16. I'M Comming Indonesia

21.3K 1.4K 9
                                    

Felia terus saja tersenyum, dia masih saja menatap kertas ulangan matematika nya.

"Wlek, gue menang." Ucap Felia ke Nevan. Nevan hanya mendengus.

Mis. Nao sudah keluar dari kelas, karena rapat tentang survei yang di katakan Vier kemarin. Jadi mereka tidak belajar, bagai di surga bila tidak belajar. Itu bagi mereka, tepatnya bagi Felia.

"Aaa! Ganteng banget."

"Gue meleh."

"Astaga. Kok bisa ada dewa Yunani di sini."

"Gue nggak bisa nafas."

Jeritan-jeritan dari luar membuat Felia mengalihkan pandangan nya dari Nevan ke arah pintu.

Di sana, di depan pintu. Ada dua orang yang berdiri. Satu yang dekat dengan Felia yang satu lagi musuh nya.

Leardo dan Alex.

Leardo berjalan ke arah meja Felia, dia menggebrak meja Felia.
Seketika satu kelas menghentikan semua aktifitas mereka. Semua saudara Felia berkumpul di meja nya.

"Gue dengar lo kalahin Nevan." Leardo berdecak.

"Oh. Ternyata selain tukang sindir dan sombong ternyata seorang Andrea Nevan Faustin Scowatis tukang ngadu juga toh orangnya." Felia bersedekap, gadis itu menatap Leardo dengan tatapan menantang. Senyum sinis terukur di wajah Felia. "Cupu. Main lapor." Nevan langsung mencengkeram kerah baju Felia.

"Lo!"

"Woles aja. Gue tau lo lebih kuat dari gue. Gue tau, tapi ingat lo cowok apa jadi nya elo kalau mukul cewek. Mau jadi banci lo!" Felia malah semakin menantang Nevan yang mencengkeram baju nya. Bahkan Felia sampai berdiri karena cengkeraman Nevan. Lean dan Alex dari tadi berusaha agar Nevan melepas cengkraman nya pada Felia. "Gue cuma mau selamatin reputasi elo aja, nggak baik juga kan kalau seorang pangeran mukul cewek. Terlebih lagi gue lebih tua dari elo."

Nevan melepas cengkeraman nya dari baju Felia, tapi dia mendorong Felia lumayan keras sampai Felia kembali terduduk di kursinya.

"Gue tantang elo." Ucap Leardo.

"Mau nantang apa lagi?" Ucap Felia malas.

"Setelah survei akan ada lomba piano, gue minta lo ikut, lomba piano." Leardo melihat wajah kaget Felia. Dia melebarkan seringai nya. "Tapi kalau lo takut nggak pa-pa juga sih."

"Gue terima. Tapi yang kalah harus turuti apa yang pemenangnya bilang." Leardo mengangguk.

"Lagu apa?" Tanya Felia. Sambil bersedekap.

"All of me aja, lagi gampang." Felia kembali tersentak, dan Leardo tersenyum. "Tapi ya kalau lo..."

"Nggak, gue terima." Leardo tersenyum puas.

"Okay, gue tunggu." Setelahnya Leardo dan semua saudaranya--kecuali Alex dan Lean--berjalan keluar dari kelas Felia.

Felia membalas senyum Lalitha, tentu saja karena dia mengerti apa arti senyum itu.

"Fel lo beneran terima tantangan Leardo?" Tanya Alex. Felia mengangguk. "Dia itu jago banget main musik, gue takut lo kalah."

"Menang dan kalah dalam permainan itu biasa." Felia mengibaskan tangan nya.

Alex dan Lean hanya bisa menghembuskan nafasnya.

___U16___

Setelah tadi di sekolah mereka mengundi ke mana mereka akan di kirimkan, atau tepatnya kemana mereka akan melakukan survei.

Seluruh saudarnya--tanpa terkecuali--ternyata mendapat tempat, sebenarnya negara yang sama dengan Felia kelima teman nya juga sama, beserta Farell. Dan itu sangat membuat Felia senang. Apalagi negara yang mereka tuju adalah negara tercinta nya.

The Bad PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang