Felia meletakan dua piring spaghetti di atas meja. "Selamat makan." Ucap Felia senang, sedari tadi perutnya sudah berdemo apalagi saat mencium wangi spaghetti yang membuat nya semakin kelaparan.
"Lapar banget, ya?" Felia menyengir lalu menyendokan spaghetti itu ke dalam mulut nya.
Malam ini Nevan memutuskan untuk tidur di apartemen, katanya sih mau menemani Felia. Takutnya Felia kenapa-napa, padahal aslinya tidak ada apa-apa. Nevan hanya terlalu lebay itu kata Felia.
"Pelan-pelan makan nya." Nevan menyodorkan segelas air ke depan Felia, dengan cepat gadis itu meminum air sampai tandas.
Nevan dan Felia mencuci piring bersama, Felia menyabuni dan Nevan yang membilas.
Setelah selesai dengan kegiatan mencuci mereka, Felia dan Nevan memutuskan untuk menonton finding dori di ruang tengah apartemen itu.
Felia meletakan kepalanya di pangkuan Nevan yang duduk di samping nya. Felia sama sekali tidak menonton, gadis itu tertidur. Apalagi Nevan mengelus pelan rambut nya.
Nevan tertawa kecil, dia mengusap kembali kepala Felia. Nevan mencium puncak kepala Felia, kemudian menggendong nya ke kamar milik Felia.
Nevan meletakan Felia di atas tempat tidur dengan hati-hati, lalu menarik selimut hingga seleher Felia.
"Night." Ucapnya sebelum keluar dari kamar itu.
___U16___
Pagi menjelang, Felia terbangun dari tidurnya. Jam menunjukan pukul 6 pagi, dengan gontai gadis bermanik berbeda warna itu melangkah ke kamar mandi. Membasuh wajahnya dan mencepol asal rambut panjang nya.
"Pagi," sapa Felia pada Nevan yang baru saja keluar dari kamarnya, dengan baju seragam yang lengkap.
"Pagi." Balas nya dengan senyuman.
Felia berjalan ke dapur dengan di ikuti Nevan. Sebentar saja dia memasak, hanya nasi goreng dengan potongan ayam dan sosis, simple.
"Nggak makan?" Felia menggeleng, dia hanya duduk sambil memandangi Nevan yang melahap nasi goreng nya.
"Gue berangkat, jangan lupa makan." Nevan mencium puncak kepala Felia, lalu menggendong tas miliknya. Felia melambaikan tangannya ketika Nevan keluar dari pintu.
Felia tidak lagi menggunakan soft lens, dia memutuskan untuk tidak menggunakan benda itu lagi. Mulai sekarang Dia akan mencoba agar tampil natural, dengan mata berbeda warna nya.
Felia bosan, terlebih lagi dia tidak memiliki hape. Hape nya ada di keluarga nya, dan tidak mungkin dia muncul di depan keluarganya hanya untuk mengambil hape milik nya. Dia juga tidak mau membelinya.
Felia bertanya-tanya apa Farell hari ini masuk sekolah?
Karena jika tidak dia ingin membicarakan sesuatu dengan adik nya itu.
Felia membalut kaos minionnya dengan jaket hitam, dengan celana selutut dan rambut yang masih berantakan dia memutuskan untuk datang ke kediaman keluarga yang selama ini di tinggali Farell.
Mobil Ferrari itu membelah ramai nya kota, dengan kecepatan sedang melaju menuju tempat yang ada di pikiran pengendara nya.
"Maaf apa Farell ada di dalam?" Tanya Felia dengan sopan ke pada satu penjaga yang ada di depan gerbang.
"Ada," jawab nya.
"Bisa saya bertemu dengan Farell, katakan kalau saya adalah teman nya dari sekolah. Saya akan menunggunya di mobil saya." Felia menunjuk mobil yang berada di seberang jalan. Penjaga itu mengangguk, dan berjalan masuk ke dalam mansion. Felia masuk kedalam mobilnya, mata tajam nya tidak lepas dari bangunan megah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Princess
Teen FictionJudul sebelumya: Unexpected Sixteen Rafelia, Nakal dan suka melanggar aturan yang ada. Prinsipnya peraturan ada untuk di langgar bukan di taati. Ruang BK sudah sering ia masuki, selalu terlambat dan berakhir dengan memanjat pagar sekolah. Dari senin...