32

3K 172 6
                                    

Ify merasakan ponselnya bergetar disaat mengobrol ria dengan Rio, Alvin, Via dan Lea di kafe. Ify melihat ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Ify mengernyit dan ragu untuk menerima panggilan itu.

"Siapa?" tanya Rio pada Ify yang tak kunjung menerima panggilan itu.

"Aku juga nggak tau, nomor nggak dikenal." jawab Ify sambil memperlihatkan ponselnya.

"Angkat aja, siapa tau penting. Fy." ucap Via.

"Oke deh, gue keluar dulu sebentar." ucap Ify dan mulai menggeser ikon hijau pada ponselnya dan menerima panggilan itu.

"Halo?" ucap Ify pada seseorang diseberang telepon.

'Ify, tolong in aku!" ujar seseorang itu dengan nada merintih.

"Kamu siapa dan kenapa?" tanya Ify mulai panik.

"Aku Yonatan, Fy. Tolong in aku." rintih orang itu yang ternyata adalah Yonatan.

"Kamu dimana sekarang?" tanya Ify benar-benar panik.

Setelah Yonatan memberitahukan keberadaannya, Ify kembali masuk kedalam kafe dan langsung berpamitan kepada pacar dan teman-temannya.

"Io, aku harus pergi." ucap Ify bergegas.

"Kamu mau kemana?" tanya Rio bingung.

"Yonatan butuh bantuan aku, aku harus cepat menolongnya." jawab Ify.

"Aku ikut." putus Rio.

Ify mengangguk saja dan pergi meninggalkan kafe bersama Rio. Rio menuju mobilnya dan mulai mengendarainya menuju tempat Yonatan yang Ify tunjukkan. Ify langsung keluar dari mobil dan menghampiri Yonatan yang tergeletak ditengah jalanan yang sepi dengan bersimbah darah. Rio ikut turun dan berdiri disamping Ify yang menangisi Yonatan.

"Kamu kenapa?" tanya Ify dengan air mata yang turun deras dan menangkup kepala Yonatan dan menaruhnya dipangkuan.

"A.. Aku ditab--rak." ucap Yonatan terbata.

"Ditabrak siapa?" tangis Ify kemudian.

"Te--teman sekolah kamu, Fy." jawab Yonatan lemah.

Rio terkejut mendengar penuturan Yonatan. Dalam hati, Ia bertanya siapa yang telah menyelakai Yonatan seperti ini. Meski tidak suka dengan Yonatan, Rio tetap menghargai Yonatan sebagai teman dekat Ify.

"Fy, mending kita cepat bawa dia kerumah sakit." Ify hanya mampu mengangguk saja dan masih terus menangis.

Rio membantu Ify memapah Yonatan kedalam mobilnya untuk menuju rumah sakit terdekat. Rio melihat Ify yang masih memeluk Yonatan dibangku penumpang lewat kaca kecil di hadapannya. Begitu sampai dirumah sakit, Rio langsung meminta suster untuk segera mengurus Yonatan yang mulai hampir kehilangan kesadarannya. Ify mengikuti bankar rumah sakit sambil menggenggam tangan Yonatan yang melemah.

Rio langsung merengkuh Ify yang menangis melihat Yonatan masuk kedalam ruang gawat darurat untuk ditangani oleh dokter. Ify pun menangis dipelukan Rio.

"Yonatan, Io." ucap Ify sesenggukan.

"Iya kamu tenang aja, ya? Yonatan lagi diurus sama dokter." ucap Rio menenangkan Ify yang masih menangis di pelukannya.

Rio membimbing Ify untuk duduk dikursi tunggu. Rio menangkup wajah Ify dan menghapus air mata Ify yang masih menetes dari pelupuk matanya.

"Yonatan pasti baik-baik aja." ujar Rio sambil menyelipkan anak rambut Ify yang menutupi sebagian wajah Ify.

Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang