5

4.5K 222 0
                                    

"Fy! Lo kenapa sih? Gue ngomong nggak disahutin. Segitu asyiknya ya lo chating sama Rio" gertak Via yang melihat Ify sedari tadi mendiamkannya.

Ify tidak menjawab gertakan Via itu. Ify berdiri dari tempatnya dan meninggalkan Via yang kebingungan.
Namun rupanya Via tidak menyerah Ia mengikuti Ify dibelakangnya tanpa Ify ketahui. Via harus tau kenapa Ify mendiamkannya sejak tadi pagi.

"Fy" lirih Via ketika Ify mendudukan badannya disebuah kursi ditaman sekolah.

Ify masih diam tak menjawab, Ia masih asyik dengan ponselnya.

"Fy, gue ada salah ya sama lo? Kalo ada gue minta maaf, gue nggak bisa lo diemin kayak gini. Lo tau? Gue bakal lebih milih tenggelam disamudera daripada lo diemin gue. So, bagi tau gue kenapa lo diemin gue" ucap Via menahan isaknya.

Ify menghentikan aktivitasnya sejenak. Pandangannya Ia alihkan menjadi lurus tetap tak menengok Via. Ify menghela nafas pelan.

"Maaf Via, gue nggak maksud diemin lo kayak gini" akhirnya Ify membuka suaranya.

"Lo kenapa Fy? Lo marah sama gue? Tapi kenapa lo marah? Jelasin ke gue Fy kalo gue ada salah" air mata Via lolos dari pelupuk matanya.

"Lo nggak ada salah Vi, cuma gue yang egois aja" jawab Ify setenang mungkin berusaha menahan isakannya juga.

"Gue bukan temen yang baik buat lo Vi. Gue egois, gue mau menang sendiri, dan gue mau sesuka gue tanpa peduliin lo. Tapi-" lanjut Ify menggantung.

"Tapi apa Fy? Lo temen terbaik gue Ify. Gue nggak peduli dengan sikap lo yang itu. Karena ketika gue milih lo sebagai temen gue, gue udah siap nanggung sikap lo yang nggak gue sukain. Itu konsekuensinya"

"Enggak Via gue bukan yang terbaik buat lo. Gue nggak bisa liat lo terlalu akrab sama temen-temen yang lain, gue pengennya lo cuma akrab sama gue. Lo boleh temenan sama yang lain, tapi jangan seakrab itu. Gue enggak mau perhatian lo ke gue, lo bagi juga ke yang lain. Gue nggak mau Via. Gue egois kan Vi?! Gue egois Viaaaa" tangis Ify mulai membuncah.

"Enggak Fy! Lo tetep jadi yang terbaik bagi gue. Lo yang selalu ada buat gue, lo yang paling tau cerita gue, cuma lo yang bisa ngertiin gue Ify bukan mereka atau yang lain. Maafin gue karena gue nggak bisa jaga hati lo Fy, maafin gue. Tolong jelasin gue mesti apa? Yang penting lo jangan diemin gue kayak tadi" pinta Via sembari menatap Ify.

"Vi, lo tau? Gue nggak suka saat pertama kali gue masuk kelas, dan gue udah liat lo lagi asik ngobrol sama yang lain. Gue ngerasa kalo gue diabaikan kalo lo lagi asik sama yang lain. Gue nggak suka hal itu Via. Gue pengen jadi yang lo utamain, gue pengen jadi orang pertama yang lo ceritain tentang lo bukan Osa atau yang lain. Gue terlalu nuntut lo ya Vi?"

"Nggak----"

"Lo boleh jauhin gue kok Vi, kalo lo nggak betah sama sifat childish gue. Gue nggak apa nggak punya temen asal lo bisa bahagia. Gue sekarang nggak mau jadi beban lo karena sifat gue ini----"

"Ify!!! Gue nggak bisa jauhin lo Fy. Gue nggak bisaa!!! Gue lebih milih nggak punya temen seorang pun daripada kehilangan lo. Asal lo tau Fy, gue bukan marah atau apa saat lo diemin kayak tadi. Gue malah ngerasa bumi ngehindarin gue juga saat lo diemin gue, seakan-akan gue juga pengen acuhin semua orang biar mereka bisa ngerasain apa yang gue rasa saat lo diemin gue. Lo salah kalo cuma lo yang ngerasa sifat lo childish, gue juga gitu Fy. Gue selalu pengen jadi yang pertama buat lo. Gue pengen jadi orang yang selalu lo butuhin saat lo kesusahan" racau Via sembari terisak. Untung saja, saat ini adalah jam pulang. Maka dari itu, sudah jarang ada siswa yang melewati taman tempat Via dan Ify duduk ini.

"Dan untuk nggak ngehirauin cerita Osa dan yang lain itu diluar kendali gue Ify. Gue juga nggak pengen mereka cerita sama gue, tapi apa daya Fy. Gue nggak bisa ngendaliin diri gue sendiri, maka dari itu gue butuh lo buat nuntun gue saat gue salah dan bimbang. Gue masih butuh lo Fy, sangaaat" lanjutnya pelan.

Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang