Lyne pov
Ketika aku memasuki kamar jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Frey masih saja bergelut dengan laptopnya.
"Masih belum slesai?" Tanyaku dan dia hanya menhanggukkan kepalanya.
" Darren segera cek lokasi, pastikan mandornya tidak terlibat,tapi bila terlibat pecat! Dan masukkan kedaftar hitam perusahaan agar tidak ada yang bisa memberinya pekerjaan."
"Baik pak."
"Okey. Istirahatlah Darren kita lanjutkan besok."
"Yes Sir.".
Frey mengakhiri pembicaraannya. Dia menoleh padaku yang memperhatikannya dari ranjang.
"Sedang menikmati sesuatu yang mengagumkan? Heh?" Katanya sambil tersenyum jahil.
"Tentu. Pemandangan yang sangat indah yang tak akan aku sia-siakan."
"Sedang merayuku sayang?" Dia menyeringai dan berjalan kearahku.
"Em.....tergantung dari mana kau menilainya Mr. Wilhazent."
"Oh....Mrs. Wilhazent kau benar benar membuatku ingin menerkammu."
Dia menaiki ranjang dan memposisikan tubuhnya diatasku mengurungku dengan lengan kokohnya.
"Jangan Frey kau butuh istirahat. Kau belum istirahat dari pagi, dan waktu istirahatmu tadi kau pakai bermain bersama Quil."
"Kaulah obat lelahku sayang. Melihatmu diatas ranjangku ketika aku bekerja itu adalah pemandangan yang aku inginkan."
"Tapi aku tak ingin kau bekerja hingga larut, tidurlah." kataku sambil melingkarkan tanganku ke lehernya.
Frey menciumi bibirku. Ciuman yang ringan dan singkat akhirnya menjadi dalam dan sangat intens.
"Kau akan kelelahan nanti" kataku disela ciuman kami.
"Aku sangat merindukanmu Lyne,aku menginginkanmu."
"Bagaimana kalau aku hamil lagi, aku tidak menggunakan kontrasepsi apapun."
"Aku senang mendengarnya, berarti kau tak menjalin hubungan dengan siapapun. Dan bila kau hamil aku akan senang hati merawat dan menjagamu sayang."
"Oh......Frey, itu sangat menggoda."
"Aku tidak ingin penolakan."
Frey lalu menciumku lagi semakin dalam dengan gairah yang menggebu. Oh..... aku benar-benar merindukan ini. Bibirnya menyusuri leherku kurasakan dia menghisap pangkal leherku, entah kapan dia membuka kancing kemejaku.
"Masih indah seperti dulu." Dia terkekeh melihatnya.
"Kenapa kau tertawa?"
"Sepertinya kau memang sudah mempersiapnya." Ujarnya disertai kerlingan nakalnya.
"Tidak, aku tidak sengaja memakai ini."
"Itu hanya alasanmu, kau tau aku sangat menyukai kau mengenakan bra seperti ini,jadi akui saja sayang."
"Aku merindukanmu sayang."Frey pov
Aku memeluknya erat mencium keningnya, aku sangat menyukai moment ini.
"Terimakasih sayang." Bisikku dan Lyne hanya tersipu malu, itu membuatku semakin gemas dan kami terlelap.
Lyne pov
Aku mengerjapkan mataku matahari mulai menampakkan sinarnya, aku melirik jam yang ada di nakasku pukul 6 pagi. Aku melihat sisi lain ranjangku Frey sudah tidak ada lagi.
"Apa dia tidak tidur semalam?"
Aku memakai bajuku lagi dan keluar dari kamar Quil masih tertidur. Frey tak ada di pondok.
"Mungkinkah dia sudah ke kebun."
Aku lalu beraktifitas seperti pada umumnya.menyiapkan sarapan untuk Quil.
Quil bangun dari tidurnya aku memandikannya dan memberinya makan. Saat ia makan aku mandi.
Jam dinding menunjukkan pukul 10 pagi .
Tok tok tok !!!!!!!
Saat aku membuka pintu, ada James dia salah satu pekerja Papa.
"Ada apa James? Masuklah."
"Tidak Nona, aku hanya mau mengabarkan kalau Frey, em....maksudku Mr. Wilhazent jatuh tak sadarkan diri di kebun sekarang dia sedang dibawa kerumah sakit dekat sini."
Penjelasannya membuatku terkejut.
"Baiklah aku akan kesana. Terima kasih james."
Aku segera mengajak Quil ke rumah papa untuk dititipkan pada Samanta. Sedang aku langsung melarikan mobilku menuju rumah sakit itu.
Aku melihat Papa di kursi tunggu ER.
"Lyne...."
"Bagaimana keadaannya?"
"Masih diperiksa."
Tak lama kemudian dokter keluar dari ER.
"Keluarga pasien"
"Saya istrinya, bagaimana keadaannya dokter."
"Kelelahan, kurang asupan dan dehidrasi akut. Apa dia meminum obat?"
"Benar Dok, dia masih tercatat di NYU Medical Center."
"Baiklah saya akan melakukan krosceke NYU."
"Baik Dok, saya mengerti.""Anda seorang dokter juga?"
"Dulu dok, sekarang sudah tidak."
"Baiklah anda bisa menemani pasien , saya permisi."
"Baik Dok."
Aku lalu melihat Papa.
"Apa ini sudah membuat Papa puas? Papa hampir menghilangkan nyawa Frey."
"Papa hanya ingin melihat kesungguhan dan tanggung jawabnya padamu."
"Apa Papa tidak melihat kesungguhanya? Pagi dia mengurusi kebun Papa,sore di Pabrik Wine Papa, malam dia mengurusi bisnisnya. Kenapa Papa memberinya tugas yang begitu berat. Dia masih dalam pemulihan pasca komanya Pa..."
"Papa melihatnya, Papa bangga padanya. Disela-sela tugasnya dia masih memikirkan para pegawainya. Papa mengetahuinya sayang."
"Lalu kenapa Papa tidak menyudahinya. Dia baru berapa bulan keluar dari rumah sakit,harusnya dia tidak boleh terlalu lelah. Bahkan untuk makan saja Frey tidak ada waktu Papa. Aku mohon hentikan ujian ini Pa"
"Kamu kira kalau Papa tidak merestui kalian Papa akan membiarkan kau menginap dipondok Frey? Papa tau kalian pasti melakukan hubungan itu lagi semalam."
"Papa....." aku yakin mukaku pasti memerah semerah karpet di Piala Oscar.
"Papa merestui kalian menikahlah, dan hapus tanda merah dilehermu itu.".
"Terimakasih Papa....." aku lalu memeluknya dan teringat soal tanda. Aku langsung mencari toilet dan benar saja ada tanda merah di pangkal leherku benar-benar jelas
"Arkh..... dasar Frey....."
Tbc
********************************************** maaf kalau banyak typo
Ketik langsung publish soalnya
Jagan lupa like n comen nya
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
My True Love
RomanceLyne adalah seorang gadis yg diadopsi sebuah keluarga terpandang.saat tugas pertamanya sebagai dokter magang dia menemukan keluarga kandung nya segaligus cinta sejatinya. "Jauhi anak kesayanganku gadis sial." "Pergilah sejauh mungkin dari kehidupan...