Felia memandang bingung semua orang yang ada di depan nya.
"Lo nggak ingat kita?" Felia menggeleng. "Sama sekali." Felia mengangguk. Lean menghela nafas.
Semua orang masih saja menatap Felia. "Sayang, kamu udah baikan?" Tanya Adilia.
"Siapa?" Adilia tentu saja terkejut.
"Kamu nggak ingat Bunda sayang?" Air mata Adilia hampir jatuh.
"Nggak. Yang saya ingat cuma sahabat saya dan dia." Felia menunjuk Vier yang menundukan kepalanya.
"Tapi bagaiman bisa kamu ingat dengan sahabat kamu tapi tidak dengan kami?" Felia mengangkat bahunya.
"Ingatan nya kembali saat dua tahun lalu." Ucap Lalitha.
"Dia bahkan bilang umurnya 14 tahun." Lanjut Zelena.
"Al, lapar." Rengek Felia, tidak menghiraukan ketegangan setiap orang yang berada di ruangan itu.
"Mau makan apa?" Tanya Aldrian lembut.
"Em..es krim." Aldrian melotot, dia lalu menjitak kepala Felia.
"Nggak boleh, masih sakit kok makan es krim." Felia mengecutkan bibirnya.
"Yang lain."
"Gue mau nasi padang." Jawab Felia dengan mata berbinar.
"Lo kira ini indonesia, yang ada jual nasi padang di pinggir jalan? Ini London Felia."
"London?"
"Iya, sekarang lo tinggal di London sama kayak kita." Felia mengerjap.
"Oh, jadi sekarang kita tinggal di London, pantas aja tadi perawat sama dokternya bule. Tapi kok bisa?" Sepertinya karena kecelakaan otak Felia sedikit lemot dalam berfikir.
"Capek ngomong sama lo." Felia menyengir.
"Em..Terus Gue tinggal di mana?"
"Di keluarga Scowatis." Jawab Leardo.
"Nggak pernah dengar." Felia menarik nafasnya. "Dan kenapa gue bisa tinggal di sana, seingat gue nama gue cuma Rafelia Griselda doang deh, nggak ada Sco..scoa...scoa...."
"Scowatis."
"Nah itu."
"Tapi kamu memang bagian dari keluarga kami." Ucap Alicia, mata wanita itu sudah memerah.
"Al, gue tinggal sama elo ya, gue sama sekali nggak ingat mereka." Felia menunjuk semua keluarga Scowatis.
Aldrian menghela nafas, kemudia mengangguk. "Kapan gue bisa keluar dari sini. Gue nggak suka bau obat." Ucap Felia.
"Nanti gue tanya dulu sama dokternya." Felia mengangguk.
"Felia kamu itu anak kami," Alicia sudah menangis sesenggukan.
"Maaf, Nyonya Scowatis, saya tidak bisa ikut kalian. Saya bahkan tidak ingat satu memori pun tentang kalian." Hati Alicia rasanya seperti di remas.
"Sayang, maafin Mommy. Maaf, jangan begini ke Mommy," Alicia mendekat ke Felia.
"Al." Felia merapatkan dirinya ke Aldrian.
"Tante, mungkin Felia benar-benar lupa dengan kalian. Dan tolong jangan di paksakan, saya khawatir jika nantinya di paksakan malah akan membuat dia trauma." Ucap Aldrian, yang mampu membuat Alicia berhenti melangkah ke arah Felia.
___U16___
"Sepertinya ingatannya kembali ke masa lalu, dan saya juga kurang paham bagaimana dia bisa lupa dengan keluarga kalian. Padahal kalian sudah merawatnya dari kecil." Ucap sang Dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Princess
Teen FictionJudul sebelumya: Unexpected Sixteen Rafelia, Nakal dan suka melanggar aturan yang ada. Prinsipnya peraturan ada untuk di langgar bukan di taati. Ruang BK sudah sering ia masuki, selalu terlambat dan berakhir dengan memanjat pagar sekolah. Dari senin...