Coba dengerin lagu Illusion dari 1D, buat part ini.
Felia meregangkan semua otot nya yang terasa kaku. Lalu menghela nafas, otak Felia serasa mengeluarkan asap. Terlebih lagi dia baru selesai melaksanakan ulangan susulan, yang berisikan 16 mata pelajaran. Felia hampir saja gila di buat kertas-kertas itu.
"Udah?" Felia berteriak, "Nggak usah teriak, aku nggak gigit."
"Ngapain lo di sini?"
"Nunggu kamu, aku guru les tambahan kamu. Dan sekarang kita mau belajar."
Felia memandang malas Vier. "Dengar, gue baru aja selesaikan ulangan dari 16 mata pelajaran, dan sekarang elo nyuruh gue buat belajar lagi?!" Vier mengangguk polos.
"Iya, sayang." Felia menatap tajam ke Vier.
"Asal ngomong ya lu, panggil orang sayang-sayang."
"Kamu memang sayang aku dan aku juga sayang kamu, jadi memanggilnya sayang lah." Vier mengedipkan sebelah matanya, lalu jalan di depan Felia.
Felia menghentak-hentakan kakinya sebal. "Vier.."
___U16___
Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, dan Felia baru saja menyelesaikan soal yang di berikan Vier.
"Udah." Felia menyodorkan buku nya ke Vier.
Vier meneliti setiap jawaban Felia. "Nomor 4 salah, kerjakan ulang." Ucap Vier.
Mulut Felia menganga. "Gue kerjakan di rumah aja ya, gue udah ngantuk plus lapar nih." Felia memasang puppy eyes nya.
Vier menggeleng. "Sampai nomor 4 belum benar, nggak boleh." Felia cemberut.
Dengan kasar Felia mengambil bukunya dari Vier. Vier hanya tersenyum kecil, sebenarnya jawaban Felia sudah benar hanya Vier membuat alasan agar gadis itu bisa lebih lama bersama nya.
"Nih." Vier mengangguk-angguk.
"Oke, ini udah benar. Tapi kamu belum boleh pulang."
"Kenapa?"
Vier menatap mata Felia yang berbeda warna. Laki-laki itu tersenyum. "Mata lo cantik." Ujar Vier sungguh-sungguh.
Felia mengerjap. "Hah?"
"Mata kamu cantik Felia, sayang." Vier mencubit gemas pipi Felia, walau dalam hatinya dia ingin langsung mencium Felia.
"Fel, maafin aku ya karena nggak percaya sama kamu." Vier menggenggam tangan Felia, menyelipkan jari-jari Felia di sela-sela jari nya. "Aku bodoh nggak percaya sama kamu." Vier mendongak. Ingin sekali Vier menghapus jarak di antara mereka namun dia sadar jika hubungan mereka sedang dalam masa tegang.
Felia bungkam.
"Aku tau aku salah sama kamu, aku nggak yakin sama cinta kamu ke aku. Maaf Fel, jujur waktu kamu menghilang selama sebulan itu aku ada berniat bunuh diri." Felia menatap Vier tidak percaya. "Aku hampir nyerah cari kamu, tapi lalu aku berfikir kalau misal kamu nyari aku gimana? Aku udah nggak ada, nanti kamu sama siapa kalau nggak ada aku? Jadi aku nggak lakuin itu," ujar Vier. "Tapi ternyata pilihan aku benar, kamu masih ada tapi sayangnya kamu nggak ingat aku. Ingat tapi kisah kita yang lalu, bukan yang sekarang. Sakit Fel, lihat kamu cuma ingat waktu kita masih musuhan padahal kita udah pernah jalanin hal yang lebih serius." Vier tidak tahan lagi, dia langsung memeluk Felia erat seakan tidak ada hari esok.
"Aku kangen banget sama kamu, kamu hampir buat aku berfikir buat bunuh diri." Felia merasakan pundaknya basah.
"Vier.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Princess
أدب المراهقينJudul sebelumya: Unexpected Sixteen Rafelia, Nakal dan suka melanggar aturan yang ada. Prinsipnya peraturan ada untuk di langgar bukan di taati. Ruang BK sudah sering ia masuki, selalu terlambat dan berakhir dengan memanjat pagar sekolah. Dari senin...