40

142 21 0
                                    

Hari, berganti menjadi minggu. Minggu berganti menjadi bulan. Ethan sudah membaik dari kondisinya.

Hanya saja, kadang kepala nya merasakan rasa pening tiba-tiba tanpa sebuah alasan.

Beberapa hari lagi, Aaron dan kawan-kawannya akan mengadakan acara di kota Bandung.

Hanya sekedar untuk berjalan-jalan dan bersantai. Dan sedikit merileksasikan pikiran mereka untuk menghadapi berbagai macam ulangan untuk menempuh ujian nasional.

Dan tentunya, itu mendapat restu dari masing-masing orang tuanya. Termasuk William dan Carolina. Mereka mengizinkan anak-anaknya -- Aaron, Justin dan Monica-- untuk berlibur di kota kembang tersebut.

"Baju lo udah semua Ron?" Tanya Justin kepada kakak tirinya itu.

"Udah, lo udah packing emang?" Aaron berbalik menanya kepada Justin.

"Udah, gue mah bawa dikit aja. Lagian di villa Ethan ada mesin cuci kan? Tinggal cuci pake." Justin menggigit roti yang sedang berada di tangannya.

"Iya gue juga, biar ga banyak bawaan. Mager gue bawa tas gede-gede." Aaron menuangkan susu vanilla ke gelasnya.

"Yoi, by the way, Monica mana Ron?"

"Ada tuh di kamarnya, lo samperin aja Just"

* * *
"Mon?" Justin mengetuk pintu kamar Monica.

"Iya, masuk aja." Teriak Monica dari dalam kamarnya.

Justin mulai melangkahkan kakinya ke dalam kamar Monica. Ia mendapati Monica sedang memasukkan beberapa baju ke dalam sebuah koper.

"Kamu lagi packing buat besok ke Bandung, Mon?" Tanya Justin.

"Iya." Monica masih sibuk dengan aktifitasnya.

"Gue bantu ga?" Tawar Justin.

"Ga usah Just, bentar lagi selesai kok." Monica tersenyum kearah Justin.

"Oke." Justin mengangguk.

'Mon, gue kangen kita yang dulu. Entah kenapa, perasaan itu selalu menghantui gue di setiap gue deket sama lo. Mungkin kenyataan nya emang udah kayak gini. Tinggal melupakan aja.' Batin Justin.

"Huft. Akhirnya selesai." Monica menarik resleting kopernya. Lalu ia mendorong koper tersebut ke sudut kamarnya.

"Umm Mon?"

"Iya?" Monica beralih pandang ke Justin.

"Si Jacob kalo di kelas suka nyontek ga?" Tanya Justin.

"Engga sih. Palingan kalo dia bener-bener ga ngerti, baru deh dia nyontek ke gue."

"Oalah, gitu. Tapi kalo lo mah gapernah nyontek ya? Palingan kalo lagi kepepet doang." Ucap Justin.

"Ah, sok tau." Monica menghampiri Justin.

"Lah, fakta Mon. Lo kan anak pinter. Dulu pas SMP kan kita bareng terus. Walaupun ga sekelas sih." Justin tersenyum.

"Aminn.. Semoga pinter beneran." Monica membuka laci meja belajarnya.

Saat laci itu terbuka, Justin melihat foto Monica dan Justin saat mereka masih duduk di bangku SMP.

Saat laci itu terbuka, Justin melihat foto Monica dan Justin saat mereka masih duduk di bangku SMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mon, lo masih nyimpen foto kita?" Justin menyambar foto tersebut.

"Masih kok. Kenapa emang?" Monica menatap Justin.

"Gue kira udah di buang sama lo." Justin mengamati foto tersebut. "Yampun, gue nya culun masa. Haha." Tawa Justin pecah setelah melihat foto tersebut.

"Ya enggaklah. Masa gue buang sih? Tadinya sih pengen gue simpen supaya nanti gue udah dewasa, gue bisa inget sama lo. Eh tau nya gue ga bakal lupa sama lo sampe kapan pun. Haha." Monica ikut tertawa.

'Hah? Berarti.. Dia gabisa Move on dari gue dong? Aduh bahagianya hati ini.' Girang Justin dalam hati.

"Aduh, jadi takabur nih. Gabisa di lupain sama Monica." Justin menahan tawa saat Monica menoleh ke arahnya.

"Ya iyalah. Gabisa lupain, kan kita siblings. Gimana mau lupa coba?" Monica menggeleng-geleng.

Setelah mendengar perkataan Monica, otomatis bibir Justin melengkungkan senyuman. Senyum kecut.

'Gue aja yang terlalu berharap. Gue kira dia masih ada rasa sama gue, ternyata udah enggak.' Batin Justin.

* * *
"Monica, Justin, Aaron. Mami sama papa mau pergi sebentar ya. Kalian baik-baik di rumah." Ucap Carolina sambil memakai sepatu heels nya.

"Iyaa mam." Ucap mereka serempak.

"Aaron, Justin, jagain adiknya ya." Pamit William. "Udah belum pake sepatunya?" William menoleh ke arah Carolina.

"Oke sip." Jawab Aaron.

"Udah, yuk." Carolina berjalan mendahului William.

"Yaudah, mami sama papa pergi ya." Pamit Carolina.

"Baik-baik pokoknya" ucap William sambil berjalan ke arah mobilnya.

"Iya papa," Monica memutar bola matanya.

Lalu mobil William mulai melaju meninggalkan perkarangan rumah mereka.

"Ohya, nanti gue mau jalan sama Alissa. Lo berdua mau kemana nanti?" Aaron menatap kedua adiknya.

"Ga kemana-mana kayaknya, lagian kak Ethan lagi pergi sama papanya." Jawab Monica.

"Iya, sama. Gue juga kayaknya di rumah aja." Sahut Justin.

"Oalah gitu, yaudah. Ke atas yuk ah." Aaron berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

* * *
"Yaudah, anteng-anteng ya kalian dirumah. Jangan pada jotos-jotosan." Ucap Aaron sambil menuruni tangga.

"Siapa juga yang mau jotos adik kecil gue yang cengeng ini?" Ledek Justin. Lalu ia merasakan sebuah tangan mendarat di lengannya.

"Udah ya, gue pergi dulu." Aaron melangkahkan kaki menuju pintu utama. Ia membuka pintu tersebut lalu keluar menuju garasi.

Monica kembali menuju kamarnya dengan langkah anggun, ciri khasnya.

Sedangkan Justin, ia memperhatikan Monica dari kejauhan.

Betapa ia merindukan hubungannya yang dulu dengan Monica.

_______________________
Pengen deh ke Coachella. Biar bisa ketemu Dolan Twins dan American Youtuber lainnya.

🔮 🔮 🔮

Malika. istri Justin Bieber, pacar Ethan, selingkuhan Mac Harmon, cabe-cabean Zayn Malik.

I Love You More Than All The Stars | E.G.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang