Cahaya matahari membuat wajah Felia merasa panas, dia membuka matanya dan melihat jam susah jam 10 pagi. Dia sudah terlambat ke sekolah, jadi dia memutuskan untuk tidak ke sekolah, kalau dia ke sekolah buat apa juga kalau cuma buat dengar ocehan pak Didi.
Masih belum pulang juga orang tua nya. Seharian ngak pulang kemana mereka?
Felia sedang benar-benar malas memasak jadi dia memutuskan untuk membeli bubur kacang hijau kesukaannya di depan kompleks.
Felia membuka pintu depan rumahnya. Ada sepucuk surat di depan pintu rumahnya.
Surat itu berwarna putih tapi di setiap tulisan atau gambar berlapiskan warna emas.
"Surat apaan nih?" Felia membolak-balik surat itu. Tapi akhir nya karena tingkat ke kepoan nya akut jadi dia membuka nya. Kertas putih dengan tinta biru.
Diana Rafelia Griselda Estefany Scowatis.
Jam 13:00
Akan ada yang menjemput mu
Bersiap siap lah.Felia menyirngit. Apa maksud surat ini? Tidak ambil pusing dia meletakkan surat itu di atas meja. Lalu dia mengambil kunci mobil milik Aldrian dan melajukan mobil nya menuju depan kompleks rumah nya.
Dia sudah selesai menikmati bubur kacang hijaunya, surat yang tergeletak di atas meja itu mengundang rasa penasaran nya.
Dia mengambil surat itu membaca nya ulang dengan seksama.13:00
Dia melirik jam, kurang 5 menit lagi jam satu. Tepat jam satu siang.
Ting tong!
Bel rumah nya berbunyi.
Ceklek!
Dua orang berbadan besar yang memakai baju setelan seperti.... Apa yah di bilang. Pengawal atau apalah, karena ada semacam alat yang bertengger di telinga mereka.
"Nona anda di minta untuk ikut dengan kami." Ucap yang kepalanya botak.
"Kalau ngak mau?"
"Kami akan pakai kekerasan." Ucap yang berambut hitam.
"Jangan macam-macam, gue bakalan teriak." Felia mulai membuat ancang-ancang untuk berteriak, tapi salah satu dari kedua orang itu membekap mulutnya dengan sapu tangan yang dia yakin di beri obat bius. Karena setelahnya semua gelap.
_U16_
"Erm.." Felia menggeram dalam tidur nya, perlahan dia membuka mata nya. Dia terbelak menyadari dia tidak lagi di rumah nya.
"Anda sudah bangun, Nona?" Pramugari? Awan? Jangan-jangan?
"Ini di mana?"
"Ini dalam jet pribadi putri Alicia." Felia menyirngit.
"Hah?"
"Orang tua putri."
"Kayanya namanya bunda bukan Alicia deh?"
"Putri Adilia bukan orang tua anda, orang tua kandung anda adalah putri Alicia." Felia menatap Pramugari itu tajam. Enak-enak nya dia bilang bunda nya bukan orang tua nya, dan mengatakan orang lain sebagai orang tua nya.
Pramugari itu melihat perubahan wajah Felia. "Ma-af, anda bisa tanya kan itu kepada putri Alicia ketika kita sampai." Pramugari itu langsung berjalan pergi.
Felia mengacak rambut nya dengan frustasi. Ini hari ulang tahun nya dan ini juga hari sial nya. "Huaa, bunda Feli mau nangis."
Sekitar 20 menit kemudian terdengar suara pemberitahuan kalau mereka akan mendarat. Felia menggunakan sabuk pengaman nya. Pesawat mendarat dengan sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Princess
Teen FictionJudul sebelumya: Unexpected Sixteen Rafelia, Nakal dan suka melanggar aturan yang ada. Prinsipnya peraturan ada untuk di langgar bukan di taati. Ruang BK sudah sering ia masuki, selalu terlambat dan berakhir dengan memanjat pagar sekolah. Dari senin...