Like an emergency light...
I’m the only one with the light on in the darkness...
Will I see you again?
I’m standing in front of destiny...
That has passed me by again...
No matter how much I think about it, the answer is you...*
Luna telah siap menerima amukan Dyno yang sedang mengemudi dalam diam di sampingnya sejak tadi. Abang sepupu Luna itu tidak bicara sedikitpun sejak menyeret dirinya dari area Lanud hingga saat ini. Sepertinya Dyno mogok bicara apalagi saat tau bahwa Luna mengejar mantan tunangannya yang setengah mati di benci Dyno.
Luna merasa takut karena biasanya Dyno orang yang tidak akan melampiaskan marah dengan diam. Dyno akan sangat cerewet jika sedang marah. Sepertinya level marah Dyn sudah diatas ambang batas daripada biasanya.
Luna mengetuk-ngetuk jemarinya dengan bosan pada dashboard sambil sesekali mengganti-ganti lagu yang sedang diputar pada dvd player yang ada di dalam mobil Dyno.
Ia melakukan itu agar menarik perhatian Dyno. Namun pria itu sama sekali tidak begeming bahkan melirik ke arah Luna pun tidak.Benar-benar marah, pikir Luna.
Seharusnya tadi Luna memaksa Cassandra agar ikut dengan mobil ini namun Cassandra menolak karena ia akan kembali ke KIH karena tiba-tiba saja ada panggilan emergency. Karena itu Luna akhirnya merelakan Cassandra pergi dan ia terjebak disini sendirian dengan keheningan yang luar biasa. Kemarahan orang yang biasa cerewet ternyata sangat mengegerikan.
Biasanya moment seperti ini hanya ia dapat ketika bersama Alkins.Luna mulai merindukan pria itu. Pria yang barusan mengatakan padanya untuk sabar menunggu.
Ketika mereka sampai di kediaman keluarga Kim. Terlihat Julien, Manda, Gwen-asisten tuan Kim serta beberapa dokter dan perawat yang didatangkan dari KIH sedang menyambut mereka denganraut wajah cemas luar biasa.
Saat Dyno akan turun dari mobil tiba-tiba Luna menahan lengan kiri abangnya itu. Ia ingin bicara empat mata.
"I know that's it was wrong. I haven't doing it. I'm sorry Bang... Really sorry... Aku tidak bermaksud membuat abang marah." Kata Luna lirih.
Dyno diam beberapa saat. Lalu tatapannya melembut pada Luna. Bagaimanapun juga Luna adalah adik kesayangannya.
"Laluna Kinara, adikku sayang. Kamu tau hal apa yang aku, Julien, Papamu dan keluarga takutkan...?" Tanya Dyno serius sambil menghadap ke arah Luna lurus.
Luna hanya menggelengkan kepalanya pelan tanpa mampu menjawab pertanyaan Dyno dengan suara.
"Kehilangan, I don't wanna feel it... It will be worse thing..." Dyno membuang muka ke arah lain setelah mengatakan hal pahit yang ada di dalam kepalanya.
Luna terperangah lalu menundukkan kepala.
Dyno tentu saja merasa sedih akibat apa yang Luna lakukan ini membuat keluarganya mengkhawatirkan dirinya.
"Luna minta maaf... Luna minta maaf bang..." Luna terisak-isak sedih. Entah bagaimana ia begitu sedih hanya karena satu kata yang diucapkan Dyno. Padahal biasanya Luna tidak sesensitif ini.
"Lupakan dia... He doesn't love you... Let's move to Bali... You deserve to be happy." Pinta Dyno.
Luna terperangah mendengar permintaan Dyno. Jika ia pindah ke Bali bagaimana Alkins akan menemukannya. Karena akses yang ia dan Alkins miliki sudah diputus oleh pihak keluarga Luna.
"Luna gak mau Bang, Luna mau disini aja tunggu Alkins pulang. Alkins sudah jelasin ke Luna kalau Alkins bakal balik... Nanti dia bakal jelasin ke keluarga kita... Luna sama baby mau tunggu Al..." Kata Luna terisak-isak sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aked
General FictionBisakah aku berjanji untuk menjadi penawar luka hatimu. Sehingga painkiller pun tidak berguna. Alkins Samudera Aked~ Bukan kah seorang dokter hanya menyembuhkan luka fisik saja, tau apa soal hati. Laluna Kinara Kim~ Hanya sebuah kisah romansa b...