#17

229 14 0
                                    

***

Setelah menceritakan kejadian yang dialami, Caca memeluk Bila dengan erat.

"It's oke. Yang penting lo baik-baik aja," ucap Caca menenangkan.

Bila merasakan kenyamanan yang lain berada dalam pelukkan Caca. Umur mereka yang memang tidak jauh beda, namun Bila bisa menganggap Caca seperti kakaknya sendiri.

"Lo udah makan?"

Bila menggeleng.

"Makan dulu, yuk."

Caca meraih tangan Bila ke meja makan. Memperlakukan Bila seperti adiknya sendiri.

"Biya, mau makan apa?"

Mendengar ucapan Caca barusan, Bila terhenyak. "Eh, maksud gue, Bila."

"Apa aja, Ca."

Caca mengangguk,"Oke."

Sera sibuk menyiapkan makan siang di dapur. Sedangkan, Edgar, sibuk menata emosinya yang sejak tadi ia pendam.

Sesekali, Caca melirik ke arah Edgar. Jujur, ia begitu mengkhawatirkan Edgar.

Terlebih setelah kejadian yang menimpa Bila. Edgar pasti tidak akan tinggal diam.

"Eh, elo," teriak Caca.

Membuat Edgar menoleh.

"Mau makan apa gak?" tanyanya bak preman. "Kalo gak yaudah, gak maksa, sih. Cuma basa-basi aja."

Sera geleng-geleng. "Ca, jangan galak-galak ih."

"Biarin aja apa, Ma."

"Edgar sini makan bareng."

"Iya, Tante."

A Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang