30

3K 169 1
                                    

Sepasang kekasih ini sedang berada disebuah kafe dengan kedua sahabat mereka masing-masing. Iya, Rio dan Ify mengajak Alvin dan Via nongkrong bareng. Rio dan Ify belum tahu tentang masalah Alvia yang sedang break. Alvin dan Via memang belum menjelaskan apapun kepada Rio dan Ify.

"Kapan-kapan liburan bareng lagi yuk?" cetus Ify sambil menyesap hot cappucino pesanannya.

"Boleh tuh." ujar Rio setuju yang duduk dihadapan Ify. Karena disamping Ify ada Via.

"Gimana, Al, Vi? Lo berdua dari tadi diem mulu, ada masalah?"

"Hah? enggak kok." ucap Via gelagapan karena sedari tadi melamun.

Rio melirik Alvin dengan satu alis terangkat. Sedangkan Alvin yang mengetahui Rio meliriknya hanya mampu meringis.

"Gue sama Via break." ceplos Alvin yang membuat Rio dan Ify melotot kaget. Sedangkan Via hanya bisa memandang keluar jendela kafe sembari menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang akan lolos dari pelupuk matanya.

"Kenapa?" tanya Ify kasihan sendiri.

"Lea datang lagi." jawab Alvin dengan lirih.

"Lea?" tanya Ify bingung.

"Lea pacar gue selain Via." lirih Alvin lagi-lagi sambil melihat Via yang masih menatap keluar jendela sambil menahan tangisnya. Ify kaget lagi mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alvin.

Ify segera memandang Via yang masih asik menatap keluar jendela kafe. Ify meraih pundak Via dan mengusap nya pelan, menyalurkan kekuatan kepada Via. Dan sedetik kemudian Ify merengkuh Via kedalam pelukannya. Air mata Via turun begitu saja membasahi baju seragam yang Ify kenakan.

Rio menarik Alvin keluar kafe, membiarkan Ify menenangkan Via. Alvin pasrah saja ditarik oleh Rio dan mengikuti langkah kaki Rio.

"Lo tega banget sama Via, Al." cerca Rio ketika sampai ditaman kota tak jauh dari kafe tadi.

"Gue juga nggak tau kalau bisa gini, Io." lirih Alvin dan ikut duduk dibangku taman disebelah Rio.

Alvin menghela nafasnya pelan.

"Gue kira Lea udah lupain gue, karna lo tau sendiri selama ini dia nggak pernah hubungan gue lagi. Gue kira Lea udah mutusin hubungan ini, Io. Dan waktu itu Gabriel bilang gue suruh buka hati buat yang lain, daripada gue nunggu Lea tanpa kepastian. Gue yang bingung dan liat Via suka sama gue, gue langsung coba buka hati buat Via."

Rio menatap Alvin sambil mendengarkan cerita Alvin.

"Gue kira, hati gue nggak bakal terbuka sama Via. Tapi gue salah, gue jatuh hati sama Via. Dan disisi lain, gue belum putusin Lea. Gue nggak tau mesti apa, Io? Sekarang Lea udah balik lagi kesini. Gue bingung dan Via minta break sampai gue tentu in pilihan hati gue, Io. Gue dilema." lirih Alvin mengakhiri ceritanya.

Rio menghembuskan nafasnya kasar. Rio ikut kesal dengan dirinya sendiri karena tidak tau solusi untuk masalah Alvin ini.

"Gue nggak punya solusi buat lo, Al. Tapi yang pasti, lo harus tegas buat nentuin pilihan. Lo anggap ini sebagai pilihan akhir lo, Al. Lo pilih yang bisa bikin lo bahagia setiap saat dan bisa buat lo yakin kalau dia yang lo pilih itu emang takdir lo." ujar Rio dan menepuk bahu Alvin.

"Alvin, Rio?" sapaan dari seseorang membuat Alvin dan Rio membalikkan pandangannya.

Rio melotot kaget melihat siapa yang memanggil Alvin dan dirinya tadi. Rio segera mengalihkan pandangan nya ke arah Alvin dan Alvin sama sepertinya menatap orang itu dengan kaget.

"Le.. Lea." lirih Alvin mematung.

💥💥💥

Gadis dengan dandanan feminim ini sedang mengerucutkan bibirnya sebal sambil memandang temannya yang sedang tertawa terbahak di ranjang miliknya.

"Udah deh, ketawa mulu." dengus Shilla, si gadis feminim.

Agni menghentikan tawanya dan mengelap titik air mata yang dipelupuk matanya karena terlalu asik tertawa.

"Abis gue lucu sama lo, Shill." ucap Agni dan terkekeh sebentar.

"Gue emang lucu dari lahir, makasih!" ketus Shilla.

"Oke oke gue diam." sahut Agni dan benar-benar menghentikan tawanya.

"Jadi, kenapa lo seribet ini buat jalan sama Gabriel nanti sore?" tanya Agni sambil melihat Shilla yang sedang mencari-cari baju yang ada dilemari milik Shilla.

"Iya ya, kenapa gue jadi seribet ini?" tanya Shilla sambil memeluk salah satu bajunya.

Agni menaikkan alisnya sebelah menatap Shilla yang kini sedang melamun. "Lo udah cinta sama Gabriel mungkin."

"Nggak mungkin!" sergah Shilla cepat.

"Masa?" tanya Agni menggoda Shilla.

"Agniiiii" pekik Shilla salting.

"Hahahaha." tawa Agni menggelegar kembali.

"Udah lo pakai apa aja udah cantik kok Shill. Kata Gabriel, hahaha." ujar Agni disela tawanya.

Shilla kembali mengerucutkan bibirnya melihat Agni yang kembali tertawa. Shilla kemudian meraih ponsel yang bergetar diatas nakas. Shilla langsung menekan tombol hijau dan menjawab panggilan masuk dari seseorang. Tentu siapa lagi kalau bukan Gabriel. Shilla mendengarkan saja suara Gabriel dari seberang dan langsung melototkan matanya menatap Agni yang mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Nggak, siapa bilang?" tanya Shilla pada Gabriel lewat telepon.

"Gabrieeeel.. Lo sama aja kayak Agni deh, ngeselin." dengus Shilla salah tingkah mendengar ucapan Gabriel.

"Gue nggak cinta sama lo." ucap Shilla pada Gabriel masih lewat telepon.

"Gue bilang gue nggak cinta sama lo kenapa lo malah bilang I Love You?" tanya Shilla pada Gabriel.

Shilla menatap ponselnya dam pipinya bertemu ketika Gabriel memutuskan panggilannya begitu saja setelah berucap "I Love You Too" pada Shilla yang sempat berujar I Love a
you. Gila memang!

"Cieee salting ciee..." goda Agni yang melihat Shilla kimi tersenyum sendiri.

"Sialan, sana pulang lo!" usir Shilla pada Agni.

"Yee.. Tadi melas minta gue kesini, sekarang ngusir gitu aja. Apa yang kamu lakukan itu jahat!" ucap Agni mendramatisir ucapannya.

"Lebay lo." cerca Shilla dan menimpuk Agni dengan bantal yang ada di hadapannya.

"Ter sialan lo. Gue pulang, bhay!" ucap Agni dan melenggang keluar dari kamar Shilla, meninggalkan Shilla yang sedang cekikikan.

"Dandan yang cantik, sayangku. Kali aja abang Gabriel mau nembak. Hahaha." Agni menyembulkan kepalanya dipintu kamar Shilla dan tertawa.

"Awas lo, Ag!" kutuk Shilla kesal pada Agni yang terus menggodanya.

💥💥💥

Selamat membaca!

Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang