28. Alasan

21.4K 1.3K 47
                                    

Rumah sakit itu tampak rapi dengan pepohonan dan bunga-bunga yang berada di taman kecil.

Felia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit itu.

"Sorry," Felia tidak sengaja menyenggol seseorang.

"It's okay."

Suara familiar itu membuat Felia mendongak.

Terlihat sangat di wajah laki-laki itu jika dia kaget.

"Fe-felia?" Ucap nya tergagap.

"Why you know my name?"

Laki-laki itu tampak gelalapan. Dan langsung pergi begitu saja.

"Well, lo kira semudah itu lepas dari gue?" Felia menyeringai.

Dengan perlahan di mengikuti langkah laki-laki itu, sampai laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya. Felia juga melakukan hal yang sama, dan berusaha agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Mobil Range rover merah itu berhenti di sebuah mansion atau istana mungkin, dengan penjagaan yang ketat.

Felia melajukan mobilnya melewati mansion itu, dia tidak pergi ke mana-mana dia hanya diam menatap mansion itu dari kejauhan.

Felia menyalakan mesin mobilnya saat melihat mobil yang di ikuti nya ke luar dari mansion itu.

Felia mengikuti mobil itu dengan santai, dia membuat jarang yang lumayan jauh agar sang pemilik mobil tidak curiga.

Kening gadis bersurai coklat itu mengkerut.

Gudang?

Pemilik mobil Range rover merah itu turun, dan berjalan memasuki gudang itu.

Felia juga turun dari mobilnya yang dia parkiran lumayan jauh dari gudang itu.

Mata nya menangkap sesuatu yang familiar di matanya.

Kenapa ada di sini?

Tapi dia membuang jauh-jauh pemikiran nya, walau sebenarnya dia membenarkan apa yang di sangka nya.

Gudang besar yang bertingkat, sepertinya bekas suatu pabrik yang lumayan besar.

"Lo ingkar janji lo!"

Felia menangkap suara yang familiar di telinganya, suara yang berasal dari lantai dua.

Felia melangkah pelan menaiki tangga.

"Dari awal itu memang rencana gue."

Satu lagi suara yang sangat familiar di telinga Felia.

"Tapi jangan main fisik, dia itu cewek."

Bugh!

Felia menutup mulutnya.

Nevan memukul Farell.

"Gue nggak peduli, dari awal rencana gue memang begitu. Dan gue malah mau bunuh dia, dia itu alasan kenapa orang yang gue sayang pergi, dia itu pembunuh." Ucap Farell dengan suara yang keras.

"Kenapa lo salahin gue?"

Dua laki-laki itu menoleh ke arah suara gadis yang sangat familiar.

"Felia?!"

"Gue tanya sama lo sekarang, memang gue yang bunuh orang yang lo sayang itu. Apa gue salah kalau gue lahir di dunia ini?!"

"Iya, lo salah harusnya lo nggak perlu ada supaya Mama gue bahagia, dan sampai sekarang seharusnya dia masih hidup!"

Felia memandang Farell dengan air mata yang sudah jatuh.

"Jadi yang lo bilang waktu itu, lo nggak bohong?"

The Bad PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang