17

3.4K 227 22
                                    

Berita Agni dan Rio berpacaran sudah menyebar dilingkungan Skenda High School. Tak jarang pula Rio dan Agni berangkat bersama ke sekolah, yang mengundang rasa cemburu dari para siswi yang mengagumi sosok Rio.

Ify pun telah keluar dari rumah sakit, dan mulai masuk sekolah lagi. Ify sudah mendengar berita tentang Rio dan Agni dari Via. Jujur saja, Ify langsung down tetapi mau dikata apalagi. Rio sudah memilih seseorang untuk menjadi kekasihnya, dan itu bukan dirinya melainkan sahabatnya. Atau mantan sahabat sepertinya, karena sampai saat ini Agni dan diri nya tak lagi bertegur sapa. Begitu juga dengan Shilla, Shilla selalu membuang muka ketika bertemu dengan Ify. Tempat duduknya pun pindah menjadi pojok seberang tempat Ify. Tapi Ify bersyukur, karena Via mau memaafkannya dan mau berteman lagi dengannya.

Pagi ini Ify diantar oleh Yonatan. Setelah pulang dari rumah sakit, Ify tidak lagi diperbolehkan untuk membawa sepeda ke sekolah lagi. Mau dibawa pun, kini sepedanya sudah rusak total malah kini sudah dibuang oleh Yonatan. Ify turun dari bangku kemudi mobil Yonatan setelah Yonatan membukakan pintu tadi. Ify tersenyum singkat dan pamit kepada Yonatan agar dirinya segera masuk kedalam sekolah.

"Makasih, ya. Aku masuk dulu" pamit Ify.

"Hati-hati, ya. Belajar yang benar biar jadi cewek yang pintar" ujar Yonatan seraya membelai rambut Ify yang tergerai.

Saat Yonatan sedang membelai rambut Ify, sebuah mobil melewati mereka dengan cepat. Membuat Ify dan Yonatan cepat minggir.

"Siapa sih, belum bisa bawa mobil itu orang" dumel Yonatan sambil melihat mobil itu yang mulai memasuki area sekolah.

Ify tahu itu mobil siapa, jadi Ify hanya diam saja. Iya, itu mobil Rio.

"Yaudah, aku masuk dulu. Kamu juga semangat kuliahnya, ya?" pesan Ify dan segera masuk ke sekolah nya. Dan Yonatan pun, mulai membawa mobilnya kearah kampus nya.

Saat Ify sedang berjalan menuju kelas, ditengah jalan Ify melihat Rio dan Agni yang sedang bergandeng tangan berjalan dari arah berlawanan. Ify menunduk nyeri saat Rio dan Agni melewatinya begitu saja, tanpa ada senyum atau sapa yang biasa mereka lakukan. Namun, Ify tidak mau ambil pusing. Ify kembali melangkahkan kakinya menuju kelas, dan tidak memikirkan Rio dan Agni lagi.

Sesampainya dikelas, Ify langsung duduk ditempatnya. Seperti biasa, kelasnya masih sepi walaupun setengah jam lagi bel masuk akan berbunyi. Ify menghembuskan nafas beratnya dan menopangkan dagu ditangannya.

"Woi, ngelamun aja. Fy!" tegur Osa yang baru saja datang.

"Eh enggak, kok. Gue nggak ngelamun Hehehe" cengir Ify.

"Fy, lo udah tau?" tanya Osa dan duduk disebelah Ify.

"Tau apaan?" tanya Ify bingung.

"Tentang Rio dan Agni" ujar Osa.

"Oh gue udah tau, kok" sahut Ify.

"Lo, nggak marah mereka jadian?" tanya Osa kaget.

Ify menaikkan sebelah alisnya. "Marah kenapa?" Ify balik bertanya.

"Kan lo suka sama Rio, tapi malah ditikung sama sahabat lo sendiri. Padahal lo sama Rio dulu udah deket banget tau, gue kira nanti lo sama Rio bakal jadian. Tapi, bukannya jadian gulo sama Rio malah jauhan. Lo sama Agni juga jadi jauh gitu" ucap Osa.

"Ini udah jadi keputusan Rio. Gue nggak bisa larang Rio jadian sama siapapun tak terkecuali sahabat gue, karena itu bukan hak gue. Dan yang terpenting, gue bukan siapa-siapa Rio" lirh Ify diakhir kalimat.

"Hehehe.. Yaudah gue mau ke kantin dulu lah, cari sarapan. Lo ikut nggak?" tawar Osa.

"Gua udah sarapan tadi" tolak Ify halus.

Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang