.

"Gue engga kak?" Ucap Nadine sok melas.

"Nanti gue mintain ke Sulthan ya haha" ucap Aaron sambil tertawa.

"Yaudah kita duluan ya kakak ku yang ganteng" pamit gue.

"Yaudah, sana" ucap Aaron.

Dan kita kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.

•••

Telolet let let telolet let let
(Bukan suara klakson bis)

Bel sekolah berkumandang di penjuru sekolah, yang membuat semua murid-murid SMA Putra Negara berteriak senang,

Sekolah gue termasuk sekolah elite. Tapi sayangnya nama sekolah SMA Putra Negara sedikit tercemar karena ulah senior-senior gue.

Ya, mereka yang suka nge-bully junior-juniornya.

"Monica, gue pulang duluan ya. Lo pulang sama siapa?" Tanya Nadine yang sudah duduk di atas motor pulsar hitam milik Sulthan.

"Gue pulang sendiri," ucap gue.

"Oh gitu, yaudah gue duluan ya" ucap Nadien.

"Iya, take care Nad" ucap gue.

"Bye" pamit Nadine.

"Bye"

Besok adalah hari ulang tahun sekolah gue, semua siswa-siswi di wajibkan mengikuti upacara HUT SMA Putra Negara.

Upacaranya hampir sama dengan upacara bendera. Wajib memakai atribut sekolah lengkap.

Sekarang gue lagi nunggu bus di halte depan sekolah gue, gue liat jam tangan yang melingkar di tangan kanan gue dan ternyata udah pukul 14.23 dan bus nya belum terlihat.

"Mon, belum pulang?"

Saat gue mengangkat kepala gue, ternyata itu Jake. Kakak kelas gue sekaligus temen abang gue, dia tuh ganteng, tinggi, putih, pinter pula. Perfect pokoknya.

"Belum kak, gue lagi nunggu bus" ucap gue sambil melirik layar hp.

"Mau gue anter ga?" Tawar Jake.

"Gak usah kak, palingan bus bentar lagi lewat" ucap gue.

"Lah emang supir kemana?" Tanya Jake yang ikut duduk disamping gue.

"Biasa, jemput tuan besar" ucap gue.

"Oh, yaudah yuk bareng gue, sekolah udah sepi loh" tawar Jake.

"Emang ga ngerepotin kak?" Tanya gue.

"Enggak, yaudah tunggu sini dulu ya, gue ambil motor di parkiran" ucap Jake sambil melenggang pergi menuju parkiran.

Ah udah ganteng, famous, tinggi, pinter, baik pula.

"Yuk, Mon." Ucap Jake yang tiba-tiba sudah duduk diatas motor ninja hitam nya itu.

"Yuk" ucap gue sambil naik ke motor Jake.

Dan akhirnya kami pun segera melesat menuju rumah gue, motor hitam milik Jake membelah jalanan dan suara derum motor membuat kami jadi pusat perhatian orang-orang di jalan.

Saat gue asik melamun, tiba-tiba motor Jake berhenti mendadak dan alhasil tubuh gue menabrak punggung Jake.

"Kenapa nge rem mendadak sih kak? Untung gue ga jatuh" keluh gue sambil membenarkan posisi duduk.

"Tadi ada kucing lewat, gue kaget. Makanya pegangan" ucap Jake.

Modus banget sih ini si Jake, bilang aja supaya gue pegangan ke pinggang dia.

Dan akhirnya gue pegangan pundak dia.

Jake's P.O.V

Haha Monica pegangan pundak gue, serasa tukang ojek deh. Tapi lucu juga dia, bisa kena tipu.

Padahal tadi gue iseng aja nge rem mendadak, abisnya gue ngeliat muka dia bengong mulu,

"Kak, lo ga nganterin pacar lo emang?" Tanya Monica.

"Yaelah dek, gue gapunya pacar" jawab gue.

"Oh gitu, sedih amat gapunya pacar" ledek Monica sambil tertawa pelan.

"Emang lo punya?" Gue balik tanya ke dia.

"Enggak" ucap dia sambil cengengesan.

"Yaudah, sama sama jomblo dong? Haha" ucap gue sambil tertawa.

"Iya haha, by the way rumah gue kelewatan kak" ucap Monica.

Oh iya, rumah dia kelewatan. Aduh gara-gara ke asikan ngobrol gue jadi ga nyadar.

"Eh iya ya, aduh sorry" ucap gue sambil memputat balikan motor.

"Iya haha, slow aja" ucap Monica.

Monica's P.O.V

Akhirnya kami pun udah sampe di depan gerbang rumah gue.

"Gue ga mampir ya Mon, masih ada urusan" ucap Jake.

"Oh gitu, makasih ya kak udah mau ngasih gue tumpangan" ucap gue.

"Iya slow aja, yaudah gue balik dulu ya" pamit Jake.

"Iya, take care kak. Bye" ucap gue sambil melambaikan tangan.

"Iya, bye." Ucap Jake.

Lalu Jake meninggalkan gue, semakin lama suara derum motor Jake menghilang. Dan gue langsung memasuki rumah gue.

"Im home." ucap gue ketika membuka pintu.

"Eh, kakak sudah pulang" sapa pembantu gue ramah.

"Iya bi, mas Aaron udah pulang?" Tanya gue sambil melepas sepatu di sofa.

"Mas Aaron belum pulang, kak" jawab pembantu gue.

Papa emang sengaja menyewa jasa asisten rumah tangga agar lebih memudahkan, bahkan sampai dua asisten sekaligus.

Kalo yang barusan nyapa gue itu namanya bi Yela, dia juru masak sekaligus nyiapin segala kebutuhan gue dan mas Aaron.

Kalo yang satu lagi, bi Ijah namanya. Dia yang ngebersihin rumah dan nyuci pakaian.

___________________
Segitu dulu ya, baru pulang sekolah cape wkwk. Btw gantung aja ah biar pada kepo. Vomments dong, yang siders bini enbe.

~Malika, 2017

I Love You More Than All The Stars | E.G.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang