"Sshh. Gue di sini." Farell mengusap rambut Felia, tubuh gadis itu bergetar.
"Felia," suara lembut seorang gadis membuat Felia sontak menghentikan tangisnya. Matanya terbelak, dengan cepat dia berlari ke arah gadis itu.
"Lo ngapain di sini?!"
"Tadi waktu kamu suruh aku pulang, aku kirim pesan ke Farell dan Farell datang jemput aku. Katanya kamu dalam masalah, kamu nangis?" Felia menghapus air mata yang masih saja mengalir.
"Felia," panggilan lembut. Felia terisak. "Hei, kenapa nambah nangis. Kamu kenapa?"
"F-fia," Fia menghentikan pergerakannya, dia membeku tatkala matanya bertemu dengan milik Nevan.
"Fi, lebih baik lo pulang sekarang. Gue tau lo belum siap." Felia menarik tangan Fia, namun gadis itu diam di tempat. "Fi..."
"Aku udah di sini Fel, aku nggak mau menghindar lagi." Fia tersenyum, dia menggenggam tangan Felia. "Makanya aku sekarang di sini, aku udah pikiran apa yang kamu bilang waktu itu. Dan aku setuju, aku mau, aku terima. Nggak harus memaafkan cukup menerima." Fia tersenyum. Felia menghela nafas, matanya lalu bertemu dengan Farell laki-laki itu juga mengangguk.
"Oke," Felia menghapus air matanya. "Saya tanya pada kalian semua, kalian mau saya maafkan kalian ? Mau saya kembali? Mau saya tetap tinggal di rumah ini? Jika kalian terima saya di sini, berarti kalian juga menerima ketiga orang ini, karena mereka juga bagian dari keluarga ini." Ucap Felia lantang.
"Tapi mereka siapa sampai mereka perlu ikut tinggal di sini?" Tanya Nicholas.
"Sekarang Felia tanya ke Daddy." Felia diam sebentar. "Apa Daddy pernah berhubungan dengan wanita lain, selain Mommy?" Nicholas menatap Felia. Lalu dengan ragu menggeleng.
"Lalu Daddy kenal wanita ini?" Felia mengambil selembar kertas dari kantung celananya, tepatnya sebuah foto. Wanita dengan senyum manis di dalam nya.
"T-tidak." Jawab Nicholas. Felia menaikan sebelah alisnya.
"Sungguh?" Nicholas mengangguk. "Lalu apa Daddy tau jika wanita itu hamil? Dan anaknya lahir tepat di hari yang sama saat aku lahir?!"
"Maksud kamu apa Felia?" Tanya Alicia.
"Aku langsung to the point. wanita ini, cinta pertama dari seorang Nicholas Scowatis." Semua orang yang ada di ruangan itu memandang tidak percaya ke Felia.
"Nggak mungkin, kamu fitnah Daddy kamu sendiri Felia!" Ucap Alicia hampir berteriak.
"Oh, jadi aku bohong? Apa aku bohong Dad?" Nicholas diam. "Kenapa Daddy diam? Apa perlu bukti?" Felia mengambil tas yang di bawa Farell. Felia memang sudah tau hari ini akan terjadi, dan dia sudah menyiapkan segala hal yang akan menjadi bukti, bahwa Farell adalah bagian dari keluarga Scowatis.
"Ini, test DNA yang menyatakan bahwa DNA Farell sama dengan milik Daddy. Apa kurang bukti?" Alicia mengambil kertas hasil cek DNA itu dengan tangan bergetar. Dia langsung menutup mulutnya saat melihat surat itu.
"Kamu selingkuh dari aku?" Alicia menangis. Nicholas merengkuh tubuh istrinya itu.
"Maaf," hanya kata itu yang terlontar.
"Kamu jahat, kamu udah janji.nggak ada orang ketiga diantar kita tapi apa bukti nya, kamu...kamu..." Alicia kembali menangis.
"Farell lahir tepat 7 menit setelah aku lahir." Ucap Felia. "Dan Mommy nggak perlu khawatir ada yang merusak hubungan kalian. Karena Maria udah nggak ada di dunia ini. Tepat sepuluh tahun setelah melahirkan Farell dia meninggal, karena bunuh diri." Ucap Felia, matanya mengarah ke Farell. Dia mengusap pelan lengan adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Princess
Teen FictionJudul sebelumya: Unexpected Sixteen Rafelia, Nakal dan suka melanggar aturan yang ada. Prinsipnya peraturan ada untuk di langgar bukan di taati. Ruang BK sudah sering ia masuki, selalu terlambat dan berakhir dengan memanjat pagar sekolah. Dari senin...