36

150 19 3
                                    

Hari berganti menjadi minggu, minggu berganti menjadi bulan. Tak terasa, sudah 3 bulan umur pernikahan dari Wiliam dan Carolina.

Semakin hari, Justin semakin cinta kepada adik tiri sekaligus mantan pacarnya tersebut. Namun ia mencoba untuk menyembunyikan perasaan itu.

Berbeda dengan Monica. Justru ia sudah benar-benar menghilangkan rasa cinta nya kepada Justin.

Monica mencoba menerima seorang Ethan Grant Dolan di dalam hati nya. Semakin lama, hubungan ia dengan Ethan semakin lekat.

Dan itu yang tambah membuat hati Justin terluka. Namun ia yakin bahwa ia bisa menahan rasa tersebut.

"Sayang, jalan-jalan yuk.. Bosenn.." Rengek Aaron kepada Alissa.

"Idih, apaan si lu. Manja amat." Alissa menatap Aaron tajam.

"Ish kamu, galak banget sih. Aku kan jadinya takut.." Aaron berpura-pura ketakutan.

"Garing banget sih lu," Alissa melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ah kamu mah, tadi aku bercanda doang sayang. Lagian itu cuma kecoa bohongan doang kok." Aaron mencolek dagu Alissa.

"Lah elu cari perkara sama gue, ngapain naro kecoa-kecoaan di sepatu gue? Mau bercanda? Tapi sayangnya galucu." Alissa menjauhi dirinya dari Aaron.

"Ish, aku minta maaf sayaangg.. Ah kamu mah jahat. Jajan McD yuk?" Tawar Aaron.

"Ganteng banget sih kamu, yuk ah." Alissa langsung berdiri dari sofa yang terletak di ruang tamu rumah Aaron.

"Cium dulu dong tapi," Aaron menunjuk pipinya.

"Gamau!" Alissa pergi meninggalkan Aaron.

'Hadeehh.. Untung cinta.' Batin Aaron sambil mengusap-usap dadanya.

* * *
"Thanks ya sayang, mampir tidak?" Tanya Alissa yang kerepotan memegang tiga bungkus makanan cepat saji.

"Gausah beb, aku mau langsung pulang aja. Takut dicariin mami." Aaron melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Cie anak mami, yaudah. Hati-hati ya." Alissa tersenyum.

"Ayafluu.. Mwah," Aaron memajukan bibirnya.

"Ayaflu tu.. Babay bebeb koh." Alissa ikut memajukan bibirnya.

"Pamit ya sayang, babay.." Aaron mulai melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Alissa.

"Yo.." Alissa mulai memasuki halaman rumahnya, lalu langsung menuju kedalam rumah.

Saat ia membuka pintu utama, ia mendapati kakaknya sedang berdiri disana.

"Setdah, lu malakin si Aaron? Sampe ngebawa tiga bungkusan mekdi," Jake terheran-heran.

"Kenapa? Lu mau?" Tanya Alissa.

"Yekali gamau, mau laa" Jake bersemangat.

"Yaudah ambil aja nih," Alissa menyodorkan satu kantong itu kepada Jake.

"Yo, thanks." Jake girang menerima bungkusan tersebut.

* * *
"Mon, kangen. Nanti ada acara ga?" Tanya Ethan dari ujung sana.

"Engga ada, mau jalan?" Monica menatap langit-langit kamarnya.

"Iyaa.. Yuk, mau ga?"

"Hayuukk.."

"Nanti jam 7 aku jemput ya sayang."

"Oke,"

"By the way, kita teleponan hampir dua jam loh. Kuping kamu ga panas ketempelan hp dari dua jam yang lalu?"

"Engga dong, aku kan pake headset."

"Oh gitu,"

"Iya, hp aku udah low nih, udahan ya?"

"Okee.. Babay, see u later babe."

"Bye sayang.."

TUT!

Sambungan telepon terputus. Monica meletakan hp nya di kasur dan ia beranjak keluar dari kamarnya.

Ia berniat ke kamar orang tuanya untuk meminta izin bahwa nanti malam ia akan pergi bersama Ethan.

TOKK.. TOKK..

"Iya? Siapa ya?" Tanya Carolina dati dalam kamar.

"Ini aku mam," Monica menjawab.

"Oh Monica, masuk sayang. Pintunya ga mami kunci." Ucap Carolina disusul dengan kehadiran Monica di kamarnya.

Monica mendapati ibu tirinya sedang memakai masker wajah berwarna merah jambu.

"Mam, nanti aku boleh keluar ga?" Tanya Monica sambil menatap Carolina dari pantulan cermin.

"Sama siapa sayang?" Carolina masih sibuk dengan maskernya.

"Sama Ethan mam, jam 7 nanti." Jawab Monica sambil memainkan jari-jarinya.

"Oh gitu, boleh. Tapi pulangnya jangan sampai jam 11 malam ya sayang." Carolina berbalik badan dan menghadap ke anak tirinya itu.

"Makasih ya ma, yaudah aku pamit kebawah dulu. Aku mau makan." Monica meraih tangan ibu tirinya lalu ia cium.

"Yaampun, mau makan aja pake cium tanan segala, hahaha" tawa Carolina pecah.

"Biar berkah nanti makannya ma, haha" Monica ikut tertawa.

Lalu ia keluar dari kamar orang tuanya. Ia mulai menuruni anak tangga yang membawanya menuju ruang makan.

Ia mendapati Justin sedang menyantap semangkuk sereal madu dan segelas susu stroberi.

"Hy," sapa Monica.

"Hallo, tumben kebawah. Biasanya ngurung diri di kamar." Justin tersenyum melihat adik tirinya itu.

"Bosen nih dikamar, eh berenang yuk? Mau ga?" Ajak Monica.

"Ah mager, Mon. Mending nonton iflix aja yuk?" Sergah Justin.

"Yukkk.."

* * *
"Eh Lis, jujur aja ya. Gue tuh sebenernya kurang suka deh ngeliat si Justin." Jake memandang adiknya yang sedang melahap es krim McFlurry nya.

"Kenapa emang?" Tanya Alissa.

"Gimana ya? Dari mukanya aja tuh keliatan kaya anak tengil. Ga srek aja gue liatnya." Jake ikut melahap es krim McFlurry nya.

"Jangan asal main nge-judge orang kaya gitu. Dia baik kok orangnya. Pinter pula." Alissa menatap kakaknya.

"Gue bukannya nge-judge lis. Gue cuma rada gasuka aja." Jake tetap melahap es krimnya.

"Cogan ego dia," Alissa mengalihkan pandangannya ke arah bungkus es krim itu.

"Coganan juga gue," Jake memasang tampang sok-ganteng.

"Ewww.."

* * *
Ethan sent you a message!

Ethan : beb, di depan rumah nih. Cepat ya sayaang.

Monica segera menyambar tas kecilnya yang sudah berada di atas kasur.

Tak lupa, ia juga menyemprotkan parfum ke badannya secara menyeluruh.

Monica : yo, on the way ke depan nih,

Ia langsung berpamitan kepada ibu dan ayah nya, lalu ia melesat secepat kilat keluar rumah.

Ia mendapati Ethan dengan penampilan yang sederhana nan maskulin. Dan sebuket bunga lily putih yang berada di tangannya.

_____________________
Haduh, jadi kepengen cepet-cepet update.

Ohya yang kemarin sorry ya, chapternya kebalik. Hehe.

~Malikeh, 2017.

I Love You More Than All The Stars | E.G.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang