Future 1

15.9K 1K 10
                                    

 "Ada yang kau lihat Tae? Apakah itu penting ?"

"Oh, Jim. Tidak ada yang penting mengenai apa yang ku lihat Jim. Hanya kilasan yang akan terjadi sebentar lagi." terangku kepada Jimin.


Braaakkk!!!

Seperti yang telah kulihat. Seseorang jatuh dengan nampan yang mengenai sepasang kekasih yang sedang menikmati makanannya dikantin. Wajah dari salah satu pasangan kekasih tersebut sangat marah karena moment tersebut dan lihat bahkan dia mengumpat dengan kata-kata kasar yang sangat tidak ingin didengar oleh orang-orang sekitar.

"Wah, pasangan legend terkena makanan tumpah dari salah satu manusia ceroboh. Apakah itu yang kau lihat Tae? Mengagumkan"

"Sebenarnya hal itu tidak terjadi pada mereka Chim, seharusnya itu terjadi karena kita. Dan kau lihat kita selamat karena penglihatanku".

"Haruskah aku berterima kasih pada kemampuanmu, Tae? Aku bersyukur karena kau dapat melihat masa depan karena dengan itu kita dapat menghindar dari hal buruk bukan?"

"Hahaha jangan terlalu mempercayai apa yang kukatakan mengenai masa depan Chim, masa depan itu subyektif. Itu bisa berubah apabila pola berpikirmu berubah."

"Kau berkata seperti itu sudah berjuta kali Tae, nyatanya tidak ada yang berubah mengenai apa yang kau lihat. Dan itu terjadi meskipun bukan kepada kita Tae." Jimin memutar mata jengah atas perkataanku.

Ya, melihat masa depan adalah kemampuanku. Menakjubkan bukan? Kau dapat mengetahui apa yang akan terjadi dimasa depan dan kau dapat menghindari masa depan yang buruk. Masa depan bisa berubah ketika orang tersebut memutuskan sesuatu yang lain. Yah, aku bisa melihatnya juga.

Aku mendapatkan kemampuan ini sejak aku kecil. Sejak pertama kali aku masuk ke Taman Kanak-Kanak. Awalnya aku melihat temanku terjatuh dari tempat bermain dan ketika aku akan mengatakannya dia sudah terjatuh duluan. Lain halnya ketika aku memasuki JHS. Aku melihat temanku tertabrak mobil ketika dia sedang menyebrang. Saat aku mengatakannya ia tak percaya dan berkata bahwa aku hanya bercanda. Kemudian ia mengalami kecelakaan dan harus mendapat perawatan insentif dan dia menceritakan keseluruh murid di sekolah bahwa aku adalah orang jahat yang mencelakannya. Ironis bukan ? Hingga kini ketika aku merahasiakan kemampuan untuk menghindari sesuatu yang buruk dan hanya sahabat dan sebagian keluargaku yang mengetahuinya.

"Chim, ayo kekelas. Choi kansanim akan masuk lebih awal." Ajakku pada Jimin

"Astaga, Tae. Aku bahkan belum memakan makanan ini. Kenapa tidak dari tadi, bodoh?" dia memberengut kesal. Dia baru saja akan makan ketika aku melihat kilasan bahwa Choi kansanim akan masuk lebih awal.

"Berani kau mengataiku bodoh setelah ku selamatkan kau dari musibah Chim? Cepatlah makan aku tak ingin terlambat karena mu Bantet!!"

"YAKKK!!!!!"












--------------








Aku pulang kerumah dengan keadaan lelah. Yah setelah mata kuliah berakhir dengan cepat aku langsung segera pulang kerumah untuk istirahat. Lelah karena melihat kilasan yang tidak penting ketika dalam perjalanan. Ketika akan tertidur hpku berdering dan aku terlalu malas untuk mengangkatnya apabila itu tidak penting.

Minho Samchon is Calling

Minho Samchon? Ada apa ?

"Halo, paman ?"

"Hai, Tae. Apa kau sibuk sekarang? Aku ingin memberitahukan mengenai keadaan perusahaan dan bisa kah kau datang kekantor sekarang?" tanya paman Minho.

"Ahh, paman. Aku lelah sekarang kenapa tidak nanti saja paman kerumahku dan kita membahas bersama. Aku sungguh lelah paman." Keluhku

"Astaga, Tae. Jika ini tidak dilakukan sekarang perusahaan kita akan kacau. Kumohon Tae. Hanya sebentar. Aku butuh kemampuanmu." Mohon paman dengan suara yang melas. Jika tidak demi perusahaan aku tidak akan kesana.

"Baiklah. Tunggu sebentar paman. Aku segera kesana. Bye paman." Aku pun memutuskan sambungan telepon tanpa mendengar ucapan terima kasih dari paman Minho.

Aku adalah pewaris dari Hyun's Corp. Perusahaan terbesar di Korea Selatan. Namun aku hidup sendiri karena orangtuaku telah meninggal ketika aku masih di JHS. Aku memiliki rumah mewah namun aku lebih memilih tinggal dirumah sederhana yang lumayan dekat dengan kampusku.

Aku menyalakan mobil dan segera menuju kantor paman Minho. Aku menggunakan mobil ketika pergi ketempat kekantor dan terkadang aku akan membawanya kekampus ketika ada hal mendadak. Aku terlalu takut ketika membawa mobil karena aku sering melihat kilasan-kilasan yang mengejutkan dan aku akan berhenti mendadak. Pernah terjadi hal tersebut dan aku mengalami kecelakaan ringan. Setelah sampai dan memakirkan mobilku dibasement aku segera menuju ruangan paman.

"Apakah paman ada?" tanyaku pada resepsionis yang berada di dekat ruangan paman.

"Oh, Tuan Kim. Tuan Choi sedang didalam menunggu anda. Silahkan masuk Tuan." Jelas resepsionis sambil menunjuk pintu ruangan paman.

Tok.. Tok.. Tok..

Aku mengetuk pintu dan membukanya ketika mendengar seruan masuk dari dalam. Aku melihat paman yang sedang mengerjakan berkas dokumen yang sangat memusingkan dan paman terlihat sangat lelah.

"Hai, Tae. Duduklah."

"Ada apa paman? Mengapa memanggilku kesini paman?" kataku malas. Ayolah ini waktuku untuk tidur dan kenapa harus berakhir di meja dengan berkas memusingkan.

"Perusahaan mengalami penurunan Tae. Tidakkah kau tau itu?" tanya paman dengan nada yang melas.

Aku melihatnya sebulan yang lalu bahwa perusahaan ini akan mengalami penurunan. Tidak banyak tapi mampu membuat perusahaan terguncang jika tidak ditangani cepat. Memikirkan keputusan sebulan itu membuatku mengerti apa yang akan dilakukan.

"Apakah ada tawaran bekerja sama dari perusahan lain, paman ?"

Paman memperhatikan berkas yang ditangannya dengan wajah yang berpikir.

"Ada. Dari Perusahaan Jeon's Corp. Jika kita bekerja sama dengan Jeon's Corp maka kita akan bekerja sama dengan Yoon's Ent juga Tae."

"Tidak paman. Kita tidak bekerja dengan perusahaan Jeon's. Kita akan merugi paman. Bagaimana dengan Joon's Corp?" tawarku setelah melihat potongan masa depan yang akan terjadi dalam waktu yang lama.

"Bukankah kau memiliki masalah dengan anak mereka, Tae ?" tanya paman khawatir.

"Ini bisnis paman bukan urusan pribadi." Ujarku malas karena paman mengingatkanku pada masalalu kelam.

"Oke. Aku akan berbicara dengan dewan kantor yang lain. Pulanglah! Bukannya kau ingin istirahat?" paman hendak beranjak dari kursi kuasanya untuk mengadakan rapat dadakan.

"Baiklah. Aku pulang paman. Sampai jumpa." Ucapku segara pergi meninggalkan ruangan setelah melambaikan tangan pada paman Minho.

Aku segera melangkah meninggalkan kantor paman menuju basement. Para karyawan disana sangat mengenalku dan membungkukan badannya ketika bertemu denganku. Beruntung sekali hidupku. Dapat melihat masa depan dan hidup sebagai seorang pewaris dari Hyun's Corp. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang menuju kerumah untuk istirahat.







Degh !!

Braaaakkkk!!!!!












TBC












Haii, ini cerita pertama ku semoga kalian suka. 

keep Voment 😘

™Sef-

Future (KOOKV) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang