24. Semua Berakhir

20.9K 1.3K 58
                                    

Sudah hampir seminggu ini Vier selalu menjauh dari Felia, bahkan dia pindah tempat duduk ke belakang.

Jika di tanya guru, dia akan menjawab jika dia lebih mengerti pelajaran saat berada di belakang.

Vier pun selalu menghindar, jika ada tugas yang menyangkut pasangan, atau kelompok berdua. Pasti dia akan selalu mengelak.

Felia selalu mencoba meminta maaf pada Vier, namun selalu Vier menghindar. Hanya sekedar mata bertemu mata saja Vier tidak mau.

Farell pun tidak pernah masuk sekolah, padahal tangan Felia sudah sangat ingin memukul wajah Farell. Tapi semua itu pupus saat dia ingat kalau Farell adalah adiknya.

Helaan nafas Felia membuat Zelena dan Lalitha menghentikan makan nya.

"Nggak usah di pikirin, lo udah hampir seminggu gini terus." Ucap Lalitha yang berada di depan Felia.

Felia hanya tersenyum getir.

"Fel, mending lo makan deh. Lo pucat banget." Ucap Zelena, terdengar nada khawatir.

"Gue masih kenyang." Ucap Felia yang tentunya bohong. Dari kemarin saja dia belum makan, bagaimana bisa dia masih kenyang. Tapi saat melihat makanan, dia sama sekali tidak merasa lapar. Felia pun sering melamun. Pikirannya selalu melayang ke Vier.

"Gue balik ke kelas duluan ya." Felia langsung bangkit dan keluar dari kantin menuju kelas.

Kelas masih sepi, bahkan tidak ada orang sama sekali di dalam kelas.

Felia duduk di kursinya, matanya memanas. Satu bulir air matanya lolos.

Saat di kantin tadi matanya dan milik Vier sempat bertemu. Tapi Vier dengan cepat mengalihkan nya. Dan lebih memilih berbicara dengan Aulia.

"Gue mau ngomong." Felia mendongak, dengan cepat dia menghapus air mata nya.

"Mau ngomong apa?" Tanya Felia dengan suara parau.

"Gue pengen kita putus." Felia menatap Vier tidak percaya. "Lo juga kayanya cocok sama Farell. Gue cuma kasih kalian jalan supaya bisa sama-sama." Ucapnya lagi.

"Vier, semua itu cuma salah paham. Ada yang ngenjebak aku." Ucap Felia dengan air mata yang sudah kembali jatuh.

"Lo pikir gue percaya? Gue nggak mau percaya lagi sama orang kayak lo. Lebih baik gue sama Aulia, dia bisa di percaya. Dan kita sampai di sini aja. Dan gue ucapan selamat, gue dengar dari Aulia kalo lo udah pacaran sama Farell. Selamat semoga langgeng." Setelahnya Vier berjalan menjauh.

Air mata Felia tidak terbendung lagi. Hatinya sakit, apa hanya sebesar itu kepercayaan Vier padanya?

Apa Vier sekarang memang lebih percaya pada Aulia ketimbang dirinya?

Sepertinya iya, Vier bahkan sekarang memandangnya dengan benci.

___U16___

Felia dan saudaranya yang lain sampai di rumah, dan yang lebih membuat Felia bahagia adalah kedatangan Bunda dan Ayahnya.

"Bunda." Panggil Felia.

"Berhenti di situ." Felia berhenti di tempat nya.

"Bunda?"

"Bunda nggak percaya ternyata kelakuan kamu kaya gini, Bunda kira kamu anak baik, ternyata nggak."

"Ma-maksud Bunda apa?"

"Jangan pura-pura nggak tau kamu! Pergi ke club minum-minum, tauran. Mau jadi apa kamu?! Mau jadi jagoan pergi ke tempat begituan?!" Adilia melempar foto-foto tepat di wajah Felia. "Lihat kelakuan kamu, Bunda malu punya anak kaya kamu!"

The Bad PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang