17. Jealously

24.6K 1.9K 53
                                    

I'm jealous of the nights that I don't spend with you,
I'm wondering who you lay next to...

*

Luna berjalan ke arah operation room (OR) untuk melaksanakan tugas pertamanya pagi ini. Ia bersenandung ria karena hari ini ia sangat bahagia. Kemarin saat pulang ke Medan ia ditemani sahabat sekaligus kakak terbaiknya, Julien. Lalu ketika sampai di apartment Alkins menghubunginya dan mengatakan maaf tidak bisa menjemputnya di airport karena ada operasi dadakan. It's sweetest thing dari seorang tembok es untuk sedikit kekhawatiran seorang pria terhadap wanitanya.

Apakah mereka pacaran?
Probably.
Luna senyum-senyum sendiri memikirkan pertanyaan klise itu.

Tapi ketika berada di London seminggu lalu Luna bak putri kerajaan yang baru saja menemukan pangerannya.
Alkins treated her like a princess.

Mulai dari membawanya ke kediaman keluarga Aked dan mengenalkannya sebagai 'wanita yang sedang dekat dengannya'.
Oh Tuhan.... kalaupun ini mimpi untuk Luna mohon diperpanjang durasi mimpinya agar tidak segera berakhir.

Bugh..... Luna menabrak seseorang dan tulang hidungnya hampir patah.

"It isn't time to daydream..." Kata Alkins mengagetkan Luna.

Gotcha... Luna menabrak Alkins tepat depan OR dan dilihat oleh beberapa orang di sana.

"Hai..." Luna membuat tanda 'peace' dengan tangannya dan tersenyum menawan.

"Ayo masuk, do hand hygiene and wear our surgery grown."
Kali ini sikap Alkins dingin seperti biasa, tidak lebih dari seorang pimpinan terhadap bahawannya.
Sehingga membuat Luna memutar matanya, ia dongkol. Ia tidak mengharapkan sapaan selamat pagi yang manis tapi minimal jangan menghancurkan mood nya dengan perintah kaku khas si Lemari es.

Sepertinya mimpi manis Luna akan segera berakhir segera.

*

Sebelum memasuki Oar dr. Aked melakukan briefing pada tim neurosurgery dan tim anastesi serta memimpin doa sebelum melakukan tindakan pembedahan. Kali ini dr. Luna yang baru pulang dari London menjadi asisten untuk operasi pada kasus Facial Spasms dimana pada pembedahan ini berguna untuk mengambalikan fungsi saraf pada bagian wajah pasien agar dapat kembali seperti semula.

Pada operasi ini dr. Fathur menjadi ketua team dari bagian anastesi.

On going Surgery
Patient : Victoria Davis
Head Team : dr. Alkins Samudera Aked (Neurosurgery)

Surgery Begin

"Anesthesia session..." kata dr. Aked kepada team anastesi.

Team anastesi yang diketua dr. Fathur langsung melakukan tindakan yaitu menyuntikkan obat yang berguna untuk membuat pasien tidak sadar selama proses pembedahan.

"Count backward from ten to one." dr Fathur memberikan instruksi kepada pasien agar menghitung mundur.

Selang beberapa detik kemudian lalu dr. Fathur kembali memberikan instrusi saat pasien sudah benar-benar tidak sadarkan diri. "Intubation please... after this you can start the surgery dr. Aked."

Lalu dr. Aked mengangguk.

dr. Aked memulai membedah kepala pasien lalu mengintruksikan beberapa hal kepada dr. Luna agar memberinya alat yang ia butuhkan.
"Cottonoid... Dissector"

"Yes, doctor." Luna dengan sigap memberikan apa yang dr. Aked butuhkan.

"Do you see the lateral spread response...? Lihat dengan seksama." dr. Aked menanyakan respon saraf pada bagian lateral untuk memastikan nantinya facial spasms itu menghilang. Sehingga fungsi wajah bisa kembali seperti semula.

dr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang