FOREVER MORE PT.15

1.4K 159 16
                                    

@halte bus

"Haahh.. haah. Hahh" Jongin mencoba mengatur deru nafasnya yang tak beraturan. Ini melelahkan, man! Kenapa juga namja albino itu malah berlari-_- jika saja ia tahu arah dari rumah Sehun ke halte, ia takkan jadi mengikuti namja itu.

Ck, ia tidak terlihat lelah sama sekali. Batin Jongin.

Sehun mendengus. "Baru begini sudah lelah? Tubuhmu lemah sekali."

Jongin ikut mendengus. Hei, ia manusia biasa. Wajar, kan?

@bus

Jongin mendudukan tubunya di dekat Sehun. Matanya bergerak random, takut ada yang mencuri dompet tebalnya.

Sehun yang tahu jalan fikiran Jongin memutar bola matanya malas. "Memangnya dompetmu setebal apa?"

Jongin menoleh. "Kenapa membaca fikiranku?"

"Salahkan saja telingaku." Jawab Sehun asal.

Ck, dasar mind reader.

"Sehun"

"Hm"

Jongin menggertakan giginya kesal ketika melihat namja di sampingnya hanya menjawabnya singkat.

"Aku ingin menanyakan sesuatu."

"Apa?"

"Tahu tidak, huruf S di dadaku semalam hilang." Ujar Jongin dibuat seserius mungkin.

"Tahu." Jawab Sehun membuat Jongin bersiap untuk mendaplok pipi namja albino itu, tapi ia urungkan. Ia tidak boleh bersentuhan. Takut digigit.

"Sebenarnya ada apa, eoh? Kenapa ukiran namamu ada di dadaku, lalu ketika huruf S itu hilang, kenapa aku merasakan sakit?" Tanyanya penasaran. Tapi, yang ditanya tak menjawab.

"Kau masih punya telinga, kan?" Tanya Jongin. Dilihatnya, Sehun menghela nafas.

"Anak kecil tak perlu tahu."

"Mwo?"

@kelas

Jongin menempelkan pipinya di meja kesal. Ia bukan anak kecil lagi! Ia sudah kenal dengan dunia malam.

"Dasar tua bangka." Umpatnya.

"Aku mendengarnya bocah!"

Jongin menegakkan tubuhnya. "Kau punya kekuatan apa saja? Kekuatan mengeluarkan angin bisa? Aku kegerahan ngomong-ngomong."

Sehun tak menjawab.

"Dirijek dirijek dirijek aja." Gumam Jongin.

Pemuda tan itu mengambik sebuah pulpen dari tasnya dan menulis sesuatu di buku tulisnya. Abstrak.

Sehun diam-diam tersenyum miris. Ia memandang telapak tangannya sendu.

Lima garis. Lima ukiran huruf di dada Jongin. Jika semuanya hilang, semuanya akan berakhir bagi Sehun.

"Jongin!"

Jongin mendongkak dan melihat siapa pelaku pemanggilan.

"Ya?"

Kyungsoo tersenyum sambil menyodorkan kotak makan padanya. "Aku membuatnya sendiri, siapa tahu kau suka."

Jongin memandang kotak makan itu. Fyi, Kyungsoo ikut kelas memasak. Lumayan lah.

"Thanks."

Kemudian, setelah Kyungsoo duduk di bangkunya, Jongin membuka kotak bekal itu. Nasi goreng kimchi. Tahu saja ia belum sarapan.

Nyam... nyam... nyam...

Ketika suapan ke 4, Jongin menileh ke arah teman sebangkunya yang terlihat sedang mengepalkan tangannya erat.

FOREVER MORE - KAIHUN/KRISHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang