cinta tidak ada yang salah

5K 339 20
                                    

Taeyeon POV

Saat kehadirannya setiap orang dapat melihat jelas, ada suatu perubahan pada diriku ini entah sejak kapan terjadinya seperti metamorfosa. Mereka semua mengatakan kepadaku, bahwa kau bukanlah Kim Taeyeon yang dulu. Aku menjadi sosok yang rajin menghadiri kelas dan lebih banyak omong, dulu aku sangat terbatas untuk sekedar mengobrol atau basa-basi, mereka semua tidak tau apa yang salah dengan diriku, dan aku terlalu malu untuk mengatakan pada mereka. Tetapi saat Tiffany mengajar aku tak pernah hadir dalam kelasnya, aku tidak tau mengapa, yang jelas aku masih merasa kesal akan kejadian waktu itu. Aku tau ia berniat baik dan ramah ke semua penjuru kampus ini, tapi itu membuatku merasakan sakit ketika melihatnya berbagi senyuman indahnya kepada orang lain terutama dengan pria, aku selalu cemburu dan merasa kesal ketika mendapati dia sedang bercengkrama dengan salah satu dosen pria yang terbilang masih muda, selama ini aku diam-diam memperhatikannya dari jauh. Dalam diriku sendiri aku sangat merindukannya, rindu setiap inci yang ada di wajahnya maupun tubuhnya yang bisa aku pandang dari dekat, namun aku takut, takut rasa ini makin tumbuh, aku takut Tiffany membenciku. Tuhan mengapa kau ciptkan cinta yang salah ini, aku harus bagaimanan? Menguburnya jauh-jauh atau mengutarakan isi hatiku ini padanya, aku belum siap untuk menerima semua jawaban yang akan ia keluarkan dari bibirnya yang manis itu, Tiffany membuatku gila. Aku akui selama ini aku selalu bermain dengan banyak wanita, bukan aku yang mau tapi merekalah yang merengek dan hadir kepadaku untuk memuaskan hasrat mereka, aku tidak pernah bermain dengan pria karena aku tidak menginginkan dan itu sangat fatal. Setiap permainan yang aku berikan kepada wanita-wanita yang aku tiduri hanyalah sebuah permainan di keranjang tidak dengan cinta, dari sekian banyak wanita yang aku tiduri dan puaskan tak ada satupun yang bisa membuatku jatuh cinta, tak hanya belasan bahkan puluhan aku menolak setiap ucapan manis dari mereka ketika mereka mengajakku untukk berhubungan dengan jelas aku selalu menolak dengan sopan"maaf aku tidak bisa" jika ada yang sampai memaksaku aku dengan enteng selalu menjawab "bukankah kamu yang memintaku untuk memuaskanmu? Jangan harap aku akan menerima cintamu atau menjalin sebuah hubungan".

Tangan ku ini telah menjamah banyak wanita dari bawah hinga atas, bibirku yang terbilang mungil ini telah memagut bahkan dipagut banyak wanita, ingat hanya wanita tak kan kubirkan bibirku ini bisa di jamah pria. Jari-jariku ini mampu membuat para wanita mengeluarkan desahan menunjukan rasa kenikmatan yang tercipta, saat cairan seperti juss itu keluar dari lahar mereka, tak pernah sekalipun aku jijik, setiap tetesan yang masih menempel di jemariku selalu ku masukan pada bibirku dan secara sengaja aku menjilat dengan sexy di depan mereka, ah sudalah lupakan kejadian-kejadian saat di keranjang itu. Sudah beberapa hari ini menolak dan tak menjamah tubuh wanita, kebiasaanku tak pernah berubah saat malam tiba aku selalu ke club untuk melupakan kejadian-kejadian yang membuatku jengah ataupun malas untuk mengingatnya. Setiap tanganku mulai menjamah tubuh wanita aku selalu mengingat wajah Tiffany bahkan saat melihat gadis yang masih belia sudah ada di depanku yang terbaring dengan anggun dan sexy, dia blesteran menampakkan hidungnya yang mancung dan mata birunya yang membuatnya makin cantik, tapi aneh pahatan gadis itu berubah seperti pahatan yang dimiliki Tiffany seketika aku terdiam dan meninggalkan gadis itu sendirian, terlihat sekali betapa frustasinya dia yang gagal dijamaah olehku.

Tiffany oh Tiffany..

Kamulah cinta pertamaku, ketika aku tidur ingin merabahkan kepalaku di atas bantal bayanganmu hadir di langit-langita atas, kamu selalu hadir dalam setiap mimpiku, aku tidak tau apa yang hendak aku lakukan saat aku tak bisa menghapus bayanganmu itu.

Cinta pertamaku, aku pikir aku tidak akan pernah bisa merasakan cinta, tidak pernah merasakan keanehan yang kamu ciptakan pada diriku, debaran jantung ini hanya untukmu, andaikan aku dapat menunjukkanya apa yang aku rasakan padamu, tapi aku terlalu pengecut hanya bisa menyembunyikannya, sangat susah memenjamkan mata ini. Aku beranjak dari kasur memandang setiap inci wajahku yang ada pada cermin di depanku sekarang ini, cermin di dinding apakah dia peduli dengan semua yang kurasakan ini? Mungkinkah dia akan memahami semua tentang diriku, mungkinkah dia merasakan yang sama denganku, bolehkah aku berharap dengan lebih? Aku ingin merangkai asa tentangnya, namun aku enggan, takut semua asa yang aku ukir tidak akan pernah terjadi, sainganku untuk mendapatkkanya sangatlah jauh. Katakan padaku cermin, apa yang harus aku lakukan, aku tak pernah lelah memikirkannya. Bahkan rindu ini aku tahan saat aku benar-benar mampu mengutarakan semuanya. Mengapa cinta yang tercipta padaku sangat rumit dan mengapa cinta ini tidak adil? Cinta ini tumbuh dengan sendirinya, hanya sesaat menatap kedua mata itu tapi mata indah miliknya mampu menghipnotisku. Aku gila? Mungkin.... benar kata orang cinta itu gila. Akankah aku menemukan cara. Rinduku ini seperti ombak yang tak pernah sampai ke bibir pantai, sulit sangat sulit. Setiap pertemuan yang kita ciptakan secara tak sengaja tak mampu membuat bibirku untuk mengeluarkan kata-kata, terasa kelu dan kering. Malam ini terasa dingin, di luar sana terdengar rintikan hujan, aku harap air hujan malam ini mampu menyampaikan rasa rinduku, aku rindu senyumnnya. Sungguh...

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang