Future 17

4.6K 471 12
                                    










Semua yang berada diruangan itu terkejut mendengar perkataanku atau mungkin bisa disebut sebuah pengakuan. Aku hanya tersenyum melihat wajah terkejut Jimin. Mungkin dia tak menyangka bahwa mungkin aku jatuh cinta padanya.

Jatuh Cinta ?

Benarkah ?

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan tersenyum dengan pemikiranku sendiri. Seberapa lama aku dan Jimin hingga bisa jatuh cinta. Mungkin hanya perasaan nyaman saja.

"Heol. Apa kau baru saja mengungkapkan perasaanmu pada Jimin, Tae ? Wah, kukira kau hanya menganggapnya sahabat saja. Kau bahkan tersenyum sedari tadi. Apa kau bahagia ? Apa kau mencintai Jimin?" Jin hyung menatapku tak percaya dan mengibas-ngibaskan tangannya kearah wajahnya.

Aku yang sedaritadi senyum makin melebarkan senyumanku saat melihat wajah merah Jimin. Apakah dia malu atau terpesona atau bahkan marah ? Tak mungkin aku jatuh cinta pada Jimin karena bagaimanapun Jimin selalu mencintai orang itu. Bahkan dia akan menikah dengan orang yang dicintainya sepenuh hati. Dan orang itu juga mencintai Jimin dengan seluruh hatinya.

"Jika aku tidak melihat masa depan mungkin iya aku akan mencintainya. Tapi nyatanya tidak hyung. Jimin tidak akan menjadi pelabuhan terakhirku. Begitupun sebaliknya. Aku dan Jimin sampai akhir akan tetap seperti ini. Mungkin pada saatnya aku akan menemukan orang yang sama seperti Jimin." Aku mengalihkan seluruh pandanganku kearah Jin hyung dan Hoseok. Aku merasakan wajah kecewa mereka.

"Bahkan kau sudah kenal lama dengan Jimin. Kenapa tidak berakhir dipernikahan saja? Kalilan bahkan sangat romantis di kampus." Aku meledakkan tawaku.

"Karena kami sudah menemukan pasangan kami masing-masing hyung." Aku menjawab disela tawaku. Yang lain kembali memandangiku.

"Meskipun Jimin seorang player. Tapi dia sangat mencintai 1 orang seumur hidupnya. Bahkan aku sudah melihat masa depan mereka. Mereka berakhir di altar dengan bahagianya." Aku kembali memandang Jimin dan tersenyum. Menyadarkan diri bahwa aku dan Jimin tidak akan bersatu. Apapun yang terjadi.

"Jadi siapa pasangan masadepanmu? Atau Suami masa depanmu ?" Samchon bertanya dengan nada genitnya yang membuatku mual.

"Entahlah. Masih kelabu. Aku belum melihat orangnya." Aku mengendikkan bahuku. Mengatakan bahwa aku tidak tahu.

Yang lain menatapku kecewa bahkan Jin hyung misuh-misuh sendiri. Dia mencubiti Hoseok yang kebetulan tepat berada disampingnya. Yang dicubiti hanya meringis dan menahan pergelangan tangan Jin hyung.

"Sudahlah. Mengapa jadi membahas masalah ini?" aku berusaha mengalihkan pembicaraan. Sepertinya tidak berhasil. Bahkan mereka malah menggoda Jimin yang sedari tadi mengeluarkan rona merah dipipinya. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan mereka.

"Bagaimana dengan kabar pamanmu, Tae? Mereka baik-baik saja?" Seluruh perhatian terpusat lagi pada masalah inti. Lagi mereka memandangiku dan aku memandang Jimin.

"Top samchon baik-baik saja. Dia berada di Korea saat ini. Untuk Siwon samchon dia masih di Amerika entah untuk apa hingga dirinya tak memutuskan untuk kembali kesini." Ujarku sembari meletakkan jari telunjukku di dagu.

"Bagaimana dengan kontrak ini ?" Jin hyung mengangkat kontrak itu sejajar dengan wajahnya.

"Siapa pemilik dari perusahaan itu ?" Minho samchon bertanya dengan menatap berkas itu.

"Byun. Hanya itu tak ada keterangan lainnya. Apa ini nama keluarga ? Seperti tidak asing." Jin hyung meneliti lagi berkas kontak itu.

"Apa ini tidak berhubungan dengan hyungmu, Tae?" Jimin kembali menanyakan mengenai hyungku.

Future (KOOKV) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang