***
19 maret 2017.
Akan menjadi hari yang paling indah untuk Caca. Dimana ia akan bertambah usia dan menjadi semakin dewasa.
Namun, tiga hari menjelang hari itu. Edgar belum menunjukkan kepulangannya.
Ia berusaha mengontak Bila untuk sekedar menanyakan kabar anak laki-laki yang membuatnya rindu, tapi masih belum ada jawaban pasti yang membahagiakan.
Caca menghela nafasnya.
Ia masih duduk termenung di bangku Bandara Soetta. Dengan membawa harapan, Edgar akan pulang.
Setiap saat ia mendengar pesawat landed, ia berharap itu Edgar.
Tapi, ternyata nihil.
Caca mengusap airmata yang mulai membasahi pipinya. Ia melangkahkan kakinya gontai menyambut sang senja.
Entah harus berapa lama lagi ia menunggu. Bahwa, laki-laki itu akan kembali padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Second Chance
Teen FictionJalanan adalah gallerynya. Hidupnya adalah kanvas. Dia adalah kuas. Dan, Tuhan adalah juri. Yang akan menentukan, bagus atau tidaknya gambar yang ia buat dalam kanvas dan gallerynya. Dan, the best partner in lifenya adalah adiknya sendiri. Tanpa it...