16

3.4K 208 54
                                    

"Rio! Tunggu!" teriak Alvin sambil mengejar Rio yang menyusuri lorong rumah sakit.

"Mas, jangan teriak-teriak. Ini rumah sakit bukan hutan!" dumel salah seorang keluarga pasien yang merasa terganggu karena teriakan Alvin.

"Maaf, pak" ujar Alvin meminta maaf dan kembali mengejar Rio.

"Io! Tunggu, yang lo lihat nggak seperti apa yang lo bayangin" ujar Alvin dan mencekal tangan Rio yang hendak membuka pintu mobilnya.

"Apa sih lo, Al" ucap Rio menepis tangan Alvin kasar.

"Ck, sampai kapan lo mau terus-terusan kayak gini?! Gue tau lo cinta sama Ify! Lo juga udah tau 'kan, kalau Ify itu Jifyleen. Harusnya lo senang, kalau orang yang lo cintai memiliki perasaan yang sama kayak lo juga. Lo juga harusnya lega karena lo nggak bingung mau pilih yang mana, Ify apa Jifyleen. Karena mereka satu orang yang sama. Buang amarah lo, kalau lo nggak mau nyesal diakhiran. Dan saran gue, lo dengerin penjelasan Ify dulu" ucap Alvin dengan penuh penekanan.

Namun, Rio tidak menggubris ucapan Alvin dan langsung masuk kedalam mobilnya. Rio membanting pintu mobilnya dan menginjak gas mobilnya dengan kencang. Alvin tak percaya dengan apa yang terjadi dengan Rio. Entahlah apa yang ada difikiran Rio sampai seperti kesetanan seperti ini.

Alvin pun kembali keruang rawat Ify.

"Gimana Rio, Vin?" todong Via begitu Alvin masuk kedalam ruangan.

"Rio pergi gitu aja" ucap Alvin sambil mengedikkan bahunya seraya duduk disofa.

"Lo jangan khawatir, Fy. Gue yakin Rio nggak bakal kayak gini terus. Dia cuma kaget aja setelah mengetahui kalau lo itu Jifyleen" lanjut Alvin mengusap wajahnya lelah.

"Hmmm" gumam Ify pelan.

"Kamu nggak papa?" tanya Yonatan lembut sambil mengusap kening Ify.

"Enggak, aku capek mau tidur" ujar Ify dan mulai memejamkan matanya.

Setelah Ify sudah terlelap, Yonatan menghampiri Alvin dan Via yang duduk terdiam.

"Rio, siapa?" tanya Yonatan tiba-tiba sehingga yang tadi menunduk mendongakkan kepalanya.

"Teman sekolah kita" jawab Via singkat yang membuat Yonatan tak puas dengan jawaban Via.

Yonatan mengernyit. "Just that?"

"Iya kita cuma teman. Lo kalau masih penasaran, nanti tanya aja sama Ify tentang hubungannya dengan Rio. Kita nggak ada hak buat ngasih tau. Karena kita juga bingung sama apa yang terjadi" tutur Alvin.

Yonatan hanya manggut-manggut saja, didalam hatinya masih belum puas dengan jawaban dari sepasang kekasih yang ada di depannya ini.

"Kalau gitu, kita pamit dulu. Ya? Udah mau malam, nggak enak gue bawa cewek pulang malam" pamit Alvin pada Yonatan.

"Oh iya" sahut Yonatan.

"Kita pulang dulu, Yon. Jaga Ify baik-baik, jangan ditinggal lagi" pamit Via sekaligus menyindir.

"Pasti gua jagain dan nggak bakal gue tinggal lagi" balas Yonatan cuek.

Alvin dan Via pun keluar dari ruang rawat Ify menuju parkiran rumah sakit.

Setelah sampai didepan mobil Alvin, mereka berdua langsung masuk kedalamnya. Alvin dan Via masih terdiam, bahkan Alvin tidak menyalakan mobilnya.

"Vin, menurut kamu Rio bakal marah sama Ify? Aku takut, Ify jadi tambah down kalau Rio terus kayak gini" ujar Via sambil menatap Alvin.

"Yang pasti, Rio udah marah sama Ify. Tapi aku yakin Rio nggak bakal lama marahnya, karena Rio cinta sama Ify dan Jifyleen" ucap Alvin balik menatap Via sehingga kini mereka berhadapan dan saking memandang.

Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang