14

3.7K 230 23
                                    

Agni terduduk menatap kearah depan dengan kosong. Berkali-kali Agni menghembuskan nafasnya gusar. Entah mengapa, melihat Cakka dan Ify berpelukan waktu itu membuat hati Agni sedikit nyeri.

"Boleh gue duduk disini?"

Ucapan seseorang menyadarkan Agni dari lamunannya. Agni menolehkan pandangannya ke orang itu dan menggeser duduknya agar orang itu dapat duduk.

"Ada apa?" tanya Agni datar.

"Harusnya gue yang tanya, ada apa sama lo? Kenapa lo marah sama Ify?" tanya orang itu yang ternyata Rio.

Agni menghembuskan nafasnya gusar kembali.

"Gue nggak tau" ucapnya sambil mengedikkan bahunya.

"Lo nggak tau, tapi lo marah? Aneh lo" cerca Rio.

"Kalau gue aneh emang nya kenapa?!! Lo kesini cuma mau ngatain gue aneh, hah!" Agni emosi mendengar ucapan Rio barusan. Kondisi hatinya sedang tidak stabil.

"Gue kesini bukan untuk ngatain lo. Gue cuma mau tanya kenapa lo marah sama Ify? Lo suka sama Cakka? Makanya lo marah liat Cakka dan Ify pelukan?" tanya Rio seraya terkekeh.

"Gu-gue nggak suka Cakka kok, jangan sok tau! Gue marah, karena gue nggak habis fikir mereka tega ngelakuin itu dibelakang Shilla" jawab Agni tajam yang awalnya gugup.

"Lo belum dengar penjelasan mereka, Ag. Lo nggak boleh asal nuduh mereka gitu aja" ujar Rio tenang.

"Gue nggak butuh penjelasan apapun. Semuanya udah jelas, Cakka memeluk Ify dan Ify membalasnya. Gue kayak gini bukan apa, cuma gue kecewa aja sama mereka karena udah nyakitin hati sahabat gue" ujar Agni berapi-api.

"Yakin, cuma karena itu? Bukan karena lo cemburu karena lo suka Cakka?" tanya Rio setengah menggoda.

"Apa sih lo, gue nggak suka sama Cakka! Mending lo pergi aja deh, ganggu gue aja!" usir Agni jengah sendiri karena omongan Rio yang ngelantur.

"Oke, gue pergi. Tapi sebelumnya gue ingatin sama lo, mending lo dengar penjelasan dari Cakka ataupun Ify. Biar lo nggak makan hati kayak gini" ucap Rio dan berlalu pergi menunggalkan Agni yang mencak-mencak sendiri.

"Gila lo, Io!" teriak Agni yang membuat Rio menoleh dan terkekeh namun tetap melangkah menjauhi Agni.


💥💥💥

Shilla duduk dibangku kelasnya sambil melamun termangu. Tatapannya kosong, lurus kedepan. Shilla masih tidak menyangka hubungannya dengan Cakka sudah berakhir. Hatinya sangat sakit mendengar pengakuan Cakka dikantin tadi. Kenapa harus sahabatnya sendiri yang dicintai oleh pria yang sangat Shilla cinta?

"Shill"

Suara itu, suara yang kini Shilla benci memanggil namanya. Shilla diam tak berniat menyahuti panggilan Cakka. Shilla sudah muak dengan Cakka dan hal yang berhubungan dengan pemuda itu.

"Shill, please" panggil Cakka sekali lagi dengan nada memohon.

"Ada apa?" Shilla menyahuti panggilan Cakka sambil menahan agar air matanya tidak keluar.

"Gue mohon, lo jangan marah sama Ify. Bukan dia yang salah, tapi gue. Tolong maafin Ify, dan juga.. Gue" lirih Cakka sambil menggenggam tangan Shilla yang langsung ditepis oleh Shilla.

"Gue udah maafin kalian. Tapi gue butuh waktu lama untuk memaafkan lo yang udah buat hati gue luka" ucap Shilla datar.

"Gue bakal ngelakuin apapun buat dapetin maaf dari lo, Shill" ucap Cakka yakin.

Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang