Keesokan paginya, Aaron masih mempunyai rasa kesal karena perbuatan adiknya semalam yang membuat hp nya menjadi retak.
Saat sarapan, mereka diam seribu bahasa, William sangat heran dengan kedua anaknya yang tiba-tiba tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Kemarin, kalian main sama Justin?" William bertanya kepada anak-anaknya yang hanya di respon dengan anggukan kecil oleh keduanya.
"Kalian kenapa sih, pada berantem?" William menatap anak bungsu nya.
"Engga, pa. Aku duluan. Ada rapat OSIS." Aaron mencium tangan papa nya lalu melenggang pergi.
William dan Monica menatapi Aaron yang pergi menuju garasi untuk mengeluarkan motornya.
"kamu kenapa sama mas mu itu?" William melihat anak perempuannya yang sedang murung.
"Dia marah sama aku pa." Monica memainkan makanan nya.
"Kenapa emang?" William menjejalkan roti dengan selai nutela ke dalam mulutnya.
"Aku ngebuat hp mas Aaron retak pa. Padahal aku ga sengaja." Monica menatap kosong ke arah ayahnya.
"Oh gitu, yaudah. Nanti biar papa yang selesain."
"Jangan pa! Nanti disangkanya, aku ngadu. Jangan paaa!" Rengek Monica.
"Biar aku aja yang selesain sendiri.""Hm gitu, yaudah nih. Pegang ATM papa. Ganti hp dia, belikan yang baru." William menyodorkan kartu ATM nya kepada sang putri.
"Gapapa nih pa?" Monica menatap papa nya.
"Ya gapapa dong." William tersenyum.
"Makasih pa, aku bersyukur banget. Papa dan mas Aaron selalu ada disaat aku butuh." Monica memeluk sang ayah.
"Iya, lagian itu tugas papa untuk selalu ada untuk kalian."
* * *
"Mon, pulang sama siapa?" Tanya Nadine saat ia berhasil mendaratkan bokongnya di motor Sulthan.
"Gatau nih?" Monica menyelipkan helaian rambut yang berterbangan ke belakang telinga.
"Mau bareng sama kita?" Tawaran Nadine yang berhasil membuat Monica terbelalak.
"Lah.. Ngaco ah kamu mah," Monica roll eyes. "Yekali boti. Emangnya kita cabe? Ewh."
"Hahaha, yaudah. Mau gue pesenin gojek?" Tawar Nadine.
"Um, gausah Nad. Gue mah nunggu mukjizat aja." Ujar Monica yang membuat Sulthan terbahak.
"Hahaha, mukjizat? Nunggu mukjizat dateng itu sama aja kaya nunggu doi peka." Sulthan masih berusaha meredakan tawanya.
"Wah Nad, Sulthan nunggu cewek peka. Takis Nad, Takis." Monica menggebu-gebu.
"Ntar kalo ketauan nunggu cewe peka, Sulthan gue paksa suruh nelen kecoa hidup-hidup." Nadine mencubit pinggang Sulthan.
"Aw! Sakit, sayang." Sulthan mengelus-elus pinggangnya untuk menghilangkan rasa sakit.
"Ewh, masih jaman SAYANG-SAYANGAN?" Monica menekan kan dua kalimat terakhir.
"Yang jomblo mah beda," ledek Sulthan.
"Heh! Jangan gitu ish. Udah tau, dia itu bocah sensi." Nadine memukul pelan bahu Sulthan.
"Teros aja ya kalian, teros." Monica melipatkan tangannya di depan dada.
"Yaudah, duluan ya Mon. Gapapa kan?" Tanya Nadine.
"Okee, takecare, bitch." Monica mambaikan tangannya.
"Byee.. " ucap Nadine dan Sulthan sebelum Sulthan menancap gas.
Monica langsung menyambar tempat minumnya yang berada di dalam tas, ketika ia ingin meminum, ternyata botolnya sudah kosong.
"Elah, pake segala abis pula." Gerutu Monica sambil berjalan menuju warung tukang es.
Ia segera membeli minuman yang ia ingin kan, dengan sigap, penjual itu pun segara menyeduh serbuk minuman itu dengan air dingin.
"Ini neng, teh sisri nya." Sang penjual menyodorkan minuman itu.
"Eh, iya mang." Monica mengambil minuman tersebut sambil merogoh saku nya untuk membayar.
Namun, ia sudah merogoh semua saku. Dari saku baju sampai saku rok. Namun, hasilnya nihil.
"Mang, um, itu, uang saya habis. Besok saya bayar ya?"
"Waduh, ga bisa begitu neng,"
"Ta-tapi saya udah gapunya uang sama sekali," Monica menundukan kepala nya.
"Yah, neng. Saya kan jualan,"
"Emang nya berapa bang?" Tanya seseorang yang sudah di samping Monica.
Saat Monica menoleh, ia merasa amat senang dengan kegadiran sesosok mahluk tersebut.
__________________
Waa! Nih gue update lagi. Vomments nya dund.Pokoknya, lagi short chap y. Btw itu siapa yang bayarin yaakk?
~Malikeh, 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You More Than All The Stars | E.G.D
Fanfiction⚠️DALAM TAHAP REVISI⚠️ "Terimakasih untuk semuanya, i love you more than all the stars, Mon." -Ethan Grant Dolan. [Ethan Dolan fanfiction.] Warning! Terdapat kata-kata kasar dan mohon maaf kalau ada typo ataupun kesalahan lainnya. Terimakasih untuk...