Seperti biasa, gue dateng pagi. Gue belum liat Jeno maupun Mark. Gue duduk sambil main hp, eh kok Haechan dateng.
"Lo udah tau kemaren Jeno sama Mark-"
"Udah tau."
Haechan ngangguk dan meneruskannya, "Mark langsung ngechat gue tau."
Gue berhenti main hp, "Gimana katanya?"
"Ya gitu, pake capslock terus dia nyebutin nama hewan terus. Udah kaya kebun binatang."
Ah, gue udah menduga itu semua. Gue pengen curhat ke Haechan, tapi dia kan ember banget, harus gue tahan.
Chenle masuk kelas gue tiba-tiba, "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." bales gue dan Haechan.
"Kelas gue masih sepi, join ya." kata Chenle.
Gue ngangguk, "Chenle, lo punya temen yang bisa diajak curhat?"
Haechan senyum dan menghalangi pandangan gue ke Chenle, "Ih minggir Chan." kata gue sambil nyingkirin kepalanya.
"Ada, namanya Jisung." jawab Chenle dengan gayanya yang ya gitu lah.
"Jisung?" tanya gue.
"Chenleee." tereak seseorang yang masuk ke kelas gue.
"Nah ini Jisung." saut Chenle.
Oh ini Jisung, komuknya kaya bisa jaga rahasia nih. Nggak kaya Haechan.
"Jisung, ini ada temen gue yang mau curhat ke lo." kata Chenle.
"Oh ini yang anak baru ya? Siapa namanya?"
"Kiko Kitari." jawab gue tersenyum.
"Ih namanya cantik, kaya orangnya." Jisung senyum sampe matanya segaris.
Chenle sama Haechan ngeliatin Jisung sinis.
"Curhatnya nanti aja ya, gue masih penyakit pagi." kata Jisung.
"Oh iya." jawab gue.
Akhirnya Chenle dan Jisung pamit keluar.
Haechan nyaut, "Woy, gue bisa juga kali diajak curhat."
"Mulut lo ember."
Haechan kaget, "Kok lo tau?"
Haha, gue nggak bego.
"Udahlah, ini mana Jeno sama Mark?"
"Lo khawatir yaaa?"
"Ah gue duduk sama lo deh ya."
Haechan ngangguk.
Ternyata sampe 3x bel, Mark sama Jeno nggak dateng juga. Gue nggak bearharap mereka berdua masuk sih.
"Eh gue baru inget kalo gue dapet tugas ngefoto sungai yang suka dijadiin syuting itu." kata Haechan.
"Yang terkenal itu?"
Haechan ngangguk, "Nanti temenin gue ya."
"Oke deh."
Pas istirahat, Jisung masuk kelas gue, "Kiko jadi curhat?"
"Iyaaa Jisung, sini duduk sama gue, jadi ceritanya itu, kemaren Jeno sama Mark itu main bogem, pas gue tanya, Mark bilang nggak perlu ngejelasin lebih jelas lagi."
"Pasti Mark suka sama lo, kadang cowok yang agresif gitu emang main kasar, kaya Mark gitu. Gue tau banget gimana sifatnya."
Mark suka gue? Sulit, beban hidup gue bertambah.
Mood curhat gue mendadak ilang, "Oh ya udah lah lo boleh balik ke kelas."
( ͡° ͜ʖ ͡°)
Haechan bawaannya apa nih?
"Chan, motor lo apa?"
"Ducati."
OH TERNYATA LEBIH LEBIHNYA DARI JENO SAMA MARK.
"Anjing, beneran ini motor lo?" gue kaget bukan main.
"Iya, bentar." Haechan pake helm full face terus pake jaket, wih ganteng juga... Kalo gitu.
"Udah naik." gue naik ke motornya Haechan.
Haechan kalo ngegas kalem bener dah.
Sampe lah gue di sungai yang dimaksud Haechan, "Kiko, tolong lo fotoin di sana, biar sama-sama selesai."
Gue jalan ke arah yang dimaksud Haechan. Tiba-tiba gue liat Mark duduk sendirian, pake kemeja dan bawahan jeans, kok ganteng? Hahahaha.
Sapa nggak ya? Sapa deh, "Mark."
Mark noleh ke belakang, "Kiko?"
"Ngapain nggak masuk?" gue liat di sebelahnya ada coklat sama bunga, mau nembak cewek apa gimana nih?
"Masih lebam semua nih." katanya sambil nunjukin luka lebamnya.
"Oh iya hehe, itu coklat sama bunganya buat siapa?" tanya gue.
Dia diem aja dan balik liat pemandangan sungai sambil mendecak, "Buat cewek yang gue suka, awalnya."
"Loh? Siapa?" kali ini gue nggak mau kepedean.
Mark ngeliatin gue, "Duduk dulu." akhirnya gue duduk di sebelahnya.
Dia ngebisikin gue deket banget, "Lo."
TUNGGU? INI TIDAK BENAR. TIDAK BISA SEPERTI INI. MAKSUD GUE, GUE UDAH PUNYA JENO. MAKSUDNYA MARK NGEBISIKIN GUE SEDEKET INI APA?!
"Ih pake jarak." gue ngejauhin jarak gue dari Mark.
"Ini salah gue juga terlalu cuek ke lo, akhirnya gue keduluan Jeno." Mark berdiri.
"Ini coklat sama bunganya?" tanya gue.
"Buat lo aja Ko, gue pulang dulu."
"Eh bentar Mark, lo udah ketemu Jeno?"
Mark menggeleng.
"Ini salah gue Ko, maaf ya bikin pacar lo jadi luka-luka." kata Mark terus dia senyum.
Kenapa gue ngerasa nggak ada yang salah ya, "Oh nggak kok." balas gue.
Akhirnya Mark pergi.
"Woy, disuruh ngefoto malah asik duduk. Dapet coklat sama bunga lagi." kata Haechan yang mukul pundak gue.
"Chan, pulang aja yuk." ajak gue.
"Ya udah ayok dah, bentar, gue mau makan coklatnya."
Ah selalu gini, gue nggak tertarik dengan coklat, jadi gue biarin Haechan makan di sebelah gue. Bunga? Gue pegang aja. Yang menarik adalah pengakuan Mark.
Tapi Jeno masih di hati gue sih, tapi Mark mulai mengusik pikiran gue, ambyar semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect one | mark lee [✔]
Fanfiction2017©ksoulee #1 in ss [24/03/2017] 13/02/2017 01/05/2017