Future 18

4.3K 440 25
                                    












Aku menyusuri koridor kampus dengan tergesa. Aku terpaksa untuk hadir pada mata kuliah ini dengan kondisiku yang kurang fit ini. Salahkan dosennya yang memberikan kuis dadakan. Aku masuk kedalam kelas dan bersyukur bahwa dosenku belum hadir. Aku segera menuju kursiku dan duduk. Aku memperhatikan sebelahku. Tumben sekali Jimin belum datang. Aku menghubunginya dengan mengiriminya pesan. Kemudian aku mengambil bukuku dan membukanya. Mempelajari materi-materi yang akan keluar nanti. Tak lama kemudian seseorang masuk kedalam kelas. Aku memicingkan mataku saat menatap seseorang itu.

"Kau mewarnai rambutmu ?" tanyaku.

"Iya. Aku bosan dengan warna itu." jawabnya dengan enteng.

"Tak bisakah kau tidak mewarnai rambut dengan warna mencolok. Kemarin pink dan sekarang? Astaga mataku iritasi melihatnya." Keluhku padanya.

"Kau juga rambutmu bewarna merah KimTae. Kau sama mencoloknya denganku." Jawab Jimin tak mau kalah.

Seseorang tadi adalah Jimin. Dia mengganti warna rambut dengan warna oranye dan membelah rambutnya dibagian tengah. Dia menyibakkan rambutnya membuatnya sedikit berantakan. Astaga. Dia terlihat ... Tampan. Aku pasti sudah gila menyebutnya tampan.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku dan terkekeh dengan pemikiranku. Apa sebegitu dalam perasaanku hingga dapat mengatakannya tampan.

"Kau kenapa ?" Jimin bertanya padaku. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Selamat pagi. Saya akan mengabsen dulu sebelum memulai kuis." Min Kansanim datang dan telah mengabsen mahasiswanya. Aku dan Jimin telah menaruh buku didalam tas dan mempersiapkan alat tulis untuk kuis.














"Dia sangat cantik." Jimin berkata dengan memandang orang yang berada didepan. Beberapa meja dari kami.

"Rambutnya sangat kontras dengan kulit putihnya. Membuatnya lebih bersinar." Aku menimpali komentar Jimin. Menyetujui bahwa orang yang dikatakannya sangat cantik.

"Dia pintar menarik perhatian. Bahkan para mahasiswa hanya terpaku menatapnya." Jimin terkekeh memperhatikan sekelilingnya.

"Bahkan tunangannya sendiri tak lepas pandangan darinya." Aku meringis dengan ucapanku.

"Apa kau iri ?" Alis Jimin bertaut saat mendengar perkataanku tadi.

"Tidak hanya menyadarkanmu. Bahwa tunangannya pun telah jatuh dalam pesona Min Yoongi." Aku berkata tanpa memandang Jimin. Meraih sepotong daging dan melesakkannya didalam mulutku.

"Benar. Tak ada yang tak jatuh padanya. Rambut mintnya itu astaga." Jimin terus memandangi seorang Min Yoongi.

Min Yoongi yang duduk beberapa meja dari kami. Sedang menikmati makan dengan tunangannya. Tanpa memperdulikan tatapan memuja dari seluruh mahasiswa kampus. Dia baru mengganti warna rambutnya yang semula blonde menjadi warna mint. Cantik. Kesan yang diberikan oleh seluruh mahasiswa yang berada dikantin ini. Mata mereka tak berkedip memandang Yoongi termasuk Jimin dan Jungkook.

Aku hanya menatap Jimin yang terus memperhatikan sosok itu. Kemudian mengangkat bahu dan melanjutkan acara makanku.

"Kau tak mencari pacar, Jim? Biasanya setelah kau putus kau akan langsung mencari yang baru." Aku bertanya. Mengalihkan pandangan Jimin agar tak menatap sosok itu.

"Tidak. Aku lelah. Belum menemukan yang sesuai dengan seleraku lagi." Jimin menyandarkan bahunya di sandaran kursi. Mengambil sepotong daging dengan sumpit dan memasukkannya kedalam mulut.

"Wahh, ini enak." Jimin berucap.

Aku hanya terkekeh melihat pelakuannya. Jimin hanya menatapku. Kemudian melanjutkan acara makannya.

Future (KOOKV) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang