#12

270 16 0
                                    

***

"Eh, AA Edgar," Siti, anak Babeh, terkejut melihat kedatangan Edgar. "A Edgar, gak sekolah?"

"Libur."

Siti menautkan kedua alisnya.

"Libur tapi pake seragam sekolah, A?"

"Iya, liburnya dari jam 12 siang tadi."

Mendengar jawaban Edgar barusan, Siti berusaha menahan tawanya. "A Edgar, mau minum apa?"

"Ada aqua?"

"Gak ada, A. Habis. Adanya Vit."

"Yaudah, frutang satu, yak."

Siti tertawa, ia tak dapat lagi menahan tawanya kali ini. "Iya, A."

Edgar mengeluarkan rokok dari saku celananya. Menyalakan pemantik api, lalu mulai menghisap asap-asap bernikotin itu.

Menikmati setiap sesapan rokoknya yang dapat mengurangi emosi yang ia rasakan.

"What's up, Dude..."

Seperti biasa, kedatangan Leo nyaris membuat Edgar terkejut.

"I dont wanna talk about that."

Leo mengangguk. "It's oke. At least, lo udah berusaha."

Hening untuk beberapa saat.

"By the way, lo udah buka kado dari gue tahun lalu?"

Edgar mematikan putung rokoknya yang sudah habis. Lalu, kembali menyalakan yang baru.

"Belom. Gue belom sempet. Nanti gue buka."

"Haha. No worries, Dude. It's oke. Gue maklumin karena lo punya beberapa hari yang berat setahun belakangan ini."

Edgar tertawa. Kali ini, tawanya tidak seperti biasanya. Sedikit diiringi dengan kata kesal.

Dari kejauhan, pasang matanya melihat motor kedua sahabatnya melaju.

"You wanna join with us?" ajak Edgar.

"Are you gotta be kidding to me? No, thanks." Leo pun berlalu, meninggalkan Edgar saat kedua sahabatnya datang.

"A, ini frutangnya," Siti meletakkan lima gelas frutang di hadapan Edgar.

"Banyak amat, Ti?"

"Ya buat bekel nanti pulang, A Edgar."

"Buset. Dikata gue anak TK pake bekel," celetuk Edgar.

"Hai, neng geulis," goda Angga.

Siti yang malu-malu, langsung masuk ke dalam rumah miliknya.

"Parah, lo, Ngga. Udah tau Babehnya jagoan betawi. Mau dihajar, lo?" celetuk Stefan.

"Yaelah, disenggol aja nggak."

Angga meraih segelas frutang lalu mengenggaknya sampai habis.

"Lagian Siti kan udah dijodohin."

Edgar dan Angga menengok bersamaan ke arah Stefan.

"Sama siapa?" tanya Angga.

"Noh, AA Edgar."

Serentak, ketiganya tertawa geli. "Si bangsat, bisa aja."

"Jadi, mau kemana kita hari ini?"

"Tempat biasanya."

A Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang