"Cukup Halmoni. Ada atau tidak Jimin dihidupku semua itu akan tetap terjadi!!!!!"
Semua yang berada diruangan itu menatapku kaget. Minho samchon pun begitu. Dia mengalihkan diri dari sana dan duduk samping Jimin.
"Maksudmu ??" suara Halmoni bergetar ketika mengatakan itu. Aku hanya menatap dinding biru itu. Dinding yang polos tapi tidak denganku karena aku seperti menonton film dengan proyektor.
"Itu semua akan tetap terjadi dengan ada atau tidaknya Jimin. Aku sudah pernah melihat ini. Masa depan bisa berubah, benar itu berubah tapi tidak total hanya mengulur waktu kejadian itu." Dengan berani aku menatap wajah Halmoni.
"Ya, semua itu terjadi. Ketika aku disekolah orang-orang itu datang dan memantauku. Mengawasiku. Mencari waktu yang lengah untuk bisa menangkapku dan melenyapkannya. Sampai kejadian itu terjadi semuanya berubah Halmoni. Tuhan masih memberkatiku untuk tidak mati seperti itu. Semua ini berhubungan Halmoni." Aku menceritakan seluruhnya kejadian yang akan datang tidak lengkap memang karena aku belum melihat dari pandangan namja coklat itu.
Mereka diam mencerna semua perkataanku. Termasuk Jimin. Dia masih belum mengerti apa yang akan terjadi karena dia masih kalut dan takut. Entah apa yang takutinya. Aku hanya memandangi mereka yang tengah terdiam itu sampai aku menyadari sesuatu.
"Hosiki hyung. Apa kau bertemu dengan Jungie akhir-akhir ini ?" aku mengalihkan pandanganku ke Hosiki hyung yang berada didekatku.
"Tidak. Aku tidak mengetahui kabarnya sama sekali." Hoseok hanya mengendikkan bahunya tanda tak tahu.
"Memangnya kenapa dengan Jungie ?" Halmoni angkat bicara ketika mendengar kata Jungie.
"Tidak. Aku hanya pernah mencium aroma Jungie disekitarku. Tapi ketika melihat wajahnya dia bukan Jungie." Aku menghela nafasku ketika membayangkan Jungie.
Jungie
Jeon
Jungkook
Entah mengapa aku merasa mereka itu berkaitan. Aku merasa telah mengenal lama si Jungkook itu padahal aku bertemu dengannya ketika omaru angkatannya. Aku heran merasa tidak asing dengan sosok Jungkook itu.
Aku memijat pangkal hidungku. Merasa denyut dikepalaku. Mimpi tadi membuatku merasakan sakit dikepalaku.
"Kau tak apa, Tae? Kau merasa pusing?" Iya aku merasakan pusing namun tidak separah kemarin.
"Tidak apa hyung. Aku baik-baik saja."
"Taehyung"
"Ne, Halmoni?" aku memandang wajah Halmoni yang sedang serius itu.
"Kau. Sampai dimana penglihatanmu itu?" Aku mengeryitkan dahiku ketika mendengar pertanyaan halmoni.
"Ye?"
"Sudah sampai ditahap mana penglihatanmu itu, Tae?" Halmoni menatapku yag masih kebingungan mengenai pertanyaannya.
"Entahlah aku tak pernah tahu. Aku hanya bisa melihat masa depan yang akan terjadi 5 menit yang akan datang dan 5 atau 10 tahun yang akan datang kemudian sedetik kemudian akan berubah sesuai dengan pikiran mereka. Namun ketika mengenggam tangan seseorang aku mampu melihat semuanya dia dan pasangannya. Bahkan kematiannya sekalipun. Apa itu buruk ?" aku menundukkan kepalaku setelah mengatakan seperti itu.
Entah perasaanku tak enak setelah mengatakan hal itu. Semua masa depan yang kulihat akan terjadi namun akan berubah ketika seseorang itu mengubah tujuan awalnya. Siapapun itu yang kulihat. Tapi ketika aku mengenggam tangan atau menyentuh anggota tubuhnya aku dapat merasakan kekuatan melihat seluruh kehidupannya dimasa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future (KOOKV) ✔️
Fantasy[Completed] ✅ "Kim Taehyung" "Jeon Jungkook" "APA!! Dia akan menjadi pendamping di masa depanmu ? berbahagilah Tae!" "Jangan terlalu mempercayai apa yang kukatakan mengenai masa depan Chim, Masa depan itu subyektif. Itu bisa berubah apabila pola ber...