Chapter 14 - Lagi

2.2K 163 2
                                        

Lekas sembuh, Luna! -Ara-


Kangen Luna! Ayo berangkat latihan lagi! Cepat sembuh ya! -Helen-

Latihan jadi nggak semangat karena nggak ada cantikku :( Get well soon sayang. -Kak Aira-

Jonathan sedih ditinggal Luna. Tiap abis latihan selalu gigitin bola basket sampai meledak HAHAHA. Lexa jadi nggak semangat, kami semua juga. Cepet sembuh ya, biar bisa latihan lagi. 2 minggu lagi kita final turnamen. Pokoknya kamu harus udah sembuh! Semangat! -Coach Tommy-

Baby girl, cepet sembuh ya. Kak Jo sedih Luna nggak berangkat latihan lagi. Bahan gombalan kakak hampir pada kadaluarsa gara-gara nggak ada Luna. Cepet sembuh ya! Jangan buat cintaku ini memantul-mantul tanpa arah. Miss youuuuu! -Abang Jonathan ganteng-

"Ciyeee! Siapa itu, Non? Pake cinta-cinta segala."

Luna menoleh pada Bi Rum sambil terkekeh, lalu meletakkan surat-surat itu di bangku.

"Apa sih, Bi. Bang Jo itu udah besar, dia senior Galaxy Basketball Academy. Dia emang kayak gitu sama cewek-cewek. Cuma bercanda kok," kata Luna.

Lalu dari sebelahnya dia mengambil sebuah kotak. Kotak paling kecil ditumpukan teratas kotak yang besar.

Dia membukanya.

Sudut bibirnya terangkat, semakin lama semakin lebar, sampai akhirnya dia tertawa kecil.

Kotak itu berisi sebuah gelang dengan gantungan sebuah bola kecil terbuat dari perak. Gelang yang kemarin dia lihat di etalase sebuah toko. Yang diam-diam sangat ia sukai. Tapi karena waktu itu Lexa terburu-buru, ia jadi urung membelinya.

"Wah! Bagus banget! Itu hadiah dari siapa?" tanya Bi Rum.

Luna membolak-balik kotak berwarna biru itu namun tidak menemukan nama pemberinya. Sedetik kemudian ia tersenyum lebar.

"Ini pasti dari Lexa. Bi, tolong pakein," pinta Luna.

Bi Rum pun memakaikannya di tangan kiri Luna.

"Bagus, ya, Bi." Luna mengangkat tangan kirinya sambil menggoyang-goyangkannya.

Dia suka sekali dengan gelang ini, cantik sekali. Berkilau saat terkena cahaya dan terlihat sangat menawan melingkar di tangannya yang putih.

Rasanya seperti tidak ingin melepaskannya untuk selama-lamanya.

"Udah jangan digerak-gerakin begitu, nanti darahnya keluar." Bi Rum meraih tangan Luna. "Tuh, 'kan darahnya masuk selang infus."

Bukannya menurut, Luna malah berdiri dari bangku. Meloncat-loncat kecil sambil mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi.

"Suka, suka, suka, suka, sukaaa banget! Bagus ya, Bi! Bagus, ya! Jadi nggak sabar pengen pulang terus berangkat latihan lagi!"

Bi Rum tertawa kecil melihat Luna. Melihat majikan kecilnya itu bersemangat, hati Bi Rum terasa penuh. Dia seperti bisa merasakan rasa bahagia itu.

"Non, gerimis. Balik ke kamar, yuk," ajak Bi Rum. Angin berhembus, dan orang-orang di taman mulai pergi.

"Nanti deh, Bi. Tiba-tiba pengen hujan-hujanan."

"Hus, nggak boleh hujan-hujanan, nanti sakit. Katanya pengen cepet pulang. Kalau sakit nanti--"

"Yaudah deh iya." Luna pun menyerah. "Tapi ini bagus 'kan, Bi?"

Aluna & AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang