Prolog

43.5K 3.5K 93
                                    

Padang Salju

Pasca ledakan di Graha

Pesawat mendarat darurat di atas salju dua jam lalu.

Sekala bersama Penjaga lainnya memilih menetap di dalam pesawat. Mereka duduk di jok masing-masing memandang hujan salju di balik jendela. Jendela mulai buram ditutupi es. Salju yang berjatuhan dari langit semakin deras bahkan mulai mengubur bagian bawah pesawat. Baru melihatnya saja sudah membuat mereka kedinginan dan putus asa.

Tak lama kemudian seorang laki-laki berkemeja putih keluar dari ruang kokpit. Rambut lebatnya acak-acakan dan kedua matanya dibingkai lingkaran hitam. Dia bersandar ke dinding kabin lalu menggeleng.

"Kita putus kontak dengan Graha. Kurasa antena di sana rusak akibat ledakan," katanya, asap putih berhembus dari mulutnya saat ia bicara. "Dan kita tak bisa melanjutkan penerbangan ke koordinat yang pak Dimitri kasih. Tak ada landasan untuk terbang."

"Jadi kita terjebak di sini?!" sahut suara di belakang "Kita akan mati!"

Sekala pun berdiri, menatap lima orang Penjaga yang duduk di belakangnya. "Tenanglah, kita akan temukan solusinya. Pak Dimitri menyelamatkan kita dari ledakan bukan untuk mati di tengah padang salju."

"Nak, kamu memang Penjaga termuda dan paling bersemangat," sahut Penjaga di belakang. "Tapi lihatlah sekeliling, semuanya salju, tidak ada harapan kita bisa selamat di sini."

Sekala terdiam sejenak. Dia melirik binder hitam bertuliskan MILIK DIREKTUR yang tergeletak di joknya. Terlihat bercak darah mengotori sampulnya, tapi itu bukan darah Sekala.

"Kita tidak boleh menyerah." Suaranya memenuhi kabin. "Begini, pak Dimitri menghalau Chief Bara saat ia hendak menutup gerbang Sektor Pertahanan agar kita bisa keluar. Agar kita selamat dari ledakan yang meruntuhkan Graha. Dia juga memberiku binder berisi koordinat tim HOPE dan koordinat padang hijau. Itu adalah informasi yang sangat berharga. Setelah apa yang pak Dimitri lakukan untuk kita, kita tidak boleh menyerah. Kita harus keluar dan bantu tim HOPE."

Si pilot mengangguk. "Kala benar, kita tak boleh menyerah dan mati di sini," balasnya. "Kau punya ide?"

"Ya, kita keluar dari sini." Sekalaterdengar yakin. "Kita susul tim HOPE."    





---
*Read*
-BUKU KEDUA
-UNTUK 15+ MAY CONTAIN DISTURBING AND HARSH CONTENTS. PLEASE BE A WISE READER :)

Hai, awesome readers! Terimakasih sudah baca prolog sekuel Di Bawah Nol. Sebelum lanjut, aku mau bilang kalau di cerita kali ini aku coba panjangin narasi dan memperbanyak dialog. Aku juga akan tambahin sedikit momen unyu antar karakter hehehe.

Semoga kalian enjoy bacanya. Silakan lanjut ke chapter selanjutnya. Cheers!!

Para Penjelajah (Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang