27

179 20 8
                                    

"Ya, papa gue sama mama nya Justin bentar lagi mau nikah," Aaron menjelaskan.

"We asikk, om Willi ga jombs lagi dong?" Cam girang.

"Yang jombs mah gue," Sahut Grayson.

"Grei, tembak cewe kek. Masa the Dolan Twins yang fenomenal di SMA Putra Negara, masih jomblo?" Ujar Nash.

"Apa lo Nashgor," Ethan melotot kepada Nash.

"Eh, engga ding. Si Ethan kan pacaran sama Monica, nah kalo grei masi ae jones. Kenapa? Masi inget mantan?" Tanya Nash.

"Apaansi, mana ada gue masi inget mantan," sergah Grayson sambil roll eyes.

"Pasti Greisen gabisa mup on yaa?" Ledek Cam.

"Move on tuh gampang, letting go yang susah." Grayson menatap minumannya.

"Lebih mudah mencintai sejuta orang, daripada melupakan satu orang." Johnson menyaut.

'Bangke, malah pada ngomongin mantan. Asu memang.' Batin Justin.

"Jadi, gue mau masukin Justin ke Magcon." Aaron mengetuk meja tiga kali, pertanda bahwa Justin sudah sah menjadi anggota Magcon.

"Oke, bosqu." Gilinsky menatap Aaron.

'Anjing! Ngapain sih si Justin dimasukin ke Magcon? Bangsat.' Batin Ethan.

Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba, Ethan beranjak dari kursinya dan pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun.

"Weh, weh. Than, mau kemana lo?" Gray memanggil Ethan.

"Palingan baper," celetuk Jacob.

"Lagi sensi tuh dia. Heran gue sama dia, gampang sakit hati ego si Etan." Grayson meneguk air mineralnya.

"Iya, kak. Karena ada gue mungkin?" Justing berbicara, yang membuat semua anggota Magcon menoleh kearahnya.

"Enggak kok, mood dia emang gampang berubah gitu," Grayson menatap Justin.

* * *

"Justin, mas Aaron dimana ya?" Monica melongok ke arah kanan dan kiri.

"Bentar, coba gue line dia dulu," Justin mengeluarkan hp nya dari saku bajunya yang berlambangkan OSIS.

1.56 PM
Justin : ka, lo dimana? Gue sama Monica nyariin lo.

Tiba-tiba, hp Monica berdering, tanda ada telepon masuk.

Call from 021 845xx

"Ini siapa coba?" Monica memperlihatkan layar hp nya ke Justin.

"Coba, angkat dulu." Justin menyarankan.

"Tapi gue takut, takut kalo ini orang jahat." Monica menatap layar hp nya.

"Kan ada gue disini, lo gaperlu takut. Atau, gue yang angkat?" Justin memandang Monica tanpa berkedip.

"Hm, yaudah nih." Monica menyodorkan hpnya kepada Justin.

Lalu Justin mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"Halo? Ini siapa?"

"Justin, ini siapa?"

"Gue Aaron. Kalian duluan aja, gue mau ambil hp gue di pak Anwar. Masih lama kayaknya,"

"Oh iya, hp lo masih sama pak Anwar,"

"Iya, lo duluan aja sana. Nanti gue kabarin. Udah dulu, ini gue pake telepon di TU. Bye-" sambungan telepon terputus.

"Itu mas Aaron?" Monica mengerutkan dahi.

"Iya, dia lagi mau ambil hp nya di pak Anwar. Masih lama katanya, kita disuruh duluan." Justin menyerahkan hp Monica kepada pemiliknya.

"Oh gitu, lo bawa mobil Justin?" Monica mengambil hp nya.

"Engga, kita naik uber aja." Justin memesan jasa uber.

* * *
"Makasih ya pak, ambil aja kembaliannya," Justin turun dari mobil.

Lalu mereka pun memasuki mall tersebut, mereka masih menggunakan seragam sekolah.

Justin mengeluarkan sweater dari dalam tas nya dan berniat ingin memakai sweater tersebut.

"Mon, minggir bentar dulu yuk? Gue mau pake sweater. Ga enak diliat kalo kita keliaran masih pake seragam." Justin memelankan langkah kaki nya.

"Oke," Monica melirik sweater yang berada di genggaman Justin.

'Itu kan sweater couple gue sama dia waktu dulu, kok dia masih ada sih?'
Batin Monica.

Mereka menepi di depan pusat perbelanjaan. Monica memperhatikan Justin yang sibuk memakai sweater pada badannya.

Justin membuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu, sweater.

'Hah? Itukan yang punya gue. Dia masih nyimpen?' Batin Monica.

"Nih, pake. Gaenak diliat kalo anak SMA masih pake seragam terus keluyuran," Justin menyodorkan sweater tersebut ke Monica.
"Um, gue gada maksud apa-apa, kalo gamau pake juga gapapa," Justin hendak memasukan sweater berwarna maroon dan terdapat tulisan 'BiPenter' yang merupakan singkatan dari Bieber-Carpenter.

"Yaudah, sini." Monica merebut sweater tersebut dari genggaman Justin, lalu ia memakainya.
"Cie couple an, inget yang dulu deh haha," ledek Monica.

"Iya haha, jadi inget yang dulu." Ucap Justin lirih.

'Gue kangen banget kita yang dulu, seandainya kita belum putus sampe sekarang. Bener ya, ternyata penyesalan selalu datang di akhir.' Batin Justin.

'Jujur, gue jadi kangen moment kita yang dulu, Justin. Tapi, keadaan udah beda dan gue harus melupakan lo. Karena udah ada seseorang yang bisa sedikit demi sedikit menghilangkan lo dari hati gue maupun pikiran gue. Dan gue juga udah gamau mengenang masa-masa indah kita waktu dulu. Karena itu hanya akan menyisakan luka tersendiri untuk gue.' Batin Monica.

"Udah selesai? Yuk, malah bengong," Ucap Justin yang membuat Monica tersadar dari lamunan nya.

Lalu mereka berjalan menuju restoran pizza untuk mengisi perut mereka. Mereka memesan dan mencari tempat duduk.

Sambil menunggu pesanan siap, mereka berbincang-bincang tentang kegiatan mereka di sekolah maupun di rumah.

Monica melirik ke arah monitor, pesanan mereka siap dalam waktu 5 menit kedepan.

Mereka kembali berbincang, percakapan mereka terhenti karena di restoran itu memutarkan lagu yang dulu mereja sering nyanyikan.

We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Our hearts are never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans

Tanpa tersadar, mereka berdua bernyanyi dengan lirih. Dan nyanyian mereka terhenti karena sang kasir ber ujar,

"Atas nama Mr. Justin, pesanan telah siap."

Lalu Justin beranjak untuk mengambil makanan tersebut.
Mereka mulai menyantap dengan lahap.

_____________________
Thanks for 1K readers! Makasih banget loh. Terimakasih juga buat para siders, tanpa kalian, buku ini bukan apa-apa.

Pokoknya pantengin terus ya ILYMTATS. Karena gue akan cepet-cepet update.

~Malikeh,2017

I Love You More Than All The Stars | E.G.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang