11 ーBerdarah

39.7K 5.4K 1.3K
                                    

Jeno sama Mark udah dateng duluan sebelum gue, udah baikan nih?

"Lo berdua udah baikan?" tanya gue.

Jeno ngangguk, Mark sok budeg.

"Nah gitu dong."

Gue seneng liatnya, ya walaupun Mark kaya masih nggak enak gitu.

Jeno nyolek pundak gue, "Nanti pulang sekolah gue anter ya."

"Oh iya, gue pindah rumah deket rumahnya kak Jaehyun."

Jeno ngangguk, "Berarti kan bisa aku gonceng soalnya lumayan jauh kan."

IH JENO APAAN YHA. PAKE AKU SEGALA AIH.

"Jangan pake aku dong, nggak biasa tau." kata gue malu-malu.

"Makanya dibiasain hehe." kata Jeno ketawa gitu FUG.

Mark langsung pake earphone, gue yakin dia masih ada rasa cemburu.

"Eh, gue- aku keluar bentar." gue lari keluar.

Pas baru keluar, gue ditabrak sama cowok, belum sempet marah, dia udah ngulurin tangan.

"Maaf maaf, lo nggak papa?" tanyanya.

LAH ANJIR ganTeng.

"Eh nggak papa kok." gue berdiri dengan bantuannya.

"Mau nanya, kelas 10-B dimana ya?"

"Oh ini." kata gue sambil nunjuk.

Dia senyum, "Makasih ya."

"Iya."

Pasti itu anak pindahan juga, kok ganteng hehehe.

Jeno ngagetin gue, "Kiko, itu tadi siapa?"

"Anak baru, sekelasnya Chenle sama Jisung."

"Oh, ya udah ayo masuk."

Tangan gue dipegang Jeno. AIH.

Di tengah pelajaran, Jeno ada panggilan Osis, akhirnya dia harus dispen sampe pulang sekolah.

Gue akhirnya duduk sendirian di belakang, "Gue duduk belakang ya?" tanya Mark tiba-tiba.

"Heh Mark, gue sendirian." kata Haechan, MAMPUS LO CHAN hAHa.

"Bentar doang." Mark pindah ke bangkunya Jeno.

Kenapa nih kok Mark ngeliatin gue terus.

"Apa? Nggak usah liat-liat." kata gue ketus.

"Hm, rumah lo pindah kemana?"

"Itu, deketnya rumah kak Jaehyun."

"Tau lo rumahnya?"

"Tau lah, pernah ketemu." jawab gue. Mark diem aja.

"Eh Mark, btw, gimana kok bisa baikan sama Jeno?" tanya gue.

"Ya gitu, cewek nggak perlu tau."

Kan rese.

🌙🌙🌙

"Ko, pulang bareng Jeno?" tanya Mark.

"Iya, tapi dia lagi rapat." kata gue masukin buku.

"Gue juga tau woy, gue tungguin sampe Jeno selesai?"

"Cie Mark nungguin Kiko." kata Haechan.

Pengen gue masukin tong sampah aja si Haechan, "Udah sana pulang."

"Emang, gue mau jalan sama Ducati, keliling kota." kata Haechan sambil melangkah keluar kelas.

Kasian banget, nggak punya pacar, akhirnya ngedate sama motor sendiri :(

Gue sama Mark turun bareng, kok ketemu sama anak pindahan itu hehehe.

Gue langsung nepuk pundaknya, "Nama lo siapa?"

Mark langsung narik gue, "Kalo Jeno tau, dia bisa cemburu."

"Ih kenalan aja." gue deketin lagi cowok pindahan itu.

"Siapa nama lo?" tanya gue.

"Jaemin." jawabnya diselingi senyum manis eheuuu.

Mark yang udah di sebelah gue mendecak, "Ini namanya Kiko Kitari, udah sana lo pulang."

Jaemin kayaknya ngerasa kali diusir, dia akhirnya senyum ke gue dan pergi.

"Kok kasar banget sih?" tanya gue.

"Kasian Jeno." jawab Mark.

Hmmm, sebenernya lo juga kasian. Gue tau perasaan lo pasti masih nggak terima.

"Lo juga-" ucapan gue terputus.

"Lama juga ya Jeno, gue pulang duluan ya." kata Mark sambil ngeliat jam yang melingkar di tangannya, dia langsung lari.

Pundak gue ditepuk Jeno dari belakang, "Mark kok duluan?"

Ah, jadi Mark ngeliat Jeno. Makanya dia langsung sok-sokan kelamaan nunggu, perasaan lo pasti nggak karuan.

"Dia bilang kelamaan nunggu." kata gue.

"Oh ya udah ayo pulang." tangan gue digenggam sama Jeno.

Sampe di parkiran, gue liat Jeno bawa 2 helm, "Ini satunya buat Kiko." katanya ngasih gue helm.

"Ih makasih loh." gue langsung pake helmnya.

Tiba-tiba ada yang nelpon Jeno, "Halo Mark."

"Ahhh Jeno, tolongin gue."

"Mark? Lo dimana?"

"Tolong, gue kesakitan."

"Woy lo dimana?"

"Ah bangsat!" kata Jeno dengan nada marah, dia langsung masukin hp nya ke tas.

"Ko, cepet naik." kata Jeno.

"Mark kenapa?" tanya gue sambil naik motornya Jeno.

"Nggak tau, dia bilang dia kesakitan, terus pas aku tanya dimana, sambungannya terputus."

Gue kok jadi mikir yang nggak-nggak ya?

Jeno ngebut banget, dia pasti takut kalo ada apa-apa sama sahabatnya.

Tiba-tiba hp gue geter, ternyata dari Mark.

"Jeno, nepi dulu, Mark telpon."

Jeno akhirnya menepi.

"Halo Mark, lo dimana?"

Dia sama sekali nggak bicara, yang gue denger dia cuma mendesah kesakitan.

"Mark jawab gue." gue mau nangis karena denger suaranya.

"Di dek-et rumah lo." kata Mark yang langsung mutusin sambungannya.

"Dia di deket rumah aku yang baru." kata gue ke Jeno.

Jeno langsung ngebut sampe daerah rumah gue.

"Mark mana sih?" gue ngedarin pandangan.

Jeno menyipitkan matanya dan lari, gue ngikutin Jeno. Yang gue liat sekarang, Mark udah banjir darah dan tergeletak gitu.

perfect one | mark lee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang