Monica's P.O.V
"Udah ah, gue udah kenyang bingits" gue menyenderkan punggung gue ke sofa.
"Gue abisin yak?" Aaron mengambil satu bungkus cheese burger.
"Sok, atuh." Gue menatap Aaron yang mulai melahap burger tersebut.
Secara perlahan, gue merasakan kedua kaki gue kesemutan.
"Yampun. Kesemutan be like" gue menyelonjorkan kaki ke atas meja.
"Weh, ga sopan lu ya. Ketauan papa, abis lu" Aaron menepuk kaki gue.
"Sorry, ini kaki gue kesemutan sumpah." Sambil memijit kaki gue yang putih mulus.
"Mau gue pijitin?" Tawar Aaron.
"Boleh,"
"Ya, nanti ya. Gue makan dulu," Aaron kembali melahap burger itu.
"Yo.." Gue mengambil sebungkus spicy chicken bites.
Gue melahap chicken bites gue dengan sangat menghayati. Sehingga tak sadar kalau Aaron bertanya kepada gue.
"WOY! Lo makan menghayati banget. Asal ibadah aja malah cekikikan." Aaron melambaikan tangannya di depan wajah gue.
"Eh? Hehe. Eh gue khusyuk ya kalo lagi ibadah. Emang elu, malah nge gambar." Gue menepis tangan Aaron dari depan mata gue.
"Iye, iye. Mau di pijit tak? Mumpung abang lo yang kece ini lagi berbaik hati," tawar Aaron.
"Oke, mau lah" gue mengacungkan jempol.
"Yop," tangan Aaron hampir menyentuh betis gue.
"HEH! Cuci tangan dulu! Lo abis makan ayam sama burger, tangan lo amis!" Perintah gue.
"Ish, kan biar gausah pake lotion lagi." Aaron menjauhkan tangannya dari perintah gue.
"Jorok, bego." Gue mengusap-usap betis gue.
"Ish padahal belum kena juga, yodah tunggu dulu, pangeran mau cuci tangan dulu," Aaron berdiri dari sofa.
"Iya, sanaa. Gecee." Gue mendorong punggung Aaron.
"Jangan kangen ya, sayang." Aaron mengedipkan sebelah matanya.
"Iyuuhh" gue memutar bola mata.
Lalu Aaron kembali sambil mengelap tangannya dengan tisu.
"Nihh, udah bersih babee" Aaron menjulurkan tangannya di depan wajah gue.
"Paansi, gece ah."
"Iya, iya nyonya besar.." Aaron mulai memijit betis gue.
"Besar badannya," Aaron menahan tawa sekuat tenaga."Ish banyak cincai lu kak," ucap gue ketus.
"Gue ga cincai, karena gue bukan bukalapak." Aaron meredakan tawa yang ia tahan.
"Bukalapak emang cincaaiii.. Harga santai kagak lebaii.. Di nego aje zhay-" nyanyian Aaron terpotong karena gue mencubit lengan Aaron."Auw, sakit Mon, lu mah kalo nyubit rasanya perih banget gilaa.." Aaron mengibaskan tangannya ke arah lengannya.
"Lagian, gaje tau lu." Ucap gue sambil mendengus.
"Iya, iya maaf adikku yang manis dan cuanteekk seperti Selena Gomez," Aaron mengelus pipi gue.
"Selena Gomez emang siapa?" Gue mengerutkan dahi.
"Kagak tau," Aaron mengangkat kedua bahu nya.
"Astaga, dosa apacoba gue sampe punya abang macam lo." Ucap gue sambil mengelus dada.
* * *
"Mon, lo berangkat sama Ethan?" Aaron menyampirkan tas abu-abu di punggungnya.
"Engga, dia off dari semalem," gue memakai sepatu adidas berwarna putih.
"Oh, yaudah gece. Kelamaan, gue tinggal." Aaron melenggang menuju motornya.
"Monica," papa nya menuju Monica.
"Iya pa? Kenapa?" Gue merapihkan rambut gue.
"Nanti jam 5 sore, kita akan bertemu sama keluarga Bieber. Jadi, kamu harus pulang cepat ya. Tidak ada main." Perintah papa nya.
"Oh, iya pa. Iya. Yaudah, Monica berangkat ya pa" Gue mencium tangan papa.
"Ya, hati-hati. Belajar yang pinter," Papa mengelus kepala gue.
"Iya, pa. Bye." Gue melesat menuju Aaron yang sudah menaiki motornya. Lalu kami pergi ke sekolah.
* * *
"Aaron pulaanggg!" Aaron melempar tas nya ke sofa ruang tamu."Monica pulaangg!" Gue melempar sepatu ke tempat sepatu.
"Hey! Apa-apaan sih kalian melempar seperti itu?" Tegur papa.
"Hehe, abisnya mas Aaron nyuruh aku lempar-lempar pa," gue menunjuk Aaron yang sedang berusaha melepas sepatu nya.
"Aaron, Aaron." Papa menggeleng-gelengg ke arah Aaron.
"Yasudah, kalian cepat-cepat bersiap. Ga usah makan, karena nanti kita akan makan." Papa melenggang ke kamarnya."Iya, pa." Ucap gue dan Aaron serempak.
* * *
Saat ini, gue sedang duduk di hadapan keluarga Bieber. Gue duduk di samping Aaron, sedangkan Justin, ia duduk berhadapan dengan gue."Jadi, kami akan melaksanakan pernikahan dalam waktu 3 bulan lagi." Papa menatap kami-- gue, Aaron dan Justin--.
Gue hanya memandang ke arah Aaron dan Justin. Tersirat dari mata Justin kalau dia tuh kaget. Tetapi, sepertinya ia sembunyikan.
"Kalo rencana papa tentang dinas ke Batam?" Tanya Aaron.
"Dinas tersebut sudah papa batalkan." Papa menatap Aaron.
"Oh," gumam Aaron sambil menyuapkan potongan chicken steak ke dalam mulutnya.
Gue merasa kalau Justin mandang gue sejak tadi, jujur gue merasa risih. Tapi gue berpura-pura tidak melihat dia.
"Papa percaya sama kamu, Aaron. Bahwa kamu akan menjadi kakak yang baik untuk Justin dan Monica." Papa tersenyum ke Aaron. Tante Lina juga ikut tersenyum ke arah Aaron.
_______________
Welcome back with me..VOMMENTS NYA YUK ZHAY.
Jangan mau jadi siders.
~Malikeh, 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You More Than All The Stars | E.G.D
Fanfiction⚠️DALAM TAHAP REVISI⚠️ "Terimakasih untuk semuanya, i love you more than all the stars, Mon." -Ethan Grant Dolan. [Ethan Dolan fanfiction.] Warning! Terdapat kata-kata kasar dan mohon maaf kalau ada typo ataupun kesalahan lainnya. Terimakasih untuk...