Future 40

6.1K 404 24
                                    
















Seorang pria yang sedang duduk dibangku taman dengan airmata yang mengalir dipipinya. Dirinya termenung didalam taman ditemani orang-orang yang berlalu lalang. Dia mencoba menghilangkan rasa bersalah dihatinya. Memutuskan tali pertunangan yang telah lama terjalin membuat keputusannya ditentang oleh keluarganya. Hal itu membuat namja yang bersedih itu dimusuhi oleh keluarga lainnya.

Haahh..

Pikiran berkecamuk membuatnya tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikannya. Mellihat bagaimana frustasi dirinya bahkan membiarkan luka dibibirnya mengering.

"Mianhae hyung." Suara seseorang membuatnya terkejut. Bahkan pelukan yang lama tak dirasakannya itu kini dirasakannya lagi.

Pelukan terlepas namun badan dialihkan menuju kehadapannya.

"Maafkan aku, hyung. Aku hanya marah saat kau menganggunya karena dia sahabatku." Jimin menundukkan wajahnya tanda penyesalan.

"Aku tahu. Seharusnya aku yang minta maaf padamu. Maaf atas perbuatan abeojiku padamu hingga membuatmu celaka seperti itu. Aku tidak tahu abeoji akan bertindak jauh seperti itu." Yoongi mengangkat dagu orang yang dicintainya. Dihapusnya airmata yang mengalir dari nata manisnya itu.

Jimin menggelengkan kepalanya.
"Bukan salahmu, hyung. Sudah tugasku menjaganya seperti itu." Sakit. Yoongi mencoba tersenyum ditengah sakitnya.

"Dia sangat beruntung memilikimu sebagai sahabatnya. Mau melindungi bahkan sampai nyawamu." Tertohok saat Yoongi mengucapkan hal itu.

"Aku akan menjagamu juga, hyung. Sama seperti aku menjaganya." Yoongi menggeleng. Hatinya yang sudah hancur takkan pernah kembali. Semua hancur hanya karena ayahnya.

Yoongi bangkit berdiri berjalan meninggalkan pemuda itu. Beberapa langkah dia berjalan sesroang menarik dirinya. Menempatkan bibirnya dibibir cantiknya. Menyalurkan seluruh kerinduan dan rasa cinta yang terpendam dihatinya. Yoongi hanya terdiam saat Jimin menciumnya penuh cinta tanpa nafsu. Yang terdiam menjadi bergerak melumat bibir itu yang meruntuhkan pertahanannya. Tembok yang dipasang luruh begitu saja. Airmata mengalir kembali melalui pipinya. Mengetahui hal itu sebuah telapak tangan menyentuh pipinya. Menghapus airmata yang membuat hatinya tertusuk duri. Ciuman terlepas namun pandangan mereka saling melekat. Bahkan dahinya saling bertemu dengan lain. Mata Yoongi masih tertutup sembari merasakan nafas Jimin menerpa wajahnya. Wangi milik Jimin membuatnya mabuk. Sedangkan Jimin sedang memandang wajah didepannya bagaimana cantik wajah masih sama seperti dulu. Putih dan berseri.

Yoongi membuka matanya yang bertemu langusng dengan mata milik Jimin yang memandangnya. Tolong ingatkan mereka masih disekitaran taman rumah sakit.

"Aku mencintaimu, hyung!" Perkataan Jimin membuat jantung Yoongi berdegup kencang. Bahkan debaran yang sudah lama tak dirasakan ini membuatnya wajahnya memerah. Bagaimana jantung Yoongi hanya berdegup kencang hanya untuk Jimin begitupula sebaliknya.

Jimin meraih tubuh mungil itu. Dipeluknya dengan erat menyalurkan seluruh rasa padanya. Mengecup kepala Yoongi dengan penuh rasa sayang.

"Kembali padaku, hyung. Aku mungkin tidak memiliki apa-apa untukmu. Tapi aku akan berusaha memberikannya untukmu. Aku akan berusaha membuatmu bahagia." Perkataan Jimin membuat Yoongi memerah. Dia makin erat memeluknya.

"Aku tidak janji kejadian ini tidak akan terulang. Keluargaku menentang pembatalan pertunanganku. Mungkin dimasa depan kita bisa terpisah dan aku menikah dengannya." Yoongi memeluk erat Jimin yang menegang.

"Tidak akan yang membiarkanmu mengambil milik orang lain, hyung. Aku akan merebut dirimu." Jimin melepaskan pelukan dan menatap mata Yoongi dengan pandangan tegas.

Future (KOOKV) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang