16

3.4K 178 0
                                    

8 bulan sudah aku tinggal disini,membantu anak anak belajar membaca,menulis, berhitung dan membantu menyelesaikan tugas rumah anak-anak yang agak besar.

Penampungan ini sungguhlah tempat persembunyian yang sempurna. Orang tuaku saja belum berhasil menemukanku. Aku merindukan Papa,Mama,Kak Antoni,Lerina dan tentu saja cintaku Frey, bagaimana kabar mereka.

Aku menyalakan ponselku untuk melihat foto-foto mereka, selama beberapa menit saja aku memperhatikan foto mereka. Setelah rinduku terobati aku kembali mematikan ponselku,dan mulai aktifitas biasa. Saat sedang bermain dengan Ted dan Peobe tiba-tiba perutku merasa sakit.

"Ted cepat panggilka Alice katakan perutku sakit." Perintahku dan Ted langsung berlari sambil berteriak-teriak.
"Alice......Alice......perut nona Lyne sakit......" dan dengan segera muncul Alice
"Alice.... tolong......akh......"
"Paolo cepat siapkan mobil Lyne akan melahirkan." Teriak Alice lalu membantuku berdiri.
"Masih kuat berjalan?" Tanya Alice
"Akan aku coba Alice." Tapi baru beberapa langkah perutku kontraksi lagi.
"Akh......" Tiba-tiba tubuhku terangkat. Paolo mengangkatku, menggendongku menuju mobil dan segera pelaju dengan kecepatan maximal.

Begitu sampai dirumah sakit

"Tolong dia akan segera melahirkan." Aku dilarikan ke bagian Obsgyn, masuk keruang bersalin. Setelah dicek ternyata pembukaan sudah hampir sempurna.
"Ayo Nyonya mulai dorong bayinya."
"Egh......." aku mengerahkan tenagaku
"Ayo sedikit lagi.......kepala sudah terlihat dorong sekuat-kuatnya jangan berhenti." Dokter menyemangatiku.
"Egh......................" kukerahkan sisa tenagaku.
"Oeeeeeek.........."terdengar suara tangisan bayi.

"terdengar suara tangisan bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat bayimu sangat tampan." Kata perawat itu, sambil menyerahkan putraku untuk disusui.

"Selamat Lyne...." Kata Alice. Dan air mataku mengalir dengan derasnya, ya aku menangis. Perasaan senang sedih terluka bercampur menjadi satu.
"Kenapa kau menangis Lyne"
"Dia sangat tampan. Wajah dan rambutnya benar benar mirip Daddynya."
"Kau tidak memberitahunya?" Tanya Alice dan aku hanya bisa menggelengkan kepala ku.
"Siapa namanya Lyne?"
"Saquillie Evander Piscraf." Kataku sambil tersunyum dan membelai pipi Quillie.

Setelah semua membaik,aku dipindah keruang perawatan. Saat aku sedang menyusui aku dikejutkan oleh terbukanya pintu ruanganku dan bermunculan Mama,Papa,Lerina dan Kak Antoni.

"Lyne.....Micellyne sayang......" Suara Mama bergetar.
"Mama....Papa.....Lerina.....Kakak......" Aku memanggil satu persatu dan tanpa kusadari air mataku meleleh. Mama berjalan bahkan sedikit berlari menuju kearahku.
"Kenapa kau menghilang sayang.... oh......terimakasih Tuhan......"
"Maafkan aku Mama......" tangisku.....
"Berjanjilah untuk tidak menghilang lagi sayang." Mama membelai wajahku
"Iya Mama, aku berjanji."
"Apa karena Malaikat tampan ini kau menghilang Lyne?" Tanya Mama.
"Aku takut membuat malu keluarga Ma."
"Papa tidak akan malu bila memperoleh malaikat tampan ini sayang." Papa akhirnya ikut angkat bicara.
"Oh....Papa....." Tangisku pecah sudah.
"Boleh mama menggendongnya?"
"Tentu saja Ma."
"Huwa.....imut sekali.....siapa namanya kak?" Lerina antusias.
"Quillie. Saquillie Evander Piscraf."
"Nama yang indah."
"Apa ini anknya Frey?" Tanya Kak Antoni yang sedari tadi diam. Aku hanya menunduk.
"Bagaimana kabarnya?" Tanyaku pelan.
"Kami tidak tau,saat mencari keberadaanmu kami mencari di keluarga Wilhazent,tapi rumah mereka kosong. Mereka seperti ditelan bumi." Kakak menjelaskan.

"Bagaimana kalian akhirnya menemukanmu?"
"Ponsel. Terima kasih kau menyalakan ponselmu." Kata Papa. Sedang Mama dan Lerina asyik mengganggu tidurnya Quillie.

"Pulanglah sayang." Bujuk Papa.
"Tidak Pa. Aku ingin menjauhi Dublin."
"Kalau begitu tinggallah di Portland, papa punya bisnis baru di bidang Property. Papa mau kamu yang mengurusnya. Bantu papa Lyne."
"Kalau aku menjalankan bisnis bagaimana dengan Quillie."
"Tentu saja tetap bersamamu."
"Mama bisa menemanimu sayang. Mama sudah jatuh cinta pada si ganteng ini." Kata Mama sambil menatap Quillie.
"Aku juga." Lerina menyahut.
"Ma, aku pindah kuliah ya biar bisa main terus sama Quillie." Rajuk Lerina.
"No. Lanjutkan kuliahmu." Jawab Papa tegas
Dan Lerina memonyongkan bibirnya tanda tidak setuju.

"Bagaimana Lyne?" Tanya Papa lagi.
"Tapi aku perlu belajar dulu Pa."
"Tentu, nanti Papa kenalkan bawahan Papa disana. Dia bisa mengajarimu."
"Baiklah kalau begitu."
"Bagus sayang kita bisa mengurus kepindahannya."

Tok tok tok.

"Masuklah." Kulihat Alice dan Paolo memasuki ruangan.
"Pa,Ma ini Alice yang selama ini membantuku."
"Terima kasih sudah merawat putriku."
"Tidak perlu Nyonya. Lyne juga sudah banyak membantu."

Aku membujuk Papa untuk membantu penampungan itu, mengirim beberapa pakaian, bahan pangan dan alat tulis. Karena aku tau Alice tidak akan menerima bila aku memberinya uang.

                              Tbc

My True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang