30. A Square Deal

20.5K 1.9K 136
                                    

If it makes her happy...
I'm happy...

*

Alkins harus menggendong Luna yang jatuh tertidur saat mobilnya sampai di basement apartment Luna. Saat ia akan membangunkan Luna, ia melihat Luna sudah terlelap hingga mendengkur kecil. Hal ini membuatnya tidak sampai hati membangunkan Luna yang terlihat sangat lelah.

Saat didepan pintu apartment Alkins baru saja ingat bahwa ia tidak tau apa sandi nya. Melihat Luna yang tertidur pulas membuat Alkins nekat untuk membuka pintu itu dengan mencoba-coba digit angka tanggal lahir Luna.

Namun gagal. Ia mencoba lagi, mungkin saja sandinya tanggal lahirnya pikir Alkins dengan percaya diri.

Click.... The door is open.

Alkins terhenyak, ia sedikit terkejut saat tau bahwa pintunya dapat dibuka. Bagaimana bisa wanita yang ada digendongannya ini berpikir untuk menjadikan tanggal lahirnya sebagai sandi.
Sulit dimengerti.

Tanpa berpikir panjang Alkins langsung membawa Luna menuju kamar dan meletakkan Luna di atas tempat tidur lalu menyelimuti gadisnya itu. Luna menggeliat saat Alkins akan beranjak dari situ, sehingga Alkins harus menepuk punggung Luna agar kembali tenang.

Alkins sepertinya tidak berniat pulang dan meninggalkan Luna sendirian. Jadi ia memutuskan untuk tidur di sofa bed yang ada di ruang tamu. Ia juga sama lelahnya dengan Luna dan butuh istirahat setelah kejadian menghebohkan tadi.

*

Saat jam di dinding menunjukan pukul 4 dini hari Alkins tersentak bangun. Ia merasa lengan sebelah kanannya kebas dan mati rasa. Lalu saat ia melirik ke samping dan sedikit terkejut ternyata Luna tidur disampingnya berbantalkan lengan kanannya. Sofa milik Luna bisa dilebarkan untuk tidur karena jenis sofa bed.

"Kenapa ninggalin aku sendirian di kamar...?" tanya Luna dengan suara serak khas bangun tidurnya dengan mata masih terpejam.

"I just wanna let you get a rest..." Alkins lalu mengusap pucuk kepala Luna dengan tangan kirinya.

"I couldn't sleep if you're not there... Really." rajuk Luna sambil mengkerucutkan bibirnya.

Alkins tersenyum gemas...

"So... Could you sleep if you stay in this sofa bed with me?"

"Ini nih... lengan kamu..." Luna menunjuk lengan Alkins yang ia peluk. "Peluk-able banget tau. Bisa buat tidur jadi nyenyak."

Cup... Alkins mengecup bibir Luna singkat.

"Kamu itu selalu curang deh Al... Selalu ambil start duluan." kata Luna sambil manyun.

"It's okay if I steal it..." kata Alkins santai.

"Al... When I'm with you, I feel so safe. Like I'm home." kata Luna sambil memeluk erat tubuh Alkins.

"Me too sunshine..."

"Al..."

"Hmm..."

"Menurut kamu... Aku ini gimana sih Al...? Aku kelihatan sombong atau arrogant ya? Atau style aku selama ini kurang merakyat? Tapi kan aku gak pernah kerja pakai stelan mahal apalagi nenteng tas Kremes kaya Syahrini. Kenapa ya para Intern gak suka sama aku Al... Aku harus apa biar orang-orang stop to do bullying." Luna nampak sedih.

Alkins tidak menjawab. Hanya  membalas pelukan Luna dengan erat. Ia tidak ingin membahas apapun yang akan membuat Luna sedih.

"Ya... kok gak dijawab sih... Kalau kamu gak jawab, aku balik ke kamar nih." ancam Luna.

dr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang