26

192 25 3
                                    

Aaron hanya tersenyum getir ke arah papa.

Iya kak, gue tau kalo lo ogah banget jadi kakaknya Justin.

"Yaudah, kalian makan dulu. Papa dan tante Lina mau jalan-jalan keliling mal dulu," papa berdiri dari kursi, di susul tante Lina.

"Jangan lama-lama ya ma," Justin memandang mama nya.

"Iya, mama ga lama-lama" tante Lina tersenyum ke anak tunggal nya itu.

"Yasudah, papa dan tante Lina ke depan dulu," papa dan tante Lina melenggang meninggalkan kami yang sedang membatu.

"Mas, nanti kalo gue udah selesai makan, kita main time zone yuk?" Gue mengelap bibir gue dengan tisu.

"Iya, lo bawa kartunya kan?" Aaron menaikan sebelah alisnya.

"Bawa, dundd.." Gue menaruh tisu tersebut di atas meja.

"Um, guys. Gue boleh ikut ga?" Justin menatap ke arah kami.

Gue saling menatap sama Aaron. Tatapan mata Aaron itu tersirat 'pokoknya dia gaboleh ikut'
Gue ga enak sama Justin kalo dia di tinggal disini sendirian.

"Ya, boleh." Gue tidak menatap Justin sama sekali.

"Thanks," Justin tersenyum ke arah Aaron.

* * *

"Ayo, abis ini main apa lagi?" Gue sambil fokus ke layar monitor besar dan sebuah senjata mainan yang berada di kedua tangan gue. Bersiap untuk menembak monster yang berkeliaran.

"Waaaa, monsternya banyak banget elah!" Keluh Justin.

"Yaaahhh, mati kan gue." Aaron putus asa.

Lalu, tulisan 'game over' terpampang jelas di monitor gue. Yang tandanya gue kalah dalam permainan itu.
Sama hal nya dengan Justin.

"Argh! Monsternya kroyokan njer," Justin menjambak rambutnya sendiri.

"Itu bocah mainnya menghayati bat yak, baru kalah aja udah jambak-jambak rambut." Bisik Aaron lalu tertawa.

"Dia mah gitu orangnya," bisik gue di kuping Aaron.

"Fotobox yuk?" Ajak Aaron.

"Yuuu.." Gue bersemangat.

Lalu kami melangkahkan kaki kami ke tempat yang kami maksud. Sesampainya disana, gue langsung masuk ke dalam fotobox nya dan bersiap menggesek kartu agar dapat berfoto.

Aaron dan Justin pun ikut masuk, kami mulai berpose.

"Kita posenya kayak twilight. Justin, lo jadi Jacob nya. Gue jadi Edward nya, kalo Monica, lo jadi.." Aaron menggantungkan kalimatnya.

"Bella," ucap gue dan Justin bersamaan.

Deg.

"Mimi peri." Tawa Aaron pecah.

"Ish, lo mah ngeledek mulu," gue menekuk wajah.

Sedangkan, Justin dari tadi hanya diam sambil melihat tingkah laju gue dan Aaron sambil tersenyum.

"Eh, Justin! Cepet bergaya, lo ada di samping Monica," ucap Aaron yang membuat Justin tersadar dari lamunannya.

"Oh, oke. Oke." Justin berdiri disamping gue.

Setelah siap berpose, gue pun segera memencet tombol dan,

Cekrekk

Lalu kami berpose untuk beberapa bagian lagi dan hasil nya pun keluar. Kami tertawa melihat hasil jepretan tersebut.

I Love You More Than All The Stars | E.G.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang