***
Hari keempat.
Belum ada tanda-tanda yang menunjukkan Edgar sadarkan diri.
Caca nyaris frustasi.
Haruskah ia menyerah sekarang?
"Gar, tadi gue ke warung Babeh, 'kan. Terus katanya Babeh sama Siti nitip salam buat lo. Tuh, Gar, banyak yang kangen sama lo. Bangun dong, Gar. Lo gak kangen sama mereka?" ujar Caca.
Caca mengusap wajah Edgar yang masiih memucat.
"Lo gak kangen gue?" gumamnya pelan.
Lagi, Caca menitikkan airmatanya. Entahlah, perasaannya semakin tidak karuan. Ia semakin hancur berkeping-keping. Tak tahu lagi harus bagaimana jika akhirnya ia akan kehilangan, lagi.
"Gue kangen lo, Gar. Banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Second Chance
Teen FictionJalanan adalah gallerynya. Hidupnya adalah kanvas. Dia adalah kuas. Dan, Tuhan adalah juri. Yang akan menentukan, bagus atau tidaknya gambar yang ia buat dalam kanvas dan gallerynya. Dan, the best partner in lifenya adalah adiknya sendiri. Tanpa it...