13

3.4K 213 3
                                    

"Jadi, apa masalah lo?" tanya Rio.

Seperti apa yang Rio katakan tadi, sekarang dirinya sedang bersama dengan Ify yang akan berkeluh kesah dengannya. Rio dan Ify duduk dibangku taman dibawah pohon rindang. Rambut panjang Ify yang tergerai berayun ayun mengikuti arah angin melaju.

Ify menyelipkan poninya kebelakang telinga kanannya. Tangannya mengetuk-ngetuk buku tebal yang berada dipangkuannya.

"Cakka, suka sama gue" kalimat itu terlontar begitu saja dari bibir manis Ify.

"Cakka?" ulang Rio memastikan.

"Iya, Cakka Nuraga" jawab Ify sambil menolehkan pandangannya kearah Rio.

"Bukannya Cakka pacaran sama Shilla?" tanya Rio bingung.

"Iya, tapi Cakka bilang kalau dia terpaksa pacaran sama Shilla" ucap Ify.

"Terus, kenapa lo tadi nangis?" tanya Rio lembut.

"Agni tadi liat gue sama Cakka pelukan dan salah paham sama gue, dia marah banget. Gue nggak bisa marahan sama Agni. Dia teman yang selalu ngertiin gue" tutur Ify, matanya mulai berkaca-kaca.

"Emmm.. Lo suka sama Cakka?" tanya Rio.

"Lo tau siapa orang yang gue suka. Yang pasti bukan Cakka, gue juga takut nanti Shilla ikut salah paham dan akhirnya gue dijauhin sama mereka" Rio mengangguk mendengar ucapan Ify. Keduanya terdiam, Ify menatap bunga ditaman dengan pandangan kosong.

"Lo jangan sedih, nanti gue bisa jelasin ke Agni" putus Rio yang tadi diam. Ify ragu dengan ucapan Rio. Rio yang mengetahui dengan bagaimana cara Ify menatapnya, hanya tersenyum dan meyakinkan Ify.

"Lo nggak usah sedih, gue bakal selalu ada disamping lo. Kalau ada masalah, lo bisa berbagi ke gue"

Ucapan Rio sukses membuat Ify melambung seketika. Bibirnya mulai tersenyum dan pandangannya kembali menatap Rio yang sedang menatapnya juga.

"Makasih, Io" ucap Ify.

"Hmm" Rio hanya bergumam saja. Keduanya kembali terdiam, seperti tidak menemukan topik am yang akan dibicarakan lagi.

"Io, kita ini apa?" tanya Ify kemudian.

"Maksudnya?" tanya Rio bingung.

"Yaa... Kita ini apa? Kita nggak terikat status apapun, sampai kapan gue harus nunggu lo?" tanya Ify yang membuat Rio diam tak tahu harus menjawab apa.

Ify kaget, karena pelukan Rio yang tiba-tiba. Iya, Rio memeluk Ify setelah berkata tadi. Ify membalas pelukan Rio dan membenamkan wajahnya di bahu Rio dan menghirup kuat-kuat aroma tubuh Rio yang sangat khas ini. Keduanya terlarut dalam pelukan ini selama beberapa menit.

"Mmm.. Kita jalanin aja dulu, Fy. Gue nyaman dan suka sama lo, tapi gue juga masih nungguin Jifyleen. Gue harap lo nggak lelah buat nunggu gue yang terlalu pengecut ini" jelas Rio melepaskan pelukannya.

"Gue bakal tetap nunggu lo kok" ucap Ify tersenyum kecut.

"Oh iya, Io. Ada yang ingin gue sampaikan ke elo" lanjut Ify.

"Apa?" tanya Rio penasaran.

"Ini tentang Jifyleen. Sebenarnya, Jifyleen itu adalah" ucap Ify menggantung.

"Jifyleen adalah?" Rio menaikan alisnya dan menirukan ucapan Ify.

"Jifyleen itu gue"

💥💥💥

Gabriel dan Alvin saat ini sedang berada dilapangan basket. Mereka kini sedang menunggu Rio yang tak kunjung datang. Tadi, mereka bertiga berjanji akan berlatih basket setelah pulang sekolah. Tapi, Rio izin sebentar kepada keduanya untuk menemui Ify terlebih dahulu. Mereka mengira urusan Rio dengan Ify akan sebentar, tapi sudah satu jam mereka menunggu Rio yang tak kunjung datang.

Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang